Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Michel Platini, Legenda Juventus

5 Fakta Michel Platini, Legenda Juventus

Vivagoal 5 Fakta – Bagi penggemar sepakbola era 80-90-an, siapa yang tidak kenal dengan legenda Juventus, Michel Platini. 

Selama karirnya, Michel Platini pernah bermain untuk klub Nancy, Saint-Étienne, dan Juventus . Dijuluki sebagai Le Roi atau dalam bahasa Indonesia artinya ‘Raja’, ia memiliki kemampuan dan kepemimpinan yang tidak perlu diragukan.

Meskipun memiliki peran utama sebagai playmaker lini tengah , ia adalah pencetak gol yang produktif. Dia berhasil memenangkan penghargaan Capocannoniere Serie A tiga kali berturut-turut yakni pada tahun 1983,1984 dan 1985.

Baca Juga: 5 Fakta Mat Halil, Legenda Persebaya

Ia merupakan pencetak gol terbanyak Juventus dalam pertandingan Piala Eropa pada musim 1984-85. Pada laga final tersebut, Juventus berhasil  mengalahkan lawannya.

Platini adalah pemain kunci tim nasional Prancis yang memenangkan Kejuaraan Eropa 1984, sebuah turnamen di mana ia adalah pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik. Ia juga pernah mencapai semi final Piala Dunia pada tahun 1982 dan 1986 .

Bersama dengan gelandang Alain Giresse , Luis Fernández dan Jean Tigana , ia membentuk tim yang sering disebut carré magique -julukan kotak ajaib di negara Italia- dari tim Prancis pada 1980-an.

Platini adalah pencetak gol terbanyak di timnas Prancis hingga 2007. Ia juga memegang rekor untuk sebagian besar gol yang dicetak di Kejuaraan Eropa saat Prancis berhasil meraih kemenangan pada tahun 1984.

Untuk itu, kali ini VIGO akan merangkum 5 fakta Michel Platini, Legenda Juventus yang sulit diingat oleh para penggemarnya:

1. Awal Karir Platini di Prancis

Awal karir junior Michel Platini berada di klub lokal tempat kelahirannya, AS Joeuf. Usai melakukan permainan terbaiknya, dia ditarik oleh Nancy. Platini telah memulai karir sepakbola profesionalnya di klub Liga Prancis, Nancy sejak tahun 1972. Disana, ia langsung diberikan amanat menjadi pemain utama klub setelah selalu tampil impresif saat bermain.

Namun lambat laun, penampilan buruk Nancy sempat membuat klub ini terdegradasi. Namun, Nancy langsung memberikan performa terbaiknya dan kemudian langsung masuk tim promosi usai menjadi juara Ligue 2.

Di Nancy, Michel Platini sering dinobatkan menjadi top skor klub dengan beberapa kali mencetak gol lewat free kick. Tendangan yang akurat menjadi andalannya dan salah satu spesialisnya.

Baca Juga: 5 Fakta Sang Legenda Bryan Robson

Diketahui bahwa Platini sempat beberapa kali mendapatkan masalah cedera. Akan tetapi, saat Platini dalam kondisi fit, ia tetap jadi andalan klub Prancis tesebut. Bahkan, Platini pernah menduduki tiga besar Ballon d’Or pada tahun 1977.

Klub Nancy berhasil menjadi juara Coupe de France atau Piala Prancis pada tahun 1978. Platini berkarir di Nancy dan menjadi salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub dengan penampilan selama tujuh musim.

Akhirnya, Michel Platini hengkang ke klub Ligue 1 lain yakni Saint-Etienne di tahun 1979. Platini berada di Saint-Etienne selama tiga musim. Dia berhasil dan sukses meraih juara Ligue 1 atau Liga Prancis pertamanya di tahun 1981. Kendati demikian, Platini harus rela finish diposisi runner up Piala Prancis pada tahun 1981 dan 1982.

2. Hampir Frustasi Berada di Juventus

Usai bermain di Saint-Etienne , Platini akhirnya pergi ke klub Serie A, Juventus. Disana, ia mewarisi jersey nomor 10 dari Liam Brady yang baru saja hengkang dari klub. Di Juventus, banyak memiliki pemain yang menampilkan banyak anggota skuad Piala Dunia Italia. Bersama Bianconeri, Platini mengalami adaptasi yang cukup lama dengan sepakbola Italia.

Dia merupakan target di media olahraga Italia. Dia terus dikejar dan dituntut untuk menunjukkan penampilan terbaiknya. Bahkan, ia nyaris meninggalkan Italia di musim pertamanya.

Baca Juga: 5 Fakta Sang Legenda Brasil, Rivaldo Ferreira

Platini dan rekan setimnya Zbigniew Boniek berhasil melakukan perubahan taktik, dan di paruh kedua musim Juventus, Platini memberikan kemajuan yang signifikan. Akhirnya, nasib mereka berubah drastis.

Di Juventus, mereka mencapai final Piala Eropa , kalah dari Hamburger SV. Akan tetapi Platini CS berhasil memenangkan Piala Italia pada musim keduanya di Italia.

