Obrolan Vigo Stephan El Shaarawy, Wonderkid yang Medioker
Vivagoal – Berita Bola – Ada dua hal yang mungkin menerpa karir seorang wonderkid sepakbola. Berhasil dan gagal, Stephan El Shaarawy masuk dalam kategori kedua lantaran masalah cedera dan inkonsistensi performa yang ditunjukannya.
El Shaarawy, yang lahir pada 27 Oktober 1992 sempat menuai status sebagai calon pemain potensial. Ia menjadi pemain kedelapan yang menuia debut di Serie A pada usia 16 tahun bersama Genoa. Setelahnya, ia dipinjamkan ke Padova guna mendapatkan menit bermain reguler pada 2010/11 lalu.
Semusim berselang, AC Milan memutuskan meminang el Shaa dengan mahar 20 juta Euro. Pada enam bulan pertama, ia sempat mendulang 7 laga di Milan. Minimnya menit bermain yang didapatkan pemain berdarah Mesir membuat Milan mendapatkan banyak masukan untuk meminjamkannya ke tim lain agar potensi sang pemain bisa tergali dengan maksimal.
🗣️ Stephan #ElShaarawy: “On the last night with Padova, during the salute to the fans, DS Foschi told me that I would become an #ACMilan player. It was a very emotional moment. Another dream come true.” pic.twitter.com/89l1bnsGox
— Milan Posts 🏆🇮🇹 (@MilanPosts) October 21, 2022
Namun wakil presiden klub saat itu, Adriano Galliani menolak opsi tersebut dan mempercayakan El Shaa untuk tetap berada di tim utama. Musim perdananya bersama tim asal Kota Mode tak berjalan mulus, ia hanya mendulang empat gol serta tiga assist bersama klub dalam 28 laga yang dimainkan di lintas kompetisi.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Napoli yang Tak Lagi Jadi Kuda Hitam
- Obrolan Vigo: Manchester City Tak Punya Tempat untuk Pemain Akademinya
- Obrolan Vigo: invincible Hanya Punya Arsenal, Bukan Tim Lain
- Obrolan Vigo: Antonio Di Natele, Si Subur yang Kurang Beruntung
Di musim keduanya, El Shaa sukses membuktikan tajinya sebagai pemain yang lumayan berperan bagi tim. Galliani membuktikan keputusannya mempertahankan sang pemain tak salah. Gol demi gol lahir lewat aksi-aksinya. 19 gol dan 7 assist dari 46 laga yang dimainkan menjadi bukti nyata masifnya peranan the Pharaoh di lini depan. Bahkan pada musim 2012/13, the Guardian sempat memasukan namanya sebagai pemain sepakbola terbaik dunia urutan ke-52.
One season wonder dalam dunia sepakbola nampaknya tengah berkecamuk kala itu. Di musim yang sama, Michu sukses menuai sukses bersama Swansea. Ia menjadi sosok yang lumayan disegani di Premier League. Tawaran demi tawaran sempat menghampirinya.
Hal yang sama terjadi pada El Shaarawy. Performa apiknya mengundang perhatian dari Barcelona dan Napoli. Namun Milan enggan melegonya lantaran paham sang pemain bisa memberikan dampak besar bagi Milan lantaran dirinya masih berusia muda dan dianggap bisa menjadi investasi jangka panjang klub. namun harapan tinggal harapan, musim ketiga Shaarawy bersama Rossoneri tak berjalan mulus.