Vivagoal – Liga Indonesia – Berbicara soal angkatan emas Persik Kediri, Qischil Gandrum Minny, tak layak dilupakan. Pernah membawa Macan Putih berjaya, pemain yang akrab disapa Qis itu menjadi juru gedor favorit banyak juru taktik.
Mampu bermain di banyak posisi khususnya di lini serang, Qischil yang tak muda lagi masih selalu mendapat menit bermain reguler. Malang melintang di banyak klub Indonesia, membuatnya tetap diperhitungkan sebagai penyerang andal di Liga 2.
Manis pahit perjalanan karier pernah dihadapi sang pemain. Dari mulai cedera parah, mengangkat trofi Liga Indonesia bersama Persik hingga mengantar PS Sleman dan Persita Tangerang ke kasta tertinggi pernah dicicipinya.
Kecintaannya terhadap Persik, tanpa letih belajar bersama pemain-pemain kelas wahid dan bekerja keras, membuat Qischil menjadi professional sejati. Beberapa waktu lalu, vivagoal berbincang dengan Qischil menyoal perjalanannya di sepak bola tanah air. Berikut petikan wawancara kami dalam program Vivagoal One on One:
Bagaimana awal mula Anda terjun ke sepak bola professional?
Pada tahun 2005, Popda Kota Kediri meraih emas. Final di Brawijaya disaksikan Pak Mashud, Pak Iwan Budianto yang waktu itu menjabat sebagai ketua umum dan manajer Persik. Jadi bentuk apresiasi mereka saya dipanggil ke Persik Senior.
Di Persik saya dapat kontrak tiga tahun. Di musim perdana lolos delapan besar, 2006 dapat juara Liga dan ada musibah sedikit pada 2007 saya cedera lutut dan harus istirahat lama sekitar 10 bulan.
Karena masih ada kontrak jadi untuk mengembalikan permainan, setelah sembuh saya dipinjamkan di Persiku untuk mengembalikan performa.
Sebagai pemain muda, waktu itu ada di skuat juara, dapat kesempatan main gak?
Final saya gak main, tapi selama delapan besar saya line up satu atau dua kali kalo ga salah. Karena saya kan paling muda sendiri, belum lagi kan saingannya banyak sekali. Ada Christian Gonzales, Budi Sudarsono, Musikan dan pemain top semua.
Bagaimana rasanya bermain bersama generasi emas Persik?
Tidak bisa diungkapkan, jelas terhormat, bangga dan senang. Apalagi mereka luar biasa baik. Saya belajar attitude, kerja keras dan tanggung jawab di lapangan. Mereka berpesan hal itu untuk awet berkarier sebagai pesepakbola. Kalo skill kita tahu di Indonesia beda-beda tipis.
Posisi asli Anda kan penyerang, bagaimana menghadapi ketatnya perasaingan?
Dari awal memang striker, kebetulan saya langsung bermain di kasta tertinggi, jadi saya bersaing dengan banyak penyerang asing. Untuk bisa dapat menit bermain, kita harus bisa main di banyak posisi, setidaknya sayap. Pada akhirnya saya banyak bermain di flank, seperti di Persita kemarin, kadang di kanan, kadang di kiri, susai kebutuhan pelatih lah.
Baca Juga:
- Dikaitkan dengan Tim Thailand, Febri Hariyadi Buka Suara
- Persib Bandung Siapkan Diri Jelang New Normal
- Sejarah Dibalik Panasnya Derby Jatim Antara Persik Kediri vs Arema FC
- PSSI Beri Tiga Pilihan Terkait Nasib Liga 1 dan Liga 2…
Banyak malang melintang di klub besar, sekarang membela Persekat, adakah kemungkinan naik kasta?
Optimis bisa, kalo liat antusias dari manajemen , materi pemain, pelatih, insyaallah bisa. Di sana banyak pemain senior juga macam; M Robby dan Amarzukih, apalagi Amarzukih beberapa kali bawa tim naik kasta. Terakhir Sleman bareng-bareng sama saya juga.
Betah tidak di Persekat?
Alhamdullilah betah, baik-baik, timnya kompak, manajemennya serius, juga supporternya antusias meskipun baru.
Sebagian memang berbeda jauh. Tapi kebetulan kemarin saya merumput di Persita dan PSS dan kualitas mereka sudah tidak beda jauh dengan klub-klub Liga 1. Dari sarana prasarana, keseriusan mereka layak dan siap untuk ke Liga 1.