3. Penghargaan Platini di Juventus

Usai telah puas bermain di Ligue 1, akhirnya Platini memutuskan untuk hengkang ke luar Prancis dan bergabung dengan klub raksasa Italia, Juventus.

Disana, ia langsung dipercaya untuk menggunakan jersey dengan nomor punggung 10. Platini berhasil membantu Juventus untuk mendapatkan 2 trofi Serie A dan 1 Coppa Italia.

Baca Juga: 5 Fakta Sang Legenda Jerman, Lothar Matthaus

Di kancah level Internasional, Platini juga mampu membawa Juventus meraih trofi Liga Champions pertamanya di tahun 1985 usai sebelumnya hanya finis di posisi runner up pada tahun 1983.

Selain itu, Platini juga berhasil mendapatkan gelar diantaranya Winners Cup, UEFA Super Cup dan Intercontinental Cup. Di kancah lokal, Platini berhasil dinobatkan menjadi top skor tiga kali secara beruntun, yaitu pada tahun 1983,1984, dan 1985.

Tidak hanya itu, Platini juga menjadi top skor Liga Champions 1985. Gelar individu lain yang ia dapatkan diantaranya trofi Ballon d’Or di tahun 1983, 1984 dan 1985, menjadikannya pemain pertama dengan 3 trofi Ballon d’Or secara beruntun.

Selama 5 musim di Juve, Platini telah memainkan 222 pertandingan dan mencetak 103 gol diajang semua kompetisi yang dia mainkan.

4. Karir Internasional Platini

Karir Internasional Platini dimulai saat debut pertamanya bersama timnas Prancis sejak tahun 1976.

Adapun Turnamen besar pertamanya yang ia mainkan yakni Piala Dunia 1978, walaupun saat itu timnas Prancis gagal lolos dari fase grup lantaran berhadapan dengan tim-tim yang sangat kuat.

Baca Juga: 5 Fakta Alasan Bale Sudah Tak Diakui Menjadi Pemain Kelas Dunia

Usai turnamen itu, ia didapuk menjadi kapten timnas Prancis. Saat dia menjabat sebagai kapten, akhirnya Prancis lolos ke babak semifinal Piala Dunia 1982 sebelum dikalahkan tim kuat saat itu, Jerman Barat. Laga itu menjadi salah satu memori terbesar dalam karir sepakbola Platini.

Dalam turnamen Piala Eropa 1984 mungkin menjadi ajang dimana pemain Prancis tersebut menunjukkan kualitas di lapangan sepakbola. Platini membawa Prancis menjadi juara EURO 1984 dimana ia menjadi pemain terbaik, top skor turnamen dan menjadi pemain kunci timnas.

Banyak gelar ia dapatkan dengan mencetak 9 gol. Ini merupakan gol terbanyak di satu edisi EURO dan menjadikannya top skor sepanjang masa Piala Eropa. Tidak hanya itu, ia juga berhasil menorehkan gol di semua laga di Piala Eropa 1984 termasuk mencetak 2 hattrick.

Timnas Prancis juga sempat mendapatkan peringkat 3 pada ajang Piala Dunia 1986. Bila ditotal, Platini telah menorehkan 72 caps untuk timnas Prancis dan berhasil mencetak 41 gol. Ini merupakan rekor gol terbanyak pemain Prancis sebelum dipecahkan Thierry Henry.

5. Usai Pensiun, Ditunjuk Jadi Presiden UEFA

Tidak hanya sukses berkarir menjadi pemain sepakbola, Platini juga pernah ditunjukr sebagai pelatih timnas Prancis sejak tahun 1988 sampai 1992.

Menjadi pelatih, pemain legenda Juventus itu sukses membawa timnas Prancis lolos ke ajang EURO 1992 dengan rekor 19 laga tak terkalahkan. Sehingga, saat itu Platini sempat diberi penghargaan Manager of the Year pada tahun 1991.

Akan tetapi sayang, penampilan timnas Prancis dalam ajang Piala Eropa 1992 terbilang cukup buruk. Bahkan, anak asuh Michel Platini tersingkir terlebih dahulu di babak awal. Usai pertandingan tersebut, ia kemudian terpaksa mundur dari jabatan pelatih.

Baca Juga: 5 Fakta Robby Darwis, Legenda Persib Bandung

Tak hanya menjadi pelatih, Platini juga pernah meniti karir di administrasi sepakbola. Ia dipercaya untuk memegang amanat menjadi Presiden UEFA sejak tahun 2007 sampai 2015.

Pada saat itu, ia sempat membuat sejumlah kebijakan positif di persepakbolaan terutama di Eropa. Adapun contoh kebijakannya diantaranya mengubah format Liga Champions dan Liga Eropa.

Platini juga sempat melarang kebijakan transfer pemain di bawah 18 tahun dan menambah jumlah kontestan dalam ajang Piala Eropa dari 16 menjadi 24 klub.

Kendati demikian, mantan pelatih timnas Prancis tersebut sempat terlibat kasus korupsi sehingga dia dihukum tidak boleh terlibat dalam dunia olahraga selama 8 tahun.

Selalu update berita terbaru seputar 5 Fakta hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version