Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Ligue 1 Musim 2018/19

5 Fakta Ligue 1

Vivagoal 5 FaktaLe Championnat de France atau dikenal dengan Ligue 1 Prancis menjadi kompetisi sepak bola paling bergengsi di tanah Prancis sejak 1932 silam. Dimana AS Saint Etienne berhasil menjadi juara terbanyak dengan 10 gelar disusul Olympique Marseille dan Nantes dengan delapan gelar liga.

Meski mempunyai banyak klub dengan sejarah panjang. Juga, memiliki pemain-pemain berbakat tapi beberapa waktu lalu pamor Ligue 1 sempat meredup. Hal itu terjadi setelah banyak dari superstar sepak bola Prancis lebih memilih merumput di liga-liga lain di Eropa.

Baca Juga : Alasan Dani Alves Tinggalkan PSG

Tapi hal itu mulai berubah belakangan ini. Dimulai dengan bertransformasinya klub-klub Ligue 1 seperti  Paris Saint Germain, Olyimpique Lyon dan AS Monaco yang mulai mendatangkan banyak pemain bintang membuat banyak pecinta sepak bola dunia mulai memindahkan pandangannya kembali  pada Liga yang diinisasi oleh Jules Rimet itu.

Di musim  2018/19 lalu, Ligue 1 seperti beberapa musim sebelumnya kembali di dominasi oleh PSG. Kekuatan finansial serta didukung oleh para pemain bintang yang menghuni Les Parisines mempermudah langkah mereka menuju tangga juara.

Tapi Ligue 1 bukan hanya Paris, PSG dan Stade de France saja. Ada banyak kejadian menarik yang terjadi meskipun exposurenya memang tak pernah lepas dari klub-klub elit mereka. Kali ini Vivagoal  mencoba merangkum 5 Fakta Ligue 1 musim 2018/19 lalu.

  1. PSG Lanjutkan Dominasinya di Ligue 1

Paris Saint Germain (PSG) sukses melanjutkan dominasinya di kancah Ligue 1 2018/19 dengan keluar sebagai kampiun. Les Parisiens keluar sebagai juara setelah berhasil meraih 91 poin di akhir musim.

Dominasi PSG atas lawan-lawannya itu terlihat jelas kala mendekati akhir musim. Saat keluar sebagai juara, klub yang dimiliki Nasser Al Khelaifi itu unggul 16 poin dengan pesaing terdekatnya, Lille LOSC. PSG meninggalkan pesaingnya dengan 29 kemenangan empat seri dan lima kali kalah.

Baca Juga :  Ingin Datangkan Sarabia, Sevilla Minta 321 Miliar Pada PSG

Meski demikian dominasi skuat asuhan Thomas Tuchel itu sama sekali tidak mengherankan. Didukung dana melimpah, klub yang berkandang di Stade de France itu menjalani musim dengan sederet pemain bintang. Maka tak aneh jika mereka bisa dengan mudah menjuarai Ligue 1 musim 2018/19.

Meski hampir tanpa lawan di kancah domestik, tapi PSG tak bisa berbuat banyak di kompetisi eropa. Mereka harus menyerah dari MU di babak Knock Out setelah terkena comeback menyakitkan di Old Trafford.

  1. AS Monaco Jalani Masa Sulit

AS Monaco yang punya sejarah panjang di Ligue 1 nyatanya harus menjalani masa sulit di musim 2018/19. Meski telah mengoleksi delapan gelar Ligue 1 termasuk pada musim 2016/17 (trofi terakhir mereka) mereka harus puas menjadi penghuni papan bawah di musim lalu.

Tak puas dengan performa Leonardo Jardim di awal-awal bergulirnya Liga karena selalu meraih hasil minor, manajemen Monaco bertindak gegabah. Mereka secara mengejutkan memecat Jardim dan menggantinya dengan eks pemain mereka, Thiery Henry dengan harapan mampu mendongkrak prestasi klub.

Baca Juga : Julian Draxler Tegaskan Bertahan Di PSG Musim Depan

Tapi sayang, saat menukangi Monaco, Henry tak berhasil membawa tim merah putih itu menjadi lebih baik. Kalah pada sepuluh laga beruntun, Henry malah memperpanjang tren negatif AS Monaco.

Hasilnya, Monaco pun harus terjerembab di dasar klasemen  dan berjuang di zona degradasi saat memasuki paruh musim. Meski mendatangkan Cech Fabregas dari Arsenal, Henry tetap tak bisa berbuat banyak hingga akhirnya manajemen Monaco memecat Henry kembali pada Januari lalu.

Baca Juga : Indikasikan Bakal Pindah, Neymar Mulai Cari Rumah Di Barcelona?

Terdesak karena harus segera keluar dari zona degradasi, Monaco kembali mengembalikan Jardim ke kursi kepelatihan Monaco. Hasilnya, Jardim sukses menyelamatkan Monaco dari jurang degradasi yang pernah menimpa mereka di musim 2010/11.

