Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Ryan Babel, Wonderkid Ajax yang Karirnya Berantakan

Obrolan Vigo: Ryan Babel, Wonderkid Ajax yang Karirnya Berantakan

Vivagoal Berita Bola Sebagai sebuah klub, Ajax kerap melahirkan para pemain jempolan dan bersinar dalam karir sepakbolanya. Namun, ada satu nama yang pada akhirnya gagal membuktikan ekspektasi. Sosok tersebut adalah Ryan Babel.

Ajax, bersama PSV Eindhoven dan Feyenoord Rotterdam adalah tiga “feeder” tim terbaik yang ada di Eropa. Ketiganya tak jarang selalu hasilkan bakat muda potensialn yang siap menuai sukses di sepakbola Eropa, bahkan dunia. Terkhusus Ajax, ada berbagai nama besar yang sukses menjadi penjualan termahal klub, sekaligus menjadi bintang bagi timnya masing-masing.

Marco Van Basten, Patrick Kluivert, Edgard Davids hingga nama-nama macam Frenkie De Jong dan Matthijs De Ligt pernah menuai kesuksesan di tim dan menjadi tulang punggung bagi tim-tim setelahnya. Nasib berbeda justru harus diterima Ryan Babel. Pemain kelahiran 19 Desember 1986 Ia justru harus menjadi pesakitan sebagai pesepakbola yang gagal berkembang.

Babel sejatinya sempat memulai karir yang lumayan apik bersama Ajax. Di musim 2004/05, ia mulai mejalankan debut bersama De Godenzonen dan mendulang 27 laga di lintas kompetisi serta mencetak 7 gol bagi Ajax. Performa apik tersebut masih berjalan hingga dua musim ke depan.

Dalam tiga musim membela Ajax, pemain asli Amsterdam sukses mempersembahkan dua Piala Belanda dan tiga Piala Super. Total, ia mampu mendulang 111 laga bersama Ajax dan berpartisiapsi dalam 24 gol. catatan impersif tersebut membuat Liverpool tertarik untuk meminangnya.


Baca Juga:


Di musim panas 2007, the Reds rela menggelontorkan dana tak kurang dari 17,5 juta Euro guna membawanya ke Inggris. Di usia yang baru memasuki 19 tahun, Babel diharapkan bisa menjadi motor serangan tim di lini depan bersama dengan Fernando Torres dan Dirk Kuyt.

Musim perdananya di Anfield berjalan baik. Sang pemain mampu menyelesaikan kompetisi dengan mainkan 49 laga, mencetak 10 gol dan 8 assist bagi klub. Namun tak ada gelar yang sukses ia persembahkan bersama klub asal Merseyside tersebut.

Petaka pun datang di musim kedua. Meski lumayan sering dimainkan, ia belum bisa berbuat banyak bagi klub. produktivitasnya pun menurun drastis. Setelahnya, ia juga mengalami nasib yang sama dan namanya lebih banyak berkutat dengan kontroversi.

Di musim 2010, ia terlibat aksi indisipliner sehingga namanya dicoret oleh Rafa Benitez dalam skuat dan dedenda 120 ribu paun. Bahkan, dirinya juga sempat ketahuan terbang dengan Helikopter guna hengkang ke salah satu tim London, West Ham atau Tottenham menjadi calon kuat destinasi sang pemain. Namun pada kenyataanya, Babel kembali ke Liverpool dan dipaketkan ke Hoffenheim dengan mahar 8 juta Paun pada bursa musim dingin 2010 silam.

Babel yang Menjadi Petualang

Ia sempat mengindikasikan performanya yang kurang bersinar di Liverpool lantaran kurang mendapatkan kesempatan guna membuktikan diri bersama the Reds. Hal tersebut sedikit banyak berpengaruh pada permainan setelahnya.

“Bergabung dengan Liverpool pada saat itu adalah pertama kalinya saya tinggal di luar negara saya, bahkan di luar rumah orang tua saya, dan itu adalah dunia yang sangat berbeda bagi saya,” tutur Babel kepada Sky Sports.

“Banyak hal langsung terjadi begitu saya, saya harus berkembang dengan sangat cepat, tetapi penggemar dan orang-orang tidak memberi Anda waktu itu, mereka ingin Anda tampil dan jika tidak, itu adalah momen bagi pemain lain.”

Pasca memperkuat Liverpool, karir sepakbola Babel tak lagi sama. Sang pemain masih terbekap dengan inkonsistensi performa. Bersama Hoffe, ia hanya memainkan 51 laga dalam 18 bulan karirnya di Jerman dan mencetak enam gol. setelahnya, ia memutuskan membeli sisa kontraknya dan bergabung kembali dengan tim masa kecilnya, Ajax Asmterdam.

Bergabung dengan Ajax di musim 2012/13, rekan setim Irfan Bachdim malah tampil melempem. Dirinya, juga tak mampu berbuat banyak. Babel hanya mampu memainkan 22 laga di berbagai kompetisi dan mencetak lima gol. Setelah Ajax, Turki menjadi destinasi sang pemain. Ia putuskan bergabung dengan Kasimpasa, sama seperti sebelumnya, sang pemain juga tak mampu berbuat banyak bagi timnya.


Baca Juga:


Ia juga pernah mentas di UEA dengan memperkuat Al Ain, hengkang ke Spanyok dengan mempekruat Deportivo La Corina. Kembali ke Turki dengan memperkuat Besiktas. Singgah sejenak ke Inggris guna bermain untuk Fuljam dan mentas lagi ke Turki dengan memperkuat Galatasaray. Boleh dibilang. Babel sukses menjadi kutu loncat daengan pindah dari satu klub ke klub lain.

Bahkan, di musim 2019/20, ia juga sempat mentas bersama Ajax Amsterdam dan kembali gagal bersinar. Total, Babel pernah tiga periode memperkuat Ajax dan hanya di musim perdananya, ia hanya menuai suskes. Sisanya, Babel kerap menjadi pesakitan.

Saat ini, sang pemain masih memperkuat Galatasaray. Namun ia baru mencetak satu gol dan satu assist bagi salah satu tim besar asal Turki tersebut dalam 22 laga di lintas kompetisi. Kontraknya akan berakhir pada Juni 2022 mendatang. Andai tak menunjukan performa yang impresif. Bukan tak mungkin Galatasaray akan mendepaknya di akhir musim.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version