Luca Toni: The Journeyman Assassin

Heri Susanto - May 26, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Mulai Dikenal Publik Italia

Di akhir musim 2003/04, Toni membuat langkah mengejutkan dengan hengkang ke Palermo yang kala itu masih bermain di Serie B. Tim asal Sicilia mengusung misi untuk tampil di Serie A untuk kali pertama dalam 30 tahun. Hal tersebut sukses diwujudkan dan nama Toni menjadi bagian penting dalam tim. Ia sukses meraih gelar sebagai top skor Serie B dengan 30 gol. Bahkan di tahun yang sama, namanya masuk ke dalam skuat Timnas Italia.


Baca Juga:


Sukses bersama Palermo masih berlanjut. Toni kembali sukses mencetak banyak gol untuk tim Kota Mafia. Di musim keduanya, Rosanero sukses meraih tiket ke Europa League dan Toni mampu mengemas 20 gol. Reputasi Toni sebagai seorag striker top pun mulai diperhitungkan. Meski mendulang sukses bersama klub, ia membuat sebuah keputusan kontroversial yakni dengan membelot ke kontestan Serie A lain, Fiorentina.

La Viola yang kepincut dengan torehan 50 gol Toni dalam dua musim membawanya ke Firenze dengan mahar 10 Juta Euro. Keputusan ini sempat menjadi buah bibir terutama bagi fans Palermo. Di musim pertamanya bersama Fiorentina, ia sukses mengemas 31 gol di kancah Serie A. Hal tersebut menjadi spesial lantaran belum ada pemain asal Italia yang mencetak lebih dari 30 gol dalam kurun waktu 51 terakhir. Hal tersebut jelas menjadi momen terbaik untuk catatan rekor individu yang ia kemas semasa menjadi pemain profesional.

Dalam tiga musim berturut-turut, ia sukses mengemas 81 gol. Bahkan di musim 2006/07, Toni berhasil menjadi salah satu striker yang paling diperhitungkan di Eropa. Hal tersebut membuatnya masuk ke Piala Dunia 2006. Spesialnya, di tahun tersebut, Italia keluar sebagai juara. Hal manis pun diraih Toni: Reputasi sebagai striker mulai terangkat dan namanya dikenal ke seantero dunia.