5 Fakta Klub Sepakbola yang Punya Cerita Cinderella
- Nottingham Forrest
Pasca kegagalannya menukangi Leeds United dan hanya bertahan 44 hari, Brian Clough mendapatkan kesempatan untuk membangun ulang reputasinya yang sempat runtuh sebagai manajer kala dipercaya menukangi Nottingham Forrest pada 1975.
Forrest ditargetkan mentas di divisi utama. Hal tersebut mampu diwujudkan Clough semusim berselang. Bahkan pada medio 1977, ia sempat hantarkan tim memenangi Divisi Utama (setara Premier League). Hal tersebut membuat namanya mulai dielu-elukan.
Tak berhenti sampai di situ, dua musim berselang, duet Peter Taylor dan Clough sukses membawa the Reds dua kali mendualang gelar Liga Champions secara berturut-turut menyamai prestasi yang ditorehkan Bill Shankly bersama Liverpool. Hal tersebut masih belum bisa mereka ulangi sampai hari ini
- Leicester City
Leicester City sukses mencatatkan kisah dongeng yang menjadi nyata. Dengan komposisi pemain yang tak banyak pemain bintang, the Foxes sukses mencatatkan keajaiban dengan mendulang gelar juara Premier League di musim 2015/16.
Di bawah arahan Claudio Ranieri, Foxes yang musim sebelumnya hanya mampu finish di urutan 14 klasemen akhir sukses menampar para penguasa Premier League dengan komposisi terbaik yang digalang oleh Jamie Vardy, Riyad Mahrez, N’Golo Kante hingga Kasper Schmeichel.
#OnThisDay four years ago, Jamie Vardy had a party 🎉 pic.twitter.com/g7TGKcRXom
— Leicester City (@LCFC) May 2, 2020
“Saya begitu bangga (dengan pemain),” ujar Claudio Ranieri, dikutip dari The Guardian. “Saya tidak pernah berharap ini ketika saya datang ke Leicester. Saya seorang pragmatis dan hanya ingin menang setiap laga. Tidak pernah saya berpikir terlalu banyak soal juara,” tambahnya.
- Atletico Madrid
Barcelona dan Real Madrid lumayan mendominasi LaLiga dalam beberapa msuim ke belakang. Namun anomali sukses tercipta kala Atletico Madrid mampu mendulang gelar juara di musim 2013/14 lalu.
Atleti sukses membuat kejutan kala Barca dan Madrid berada di masa jayanya. Tak hanya itu, di musim yang sama, mereka juga sempat melaju hingga final Liga Champions. Berbagai catatan tersebut membuat nama Diego Simeone mulai digadang sebagai salah satu manajer berkualtias.
Gelar juara 2013/14 🆚 2020/21
Era @Atleti besutan @Simeone mana yang lebih kamu sukai sob? 🔴 ⚪️#LaLigaSantander pic.twitter.com/zlUfuy0xS8
— LaLigaID (@LaLigaID) June 23, 2021
Gelar LaLiga musim tersebut sukses menghentikan puasa gelar mereka dalam 18 tahun terakhir. Mereka juga sempat membuat kejutan serupa di musim 2020/21 kemarin saat kembali memukul balik dominasi Los Blancos dan Azulgrana di kancah domestik.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Adam Johnson yang Membunuh Karirnya Sendiri
- Obrolan Vigo: Antonio Cassano, Si Begal yang Berisik
- Obrolan Vigo: Piala Indonesia Bakal Digelar, Asa Klub Nasional ke Asia Melebar
- Obrolan Vigo: Marko Marin, Wonderkid Jerman yang Karirnya Nelangsa
- Kaiserslautern
Musim 1997/98 mungkin akan selalu dikenang oleh fans Kaiserslauten di seluruh dunia. Mereka sebelumnya hanya berstatus sebagai tim promosi di Bundesliga 2. Semusim berselang, mereka keluar sebagai juara mengangkangi Bayern Munich dan Borussia Dortmund yang menguasai Bundeslig.a
Di bawah arahan Otto Rehhagel, Die Roten Teufel, yang berisikan pemain muda dan senior mampu mengepak 19 kemenangan, 11 kali imbang dan hanya menderita 4 kekalahan. Mereka unggul dua angka dari Bayern Munich di posisi kedua dan mengalahkan dua tim Ruhr, Borussia Dortmund dan Schalke 04 yang sukses menjadi juara Eropa dengan mendulang Liga Champions dan Piala UEFA.
Bahkan, status juara Lautern mendapatkan apresiasi dari legenda sepakbola Jerman,Gunter Netzer. Ia menyebut jika keberhasilan Lautern sebagai performa paling impresif dalam sejarah sepakbola Jerman.
- Dundee United
Scottish Premier League akan berakhir membosankan lantaran kerap didominasi oleh dua tim asal Glasgow, Rangers dan Celtic. Mereka sukses berbagi 80 persen gelar yang tersedia di tanah para Highlander.
Namun di tahun 1982-83, Dundee sukses membuat kejutan. Kala itu, tim yang diarsiteki oleh Jim McLean finish satu angka di atas Glasgow Celtic dengan torehan 56 poin. Catatan tersebut sukses membuat mereka mentas di Eropa untuk musim depan. Prestasi tersebut bahkan belum bisa mereka ulangi sampai hari ini.
Di pentas Eropa, menukil laman UEFA, the Terrors sempat mengalahkan Barcelona dua kali di ajang Piala UEFA pada msuim 1986 lalu di fase perempat final. Dalam dua leg yang dimainkan di Dundee dan Catalan, tim yang bermarkas di Tannadice Park menang masing-masing dengan skor 2-1 dan 0-1.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com