Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Legenda Sepakbola yang Namanya Diabadikan Menjadi Stadion

Vivagoal Berita Bola – Banyak penghormatan yang bisa dilakukan tim sepakbola kepada legendanya. Mempensiunkan nomor, memberikan nama tempat latihan seperti nama legendanya dan mengabadikan namanya sebagai stadion sepakbola.

Apresiasi yang diberikan kepada legenda memang merupakan hak pregratif sebuah klub. Tiga cara di atas biasanya lumrah dijalankan. Tak hanya itu, laga testimonial biasanya dilakukan. Untuk kegiatan terakhir, biasanya lebih dari satu legenda yang mentas di lintas generasi bermain. Biasanya, laga dimainkan untuk amal maupun kegiatan lain.

Untuk nomor punggung yang dipensiunkan. Inter Milan mempensiunkan nomor 4 milik Javier Zanetti ketika ia tak lagi bermain. Sosok asal Argentina memang memberikan catatan besar bersama La Beneamata, termasuk treble winners pada 2010. Catatan tersebut belum mampu disamaai tim Italia manapun.

AC Milan juga pernah melakukan hal serupa kepada Paolo Maldini. Maldini merupakan sosok one man club yang karirnya hanya dihabiskan di I Rossoneri. Dalam periode bermainnya, berbagai gelar dari lintas kompetisi pernah ia persembahkan untuk Milan. Nomor 3 miliknya pun tak bisa digunakan pemain manapun.


Baca Juga:


Untuk tempat latihan, kontestan Ligue 1, Lille baru-baru ini memberikan apresiasi kepada mantan pemainnya Eden Hazard. Ia sempat hantarkan tim menangi Piala Liga Prancis dan Ligue 1 dalam masa baktinya bersama Les Dogues.  Hazard yang merupakan jebolan dari akademi klub sempat mendulang 194 laga di lintas kompetisi dan mendulang 50 gol serta 53 assist.

Di luar berbagai apresiasi tersebut, ada pula berbagai tim yang mengganti nama stadion dari nama legendanya. Tercatat ada banyak tempat di seluruh dunia yang melakukan hal ini dan Vivagoal sudah merangkumnya menjadi 5. Stadion mana saja itu? Berikut daftarnya.

 

  1. Farenc Puskas Arena
Sumber: Liputan 6

Farenc Puskas merupakan legenda hidup sepakbola Hungaria yang memiliki catatan besar bersama Negara maupun klub yang dibela. Bersama Hungaria, ia sudah membukukan 83 gol dan 84 laga di lintas kompetisi. Catatan terbesarnya yakni hantarkan Hungaria menjadi runner up Piala Dunia 1954.

Di level klub, Puskas sempat mentas untuk dua tim yakni Budapest Hondved dan Real Madrid. Berbagai gelar domestik sempat dimenangkannya bersama kedua tim. Spesialnya ketika membela Los Blancos, tiga gelar Liga Champions sempat ia berikan pada medio 50an.

Jasa besar Puskas untuk urusan sepakbola pun diapresiasi Hungaria. Pada 2019 Puskas Arena diresmikan guna menggantikan Farenc Puskas Stadium yang sudah dihancurkan pada 2016. Stadion ini tak ubahnya Wembley di Inggris.

  1. Johan Cruyff ArenA
Sumber: Johan Cruyff Institute

Johan Cruyff merupakan maestro sepakbola yang sukses mentransformasikan Total Voetball dari Rinus Michels pada medio awal 70an. Kegemilangannya di lapangan menuai hasil yang berbeda. Ajax Amsterdam dibawanya menjadi juara Liga Champions tiga kali beruntun dan menangi berbagai gelar domestik.

Di level Timnas, Cruyff dengan Michels pun sempat hantarkan Belanda melaju hinga final Piala Dunia 1974. Namun sayang, Jerman Barat menyudahi perjalanan tim dan membuat turnamen berjalan anti klimaks. Setelahna, sosok asal Belanda pergi ke Barcelona dan ia menjadi orang yang bertanggung jawab atas didirikannya La Masia.

Cruyff yang meninggal pada 2016 mendapatkan penghormatan. Amsterdam ArenA, kandang Ajax berganti nama menjadi Johan Cruyff. Tak hanya di Belanda, namanya juga diabadikan menjadi stadion tim Wanita Barcelona.

  1. Diego Armando Maradona Stadium
Sumber: TNT Sport

Diego Armando Maradona merupakan magis dalam dunia sepakbola. Ia menorehkan aksi-aksi fantastis di dalam lapangan. Sosok asal Argentina sempat membela berbagai tim macam Argentinos Juniors, Boca Juniors, Barcelona, Napoli, Sevilla hingga Newells Old Boys.

Karirnya bersama Napoli menjadi headline tersendiri. Di Naples, el Diego sukses membawa kebahagiaan. I Partenopei dibawanya merajai Serie A dan Eropa. Di sana pula ia sempat hantarkan Timnas Argentina mendulang gelar Piala Dunia pada 1986.

Napoli sempat memberikan tribute mempensiunkan nomor 10 miliknya. Tak hanya itu, ketika ia meninggal dunia, Stadion San Paolo berganti nama menjadi Diego Armando Maradona Stadium. Tak hanya di Italia, nama serupa juga digunakan di Argentina dan Argentinos, tim pertamanya memberi hadiah tersebut pada 2004 silam.


Baca Juga:


  1. Giuessepe Meazza
Sumber: Goal

Inter dan AC Milan merupakan rival sekota yang memiliki persaingan yang lumayan kental baik di dalam maupun luar lapangan. Banyak pemain yang sempat hengkang dari kedua tim. Namun sosok Giueseppe Meazza adalah hal lain.

Ia lumayan lekat dengan kedua tim. Meazza lebih kuat diasosiasikan dengan Inter ketika hantarkan tim mendulang tiga gelar Serie A pada medio 30an. Namanya tercatat pernah membantu Timnas Italia back to back menjuarai Piala Dunia pada 1934 dan 1938 lalu.

Pada 1980, setahun setelah kepergiannya, Inter dan Milan berbagi Stadion yang sama yakni Giueseppe  Meazza. Namun ketika Milan bermain, mereka lebih sering menggunakan nama San Siro.

  1. Garrincha Stadium
Sumber: the Athletic

Pecinta sepakbola mungkin akan lebih mengenal Pele sebagai legenda Brasil lantaran berbagai prestasi yang perna direngkuhnya, termasuk memenangkan tiga Piala Dunia. Namun ada nama lain yang tak kalah hebatnya, sosok tersebut adalah Garrincha.

Si burung kecil mampu tampilkan aksi gemilang tatkala bermain meski kondisi kakinya agak lumayan berbeda dibanding pesepakbola kebanyakan. Ia sempat membantu Selecao memenangi Piala Dunia 1958 dan 1964.  Di level klub, namanya lumayan harum ketika memperkuat Botafogo.

Lantaran sumbangsih besarnya pada sepakbola Negeri Samba. Stadion terbesar kedua di Brasil, Nacional disematkan namanya. Stadion ini memiliki kapasitas 72 ribu dan digunakan beberapa tim lokal serta Timnas Brasil dalam berbagai kesempatan.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version