Vivagoal – Berita Bola – Perjalanan seorang kiper di Liga 1 di musim ini nampak tak berjalan mulus. Persaingan untuk buktikan yang terbaik di bawah mistar kian ketat seiring kedatangan para kiper asing yang mulai mengancam para pemain lokal. Hal itu juga dirasakan oleh Ernando Ari.
Liga 1 2023 memiliki regulasi anyar dengan batas 5 pemain asing bebas dan satu dari Asia. Para pemain ini bisa langsung dimainkan dalam satu pertandingan. Masifnya jumlah pemain tersebut membuat tim-tim Liga 1 memaksimalkannya dengan mendatangkan kiper asing.
Pos tersebut memang jarang menjadi perhatian dalam beberapa musim terakhir dan jumlah kiper asing di Liga 1 terbilang lumayan tipis. Namun seiring perubahan regulasi, ada empat tim yang mempercayakan pertahanan terakhir mereka pada sosok dari luar negeri.
Beberapa nama macam Adilson Maringa (Bali United), Annthony Pinthus (PSS Sleman), Sonny Stevens (Dewa United) dan Julian Schwarzer (Arema FC) hadir ke permukaan. Hal ini seakan membuktikan jika kapastias kiper lokal sudah mulai diragukan oleh tim-tim domestik Indonesia.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain Basque Terbaik
- 5 Fakta Bintang Sepakbola yang Pernah Main di Galatasaray
- 5 Fakta Ange Postecoglou, Juru Taktik yang Siap Merubah Wajah Tottenham
- 5 fakta tim Liga 2 yang Layak Promosi ke Liga 1
Ernando menilai jika kehadiran kiper asing itu tak lepas dari kebutuhan strategi tim yang berbeda-beda. Hal tersebut disampaikannya dalam wawancara ekslusif bersama Vivagoal Bahkan, ia merasa jika hal itu harusnya bisa memacu kiper lokal untuk menaikan level permainan dan bekerja ekstra keras jika tak ingin posisinya digusur oleh kiper asing kelak.
Sebagai penjaga gawang, Ernando sejatinya lumayan kenyang pengalaman di usia muda. Ia sempat memperkuat Timnas U16, Garuda Select dan berbagai kelompok umur Timnas. Di berbagai turnamen yang dimainkan, ia kerap mentas sebagai starter dalam berbagai kesempatan yang berbeda. Dalam periode tersebut, sang pemain juga sempat mempersembahkan silverware dalam wujud medali emas untuk Timnas U22 pada 2023 lalu dan medali perunggu untuk Timnas U23 pada 2022 kemarin.
Salah satu bintang Timnas Indonesia, Ernando Ari dijuluki sebagai pemain Timnas Indonesia tersibuk lantaran kerap dipanggil Garuda di berbagai kelompok umur. Bahkan, ia pun menjadi andalan di klubnya, Persebaya Surabaya. pic.twitter.com/b1nEUXmUFs
— turunminumid (@turunminum_id) October 7, 2023
Di usia yang baru 21 tahun, namanya juga sempat dipanggil oleh Timnas Senior pada usia 19 tahun. namanya juga sempat bermain kala Timnas melakoni uji coba dengan Argentina beberapa waktu lalu. Kala itu, gawangnya dua kali dijebol oleh Leandro Peredes dan Christian Romero. Meksi sudah bermain di tim senior, ia juga kerap dipanggil untuk membela tim usia muda. Sang pemian tak mempermasalahkan bermain di level timnas yang berbeda.
“Sebagai pemain, jika tenanga kita dibutuhkan, kita harus siap. Apapun keputusannya sebagai pemain profesional saya harus menuruti perintah. Sejauh ini saya merasa nyaman bermain dimanapun,” urainya.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Kembalinya Potensi Besar Christian Pulisic di AC Milan
- Obrolan Vigo: Yandi Sofyan dan Jarak yang Terbentang dengan si Kakak
- Analisa Vigo: Newcastle United dan Perjalanan Mimpi Tiada Henti
- Analisa Vigo: Persitara Jakarta Utara, Naik Turunnya Rival Sekota Persija
Di level klub, Ernando saat ini mentas bersama Persebaya Surabaya. Bajul Ijo merupakan tim profesional pertamanya sejak 2020 lalu. Bergabungnya ia ke Jawa Timur merupakan anomali lantaran ia merupakan putra asli Semarang. Namun kala itu, PSIS diklaim sudah memiliki stok pemain yang mumpuni sehingga mau tak mau ia hengkang ke Surabaya.
Bermain di luar daerah nyatanya tak membuat nyalinya ciut. Ia lumayan sering tampil reguler bersama Persebaya. Sejauh ini, kiper 21 tahun sudah mengepak 50 laga di lintas kompetisi dan mendulang 16 nirbobol. Dalam periode yang sama, ia sempat kebobolan 57 kali. Musim ini, ia sudah memainkan 8 laga bersama tim.
Ia juga terbilang lumayan loyal bersama klub lantaran baru meneken kontrak hingga 2025 mendatang. Loyalnya Ernando bukannya tanpa sebab. Ia merasa perlu membalas budi kepada Persebaya lantaran merawatnya ketika cedera dislokasi bahu.
“Setelah pulih dari cedera, saya berupaya mempertahankan performa. Saya senang klub dan fans sangat supportif. Manajemen pun demikian. Hal itu yang pada akhirnya membuat saya betah dan bertahan,”
Sebagai kiper, Ernando merupakan sosok yang lumayan tenang di bawah mistar. Hal tersebut membuatnya seakan tak memiliki karakter sebagai kiper-kiper Indonesia di masa lampau macam Kurnia Meiga, Markus Horison hingga Jendri Pitoy. Ia pun tak menampik soal itu. Namun ada poin penting yang menurutnya gak terlupakan.
“Saat ini, banyak kiper yang sulit tampil konsisten lantaran tipisnya kesempatan yang diberikan klub kepada kiper lokal, berbeda seperti dulu kan. Konsistensi seorang pemain seakan jarang didapatkan lantaran kita juga jarang bermain. Selain itu, di tiap pertandingan, tensi dan levelnya berbeda jadi pemain masih perlu adaptasi untuk menemukan karakternya,” urai Ernando.
Dengan usia yang baru 21 tahun, masih ada jalan panjang yang bisa dilaluinya sebagai pemain. Kiper yang pernah mentas bersama PPLP Jateng ini pun masih memiliki hasrat untuk bermain di luar negeri suatu hari nanti lantaran sudah memiliki berbagai pengalaman. Namun untuk saat ini, ia mengaku masih ingin memaksimalkan menit bermain yang didapatkan guna mengasah jam terbang untuk terbang lebih tinggi dari hari ini.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com