Luca Toni: The Journeyman Assassin

Heri Susanto - May 26, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Hengkang ke Jerman

Hadirnya skandal di italia lantaran Calciopoli memberikan banyak dampak. Fiorentina, tim yang dibawanya betengger di peringkat empat pada tahun 200/06 harus terperosok ke peringkat sembillan.  Poin mereka pun tereduksi hingga 15. Tak hanya itu, kasus yang sama membuat gol Toni terkikis 16 digit. Angka ini memang terbilang besar terlebih untuk pemain yang baru mendapatkan popularitas macam Toni.

Bayern Munchen, yang baru saja ditinggal Roy Makaay yang memutuskan pulang ke Belanda membuat Bayern mau tak mau harus mencari mesin gol baru. Pilihan pun jatuh kepada Luca Toni. Kedatangan Toni sendiri didukung penuh oleh legenda klub Franz Beckenbauer. Der Kaizer mengungkapkan bahwa Tonigol merupakan jaminan pundi-pundi gol bagi timnya.

Jarang ada pemain Italia yang hengkang ke Negara lain di usia produktif. Kebanyakan dari mereka hengkang kala usianya sudah menua. Del Piero pergi ke Australia pada usia 28. Marco Di Vaio dan Alessandro Nesta hengkang ke Montreal Impact saat keduanya berusia 26 tahun. Satu-satunya anomali hadir pada Marco Verratti, ia memutuskan hengkang ke PSG pada usia 20 tahun. Namun PSG bukanlah destinasi perualangan mengingat mereka tak memiliki rival ketat di kancah domestik. Toni melakukan hal yang berbda

Datang di bursa transfer musim panas 2007 dengan mahar 11 juta Euro pada usia 30 tahun, ia mendapatkan nomor 9. Namun, tempat di tim utama tak serta merta menjadi miliknya. Ia harus bersaing dengan Miroslav Klose sebagai juru gedor tim. Toni memenangkan persaingan dan mencetak 39 gol di berbagai kompetisi pada musim perdananya. Musim tersebut juga sukses membuat Die Roten mengoleksi treble winner domestik.


Baca Juga:


Musim kedua penyerang Italia tak berjalan sesuai rencana. Bayern harus merelakan gelar Bundesliga berpindah tangan. Ia juga hanya mamp mengemas 14 gol di kancah domestik.  Torehan terseebut turun 10 angka dibaning musim sebelumnya. Bahkan namanya sempat bersitegang dengan Louis Van Gaal yang menjadi pelatih Bayern di musim ketiga Toni. Namanya mau tak mau terdepak dari skuat dan ia kembali harus menjalani hidup sebagai nomaden dengan berpindah dari satu tim ke tim lainnya.