Monaco sendiri mengakhiri musim ini dengan finish di peringkat ke-17 hasil dari delapan kemenangan, 12 seri dan 18 kali kalah. Dimana catatan ini menjadi yang terburuk dari lima musim terakhir mereka setelah promosi di 2011 silam.

  1. Mbapee Jadi Top Skor dengan 33 Gol

Kylian Mbape berhasil unjuk gigi di Ligue 1 musim lalu. Pemain muda terbaik piala dunia Rusia 2018 itu sukses menjadi pencetak gol terbanyak di Ligue 1 2018/19. Sang pemain mencetak 33 gol dari 38 pertandingan di Ligue 1 unggul jauh dari pesaingnya, Nicolas Pepe yang bermain dari Lille.

Atas pencapaiannya itu, tak aneh jika banyak pihak menilai Mbappe akan menjadi bintang sepak bola dunia di masa mendatang. Salah satunya, legenda Tim Nasional Prancis Bixente Lizarazu mengungkapkan kekagumannya pada Mbappe. Menurutnya Mbappe tengah berkembang menjadi pemain terbaik dunia.

Baca Juga : Tak Yakin Bertahan di Napoli, Koulibaly Ingin Fokus di Timnas

Lebih lanjut ia menilai Mbappe diprediksi akan menjadi pemain tebaik dunia. Ia menyebut setelah era Ronaldo dan Messi bukan tak mungkin Mbappe akan jadi pemain terbaik dunia.

“Saya pikir, Mbappe akan menjadi superstar sepakbola berikutnya, dan menurut saya itu sedang dirintisnya. Dia sekarang pemain muda terbaik, dan setelah era Ronaldo dan Messi, tidak ada lagi alasan dia tidak dipilih jadi pemain terbaik di dunia,” kata Lizarazu.

  1. Le Classique Pecahkan Rekor Penonton Terbanyak

Duel  Le Classique antara Olyimpique de Marseille melawan Paris Saint Germain memang selalu menyedot perhatian. Musim lalu, pertemuan pertama kedua tim yang berlangsung di kandang Marseille berhasil memecahkan rekor penonton pertandingan terbanyak musim 2018/19.

Dilansir laman resmi Ligue 1, laga yang berkesudahan 0-2 untuk kemanangan PSG itu dihadiri langsung oleh 64.696 penonton di Stade Velodrome. Sayangnya, tuan rumah kala itu harus menelan pil pahit setelah gawangnya di bobol oleh Mbappe dan Draxler.

Baca Juga: Kecewanya Presiden Napoli Usai Sarri Merapat ke Juventus

Atas kemenangan itu, PSG sukses mencatat kemenangan 11 kali secara beruntun semenjak Ligue 1 musim 2018/19 digelar. Dimana hingga pekan ke-11 saat Le Classique berlangsung PSG tak sekalipun menelan kekalahan.

Menariknya, tingginya tensi Le Classique  membuat kedua pelatih baik Thomas Tuchel ataupun Rudi Garcia dari sisi Marseille mendapat kartu merah dari wasit Benoit Bastien. Keduanya harus meninggalkan bangku cadangan dan masuk ke ruang ganti hingga laga usai.

  1. Kisruh Rabiot dengan PSG

Adrien Rabiot sedang mengalami masalah serius bersama Paris Saint-Germain di musim 2018/19. Statusnya dibekukan dari tim utama sejak Desember 2018 lalu.

Situasi Rabiot tersebut tidak lepas dari keputusannya yang menolak untuk memperpanjang kontrak di PSG. Rabiot mengaku ingin mencari tantangan baru setelah sembilan tahun bermain untuk Les Parisiens.

Baca Juga : Empat PR Liverpool Jelang Hadapi Musim Baru, Apa Saja?

Tapi, manajemen PSG tidak terima dan marah karena menganggap Rabiot tidak tahu berterima kasih kepada klub yang sudah melatihnya sedari kecil. Hasilnya Rabiot tidak lagi diberi kesempatan bermain sekalipun. Pelatih Thomas Tuchel pun tidak memainkan Rabiot hingga mereka keluar sebagai juara Ligue 1

Rabiot sendiri mengaku merasa dirinya kini seperti seorang tahanan yang disandera ketimbang seorang pemain bola. Terlebih setelah dirinya tak dilirik untuk bermain dalam laga resmi PSG selama lebih dari setengah musim.

“Saya seperti seorang tahanan. Saya tersandera oleh PSG. Saya sudah 23 tahun, dan yang saya lakukan adalah coba membeli kebebasan, dan perasaan itu sudah mantap, mustahil untuk kembali ke PSG,” tegas Rabiot.

Selalu update berita bola terbaru seputar 5 Fakta hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version