Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Patrick Vieira, Legenda yang Harus Kembali Menjadi Medioker

Obrolan Vigo: Patrick Vieira, Legenda yang Harus Kembali Menjadi Medioker

Vivagoal Berita Bola – Roda hidup siapa yang tahu. Patrick Vieira yang dulu sebagai pemain berstatus legenda kini harus kembali menjadi medioker kala memulai karir manajerialnya bersama berbagai tim yang secara reputasi, jelas terasa biasa saja.

Di medio 90an, siapa tak tahu pemain dengan tinggi 192 cm itu? Vieira seakan sudah dinobatkan menjadi salah satu pemain besar. Ia sempat bermain reguler di Cannes dalam musim debutnya. Kepindahan ke AC Milan mungkin adalah salah satu noda minor dalam karirnya. Di Italia, Vieira muda jarang mendapat menit bermain. Bahkan, ia hanya main dua kali di tim senior dan banyak habiskan waktu bersama tim reserve.

Pasca Milan, Vieira menyeberang ke Inggris guna berlabuh bersama Arsenal. Di bawah asuhan Arsene Wenger, perlahan namun pasti, karirnya mulai melesat. Sang pemain bahkan menjadi katalisator tim sejah menjadi bagian dari Gunners pada 1996 silam. Berbagai gelar pun mulai hadir dalam karirnya. Sepasang double winner dalam wujud Piala FA dan League hadir di musim 1997 dan 2001.

Tak hanya sukses di level klub, ia juga sukses hantarkan Les Blues mendulang double winner lain dalam wujud Piala Dunia 1998 dan Euro 2020. Gelar-gelar tersebut bahkan belum disamai generasi emas Prancis yang saat ini tengah dibangun, dengan Kylian Mbappe sebagai porosnya.


Baca Juga:


Setahun berselang, pasca pensiunnya Tony Adams di tahun 2002, Vieira diangkat menjadi kapten tim. Ia memang memiliki leadership yang lumayan baik dibanding para pemain lain yang ada dalam skuat. Kepemimpinan Vieira pun sempat dipuji oleh mantan pelatih Prancis, Raymond Domenech.

“Vieira bukan orang yang banyak bicara. Ia banyak tumbuh dan belajar. Ia adalah sosok pemimpin sejati di lapangan,” ungkap Domenech, seperti dilansir dari Footballtransfer.

Benar saja, di bawah kepemimpinan Vieira, Arsenal menjadi satu-satunya tim perusak dominasi Man United pada awal era millennium. Kala itu, Chelsea, Manchester City dan Liverpool masih belum setangguh sekarang. Bahkan lebih lanjut, Arsenal sukses mengukuhkan status sebagai invicible kala mendulang gelar Premier League 2003. Sampai hari ini, status sebagai tim yang tak terkalahkan dalam 49 laga Premier League belum mampu disamai tim Inggris manapun!

Pasca Arsenal, Vieira sempat betualang ke berbagai tim macam Juventus, Inter Milan hingga Manchester City. Ia masih menuai kesuksesan bersama Inter dengan mendulang tiga Scudetto dan sepsang Piala Super Italia. Bersama City, ia sempat menjadi bagian tim kala mendulang Piala FA di tahun 2010/11.

Medioker Kala Melatih

Setelah putuskan pensiun sebagai pemain di tahun 2011, Vieira mendapatkan peran sebagai direktur pengembangan bakat muda City. Berbagai bibit-bibit muda macam Karim Rekik dan Dennis Suarez sukses didatangkan. Namun ia hanya bertahan dua tahun. Kemudian, Vieira menjadi pelatih City Elite Development Squad (EDS) pada 2013 hingga 2016. Dalam karirnya, ia sukses persembahkan Premier League International Cup pada 2015.

Pasca membesut tim muda City, Vieira sejatinya sempat menpatkan interview dari Newcastle United. Namun perbedaan pandangan membuat dirinya batal menangani Magpies pada 2016. Sebagai gantinya, Vieira terbang ke Amerika Serikat guna menangani sister club Manchester City, New York City FC (NYCFC).

Di Big Apple, ia sempat merekrut wonderkid Inggris, Jack Harrison dalam superdraft yang dilakukan pada 2016 lalu. Dua musim membela NYCFC, ia memang belum mempersembahkan gelar. Namun, dirinya mampu mengerek prestasi tim. Di musim perdananya, ia sukses membawa the Sky Blues menduduki peringkat empat dan dua pada klasemen akhir.

OGC Nice pun mejadi destinasi Vieira berikutnya di tim Prancis pada 2018. Ia sukses membawa tim duduk di peringkat 7 klasemen akhir. Hal tersebut merupakan sebuah capaian besar mengingat di musim sebelumnya, mereka hanya finish di urutan kedelapan. Sinar terang seakan menapaki karir Vieira. Namun kenyataan pada akhirnya berkata lain.

Semusim berselang, Nice justru catatkan hasil mengecewakan. Mereka babak belur di ajang Piala Prancis dan Piala Liga. Bahkan di Europa League, perjalanan mereka hanya sampai pada fase penyisihgan grup. Desember 2020 menjadi akhir karir tragis bagi Vieira bersama Nice. Ia membawa tim kalah dalam lima laga beruntun dan Vieira harus alami pemecatan perdana dalam karir manajerial yang tengah ditapaki.

7 bulan pasca menganggur, Vieira resmi kembali ke Inggris guna membesut Crystal Palace. The Eagles memang mencari pelatih anyar guna menggantikan posisi Roy Hodgson yang putuskan pensiun di akhir musim kemarin. Sebelumnya, nama Frank Lampard sempat digaungkan untuk melatih tim asal London barat. Namun, Vieira yang pada akhirnya ditunjuk. Ia dikontrak hingga tiga musim ke depan.


Baca Juga:


“Saya sangat senang memiliki kesempatan ini untuk kembali ke Liga Premier, dan mengelola klub sepak bola yang hebat ini, saat kami memulai babak baru bersama,” kata Vieira kepada situs resmi klub dikutip dari laman Goal International.

“Ini adalah proyek yang sangat menarik bagi saya, setelah berbicara banyak dengan ketua dan direktur olahraga tentang ambisi dan rencana mereka untuk seluruh klub, termasuk akademi,” lanjutnya.

Secara gamblang, Palace memang ingin meremajakan skuat. Beberapa pemain saat ini masuk dalam daftar buruan pelatih asal Prancis termasuk Ozan Kabak (Schalke 04) dan Reiss Nelson (Arsenal). Tak hanya pemain, skema direct ball yang biasa diperagakan Palace bakal dirubah menjadi skema bola pendek layaknya Arsenal Way yang sempat ia rasakan di bawah kemepimpinan Arsene Wenger kala masih mentas sebagai pemain.

“Saya pikir kebanyakan orang akan mengerti bahwa kami telah mengalami pergantian manajer sehingga dengan itu terjadi perubahan formasi, gaya permainan, dan pemain dalam peran baru. Kami memiliki pemain yang kami beli dari Championship yang akan datang ke Liga Primer, jadi itu adalah ujian yang berbeda,” ujar Chairman Crystal Palace, Martin Kelly. Seperti diwartakan Sportsmole.

Vieira pada akhirnya memang kembali ke London pasca 17 tahun sebagai pelatih. Karirnya terbilang berliku dan lebih banyak menukagi tim gurem yang secara reputasi sangat jauh dari jalan yang semapt ditapakinya sebagai pemain. Namun, andai berbagai rencananya berjalan, bukan tak mungkin karir medioker Vieira sebagai pelatih lambat laun bakal terkikis.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version