Juga sekarang banyak klub-klub Liga 2 yang menata untuk bisa menembus Liga 1. Mulai dari setting, fasilitas, materi pemain, termasuk membranding timnya agar layak dijual ke sponsor.
Musim lalu memutuskan untuk gabung Persita, apa yang mendorong Anda merumput untuk Pendekar Cisadane?
Saya diajak Coach Widodo Cahyono Putro, kebetulan beberapa kali pernah berkolaborasi waktu di Persepam dan Persegres. Diajak beliau, dikasih tawaran, dan di sana banyak temen-temen saya; ada Egy, M Robby, Amarzukih. Juga keseriusan manajemen emang mereka serius naik ke Liga 1.
Anda jadi salah satu yang bawa Persita promosi, apa kuncinya?
Persiapan lebih, karena jauh sebelum kompetisi kita sudah melakukan TC dan agenda uji coba sudah tersusun rapih. Jadi kita tim dengan persiapan lebih lama, jadi memang layak. Juga dari sisi manajemen membuat persiapan sangat matang untuk tembus ke Liga 1.
Kenapa hengkang dan pilih Persekat?
Hampir sama, karena saya punya hubungan baik dengan pelatih juga assistennya, jadi mereka tawari saya dengan banyak pemain di Liga 2.
Pernah membela Martapura dan banyak cetak gol, apa rahasianya?
Kompisisi pemain, strategi pelatih dan cara mainnya waktu itu memang pas. Juga persiapan kita sudah lama, empat bulan sebelum kompetisi kita sudah melakukan persiapan.
Gol mana yang paling diingat?
Urusan cetak gol, semua gol berkesan. Meski cuma latihan pasti berkesan. Gol debut di Persik ga akan lupa waktu Copa Dji Sam Soe lawan Persikabo. Juga gol debut bersama Sleman lawan Persita. Juga di Gelora Delta 2011, Deltras lawan Arema, sore saya cetak gol, paginya anak saya lahir.
Sebagai pemain yang besar di Persik, saat bersama Persita sempat bobol gawang Persik, apa yang terbesit?
Bagi seorang pemain pasti dilema, tapi saya pernah dapat wejangan. Cara menghormati tim lawan adalah kamu harus bermain semaksimal mungkin. Jadi termasuk cetak gol ke Persik bukan karena kita ga cinta. Namun karena saking cintanya, kita harus memberikan yang terbaik, sebagai pembuktian kualitas.
Punya banyak tim dalam karier, klub mana yang paling berkesan?
Setiap tim di Indonesia pasti punya pendukung yang fanatik. Seperti di Martapura, meski sedikit pendukung tapi kekeluargaanya bagus. Di Sleman, basis supporter besar, kekeluargaan bagus juga. Di Arema sama. Di Persekat apalagi baru di sepak bola professional mereka antusias. Dimana mereka mulai belajar dari klub luar dimana mereka paham pendukung memegang peran vital untuk klub. Jadi saling berksinambungan.
Baca Juga:
- PSIS Pesimis Liga 1 Bisa Digulirkan Kembali, Ini Alasannya!
- Optimis Dengan New Normal, Persib Tidak Masalah Liga Digulirkan Bulan Agustus
- Sepakbola Tak Bisa Menunggu Vaksin Corona Ditemukan, Arema Minta Liga Segera…
- Nick Kuipers Enggan Tanggapi ‘New Normal’ Bakal Buat Liga 1 Digulirkan…
Hal yang paling membekas selama menjadi pesepakbola?
Anak-anak saya lahir setiap saya main di Gelora Delta Sidoarjo. Tapi alhamdullilah yang pertama saya masih bisa adzanin dan yang kedua sama mepet-mepet. Jadi waktu itu beres main langsung berangkat ke rumah sakit. Waktu pertandingan, istri sempet kasih kabar, tapi sayangnya hape sudah off. Jadi beres tanding langsung berangkat.
Terkahir nanti pengen pensiun dimana?
Semua orang pasti ingin main di klub pertama, Persik, tapi kan itu rencana. Saya banyak main di luar, dimanapun sesuai rezekinya.
Setelah pensiun nanti, akan lanjut karier sebagai pelatih?
Untuk professional kayaknya engga. Tapi di sini saya punya SSB, jadi untuk pembinaan aja. Istilahnya kita sudah berhutang untuk anak-anak, sewaktu main sekarang suka ditinggal-tinggal. Takutnya nanti jadi pelatih di tinggal lagi.
Selalu update berita terbaru seputar Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com