Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo Benoit Assou Ekotto, Pesepakbola yang Tak Peduli dengan Sepakbola

Obrolan Vigo Benoit Assou Ekotto, Pesepakbola yang Tak Peduli dengan Sepakbola

Vivagoal Berita Bola Pesepakbola pada umumnya akan sangat mencintai pekerjaannya. Namun hal tersebut nampak tak berlaku bagi Benoit Assou Ekotto. Pemain asal Kamerun sama sekali tak menyukai sepakbola dan hanya menjadikan olahraga ini sebagai sarana untuk memperkaya diri.

Di Brazil, banyak anak-anak kecil yang menggantungkan mimpi untuk menjadi pesepakbola prodesional guna menstabilkan kondisi keluarga agar menjadi lebih baik. Tak terhitung berapa banyaknya pemain Brazil yang menjadi kaya dari sepakbola.

Bahkan, beberapa di antara mereka tak ragu untuk meninggalkan hingar bingar sepakbola Eropa guna mengeruk gaji yang besar. Oscar, Hulk, Ramires menjadi beberapa pemain asal Brazil yang mendadak menjadi miliuner kala memutuskan hengkang ke Negeri Tirai Bambu.

Sementara itu, tokoh utama dalam serial kartun Captain Tsubasa, Tsubasa Ozora sering berujar jika bola adalah teman. Hal tersebut seakan memberikan gambaran jika menjadi seniman dengan bola bisa saja dilakukan. Ada berbagai pemain stylish yang kerap mengundang decak kagum kala bola berada di kakinya. Ronaldinho, Diego Maradona, Juan Roman Riquelme, Xavi Hernandez hingga Lionel Messi mampu mentransformasikan bola selayaknya teman sendiri.


Baca Juga:


Namun gaiarah terkait memainkan sepakbola sama sekali tak terjadi dalam diri Benoit Assou Ekotto. Di awal karir, ia sempat memperkuat tim Prancis, RC Lens. Karirnya mulai terlihat tatkala ia memutuskan hengkang ke Inggris guna memperkuat Tottenham Hotspur di tahun 2006 lalu. Ia mulai bermain reguler bersama Spurs dan namanya terangkat.

Karirnya berjalan lumayan dalam rentang 2006-2015. Ia memainkan 205 laga resmi di lintas kompetisi dan mendulang empat gol serta 10 assist bagi klub. Prestasi terbaiknya hanya hantarkan Spurs mendulang runner up di Piala Liga musim 2008/09 lalu.

Ekotto yang Menjadikan Sepakbola untuk Perbaiki Kehidupan

Namun di tahun 2010, ia sempat berujar jika sepakbola sejatinya bukanlah sebuah hasrat yang ingin dimainkan dengan dirinya. Sepakbola adalah sebuah pekerjaan yang mendatangkan banyak uang. Meski begitu, ia masih mencoba bersikap profesional dan setelahnya, ia akan melupakan sepakbola.

“Sebuah karir yang hanya bertahan 10, 15 tahun. Itu cuma pekerjaan. Ya, itu bagus, dan pekerjaan yang bagus. Saya tidak bilang kalau saya membenci sepakbola tapi ini tidak sesuai dengan gairahku. Bahkan di London, saya seperti Turis,” ungkapnya kepada the Guardian pada medio 2010 lalu.

Coming out dengan pernyataan tersebut memang tak salah. Namun secara performa, belakangan ia mengalami penurunan. Ekotto bahkan tak sempat masuk dalam rencana tim dan sempat dipinjamkan ke Queens Park Rangers guna mendapatkan menit bermain.

Setelahnya, performa sang pemain tak lagi sama. Ia jarang dimainkan dan hanya menghabiskan waktu duduk di bangku cadangan serta berlatih fisik untuk menjaga konfisi. Gaji 40 ribu paun, yang diberikan Spurs untuk pemain yang tak banyak berkontribusi dengan klub sekaan sia-sia. Ia pun pada akhirnya dilepas gratis di Januari 2015 dan St Etienne merekrutnya untuk kembali mentas di Prancis pada musim panas setelahnya.

Di Etienne, Ekotto juga tak terlalu memikirkan soal kontrak sponsorship dari sebuah apparel. Sponsor tersebut bisa membuat sang pemain mendapatkan kebutuhan terkait sepatu dan hal-hal lain untuk menujang performa dan mendapatkan uang tambahan dari sana. Namun, ia justru mencari cara klasik, memanfaatkan uang gajinya untuk membeli berbagai keperluan sepakbola.


Baca Juga:


“Saya membeli sepatu dari eBay seharga 30 euro. Harga yang sesuai dengan kualitas sepatu yang saya beli. Tidak terlalu mahal, tapi nyaman untuk digunakan di kaki saya. Daripada membeli barang mahal agar terlihat fashionable, saya lebih memilih untuk memakai cara lama yang lebih vintage,” ujarnya seperti dilansir oleh ESPN FC.

Pasca Ettiene, Ekoto masih bermain sepakkbola bersama FC Metz. Mantan tim Robert Pires itu mengontrak pemain Kamerun untuk dua musim ke depan. Ekotto tenggelam dalam mediokeritas sebelum akhirnya putuskan pensiun pada 2018 lalu.

Pasca pensiun, Ekotto sama sekali tak mengalami masalah finansial. Ia mendapatkan banyak uang dalam karir sepakbola, hal yang tak ia sukai. Saat ini, ia hidup bahagia bersama dua anaknya di Arras, Prancis.

Dari Ekotto kita mungkin akan banyak belajar jika mengejar passion bukanlah hal yang terlalu penting dalam hidup. Selama bisa menghasilkan banyak uang, mempersetankan hal yang tak disukai guna mendapatkan dana segar jelas bukanlah sebuah hal yang perlu diperdebatkan lebih lanjut.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version