Obrolan Vigo: Paul Pogba yang (Ternyata) Biasa-Biasa Saja

Obrolan Vigo: Paul Pogba yang (Ternyata) Biasa-Biasa Saja

Heri Susanto - March 15, 2022
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita Bola Paul Pogba merupakan pesepakbola dengan nama besar. Namun sebagai pesepakbola, nyatanya kemampuan Pogba terasa biasa-biasa saja jika tidak mendapatkan support sistem yang mumpuni di areanya.

Pogba, yang lahir di Lagny-sur-Marne, 15 Maret 1993 memulai akademi sepakbolanya bersama Le Harve. Akademi tersebut memang banyak menelurkan berbagai pemain besar Prancis dalam beberapa tahun terakhir. Menukil laman Squawka, Lass Diarra, Carlos Kameni hingga Riyad Mahrez dan Benjamin Mendy merupakan produk dari akademi mereka.

Namun Pogba tak sepenuhnya lulus di Le Harve, ia sempat hengkang ke Inggris dan bergabung menjadi proyek akademi Manchester United pada 2009 lalu. Sebelumnya, Sir Alex Ferguson sempat menyebut jika Ravel Morrison merupakan pemain akademi yang lebih mumpuni dari Pogba dan hal tersebut pada akhirnya menjadi sebuah kesalahan. Level Morisson kala mentas sebagai pesepakbola profesional tak lagi sama.

Pogba memulai debutnya bersama United di musim 2011/12 lalu. Dalam musim tersebut, ia lebih banyak mentas sebagai pemain pengganti. Di musim debutnya, Pogba hanya main 7 kali di tim utama dan catatkan satu assist. Tipisnya menit bermain yang didapatkan Pogba merupakan haln wajar lantaran di musim tersebut, United masih disesaki berbagai gelandang mumpuni macam Paul Scholes, Anderson, Darren Fletcher hingga Michael Carrick.

Pasca musim debutnya, Pogba memutuskan tak memperpanjang kontrak lantaran kecewa United tak memberikan kepercayaan lebih kepadanya. Juventus pun menerima sang pemain dengna tangan terbuka. Meski sempat diklaim kepindahannya atas dasar uang, Pogba menampik lantaran dirinya ingin bermain reguler setiap pekannya. Hal tersebut jelas bakal sulit direalisasikan bersama United.


Baca Juga:


“Saat saya memiliki, seperti yang telah saya katakan, kesempatan untuk bermain atau masuk (sebagai pengganti) dalam laga melawan Blackburn, di situlah saya merasa patah hati,” kata Pogba.

“Tidak ada gelandang, banyak yang cedera, (Paul) Scholes tidak ada di sana, saya pikir dia sudah pensiun dan kejadiannya sebelum dia kembali.”

“Rafael dimainkan di tengah bersama Park Ji-sung dan saya tidak bermain di laga ini. Kami kalah. Saya ada di bangku cadangan melakukan pemanasan dan berpikir bahwa saya akan dimainkan dan itu adalah kesempatan yang besar buat saya. Ternyata tidak,” ujar Pogba menambahkan.

Pogba pun kemudian bermain di Juventus dan mengemban perannya dengna baik. Berpartner dengan beberapa nama besar macam Andrea Pirlo, Arturo Vidal hingga Claudio Marchisio, Pogba mulai menemukan ritme permianannya dengan baik. Bahkan, jauh sebelum trio Casemiro-Toni Kroos-Luka Modric hadir, Juventus memiliki komposisi lini tengah yang mematikan.

Hasilnya pun bisa ditebak. Pogba menjadi sosok penting dalam karirnya di Juventus. Empat musim membela si Nyonya Tua, Pogba mampu mengepak 178 laga, mendulang 34 gol dan memberikan 40 assist bagi rekan setimnbya. Ia juga sukses hantarkan klub meraih berbagai gelar domestik.

Empat gelar Scudetto, sepasang Coppa Italia, dua Piala Super Italia dan runner up Liga Champions musim 2013/14 menjadi sumbangsih Pogba bersama si Nyonya Tua. Setelahnya, ia memutuskan kembali ke Manchester United di bursa musim panas 2016/17 lalu dengan mahar yang lumayan fantastis, 105 juta Euro. Angka tersebut bahkan menjadi rekor penjualan Juve dalam aktivitas transfer mereka semenjak tim didirkan pada 1987 silam.