Vivagoal – Berita Bola – Leicester City sempat memiliki catatan gemilang kala mendulang Premier League di musim 2015/17 lalu. Jauh sebelum itu, the Foxes sempat memiliki nama-nama besar yang sempat merapat ke King Power Stadium.
Leicester merupakan tim yang lumayan sering turun naik dari Championship ke Premier League pada medio 90an. Mereka sempat memenangkan sepasang Piala Liga pada periode 1996 dan 1999 lalu. Namun setelahnya tak ada catatan spesial hingga tim harus terdegradasi ke divisi dua pada 2003/04 lalu.
Foxes lumayan lama berkumbang di Championship. Mereka bahkan sempat terdegrdasi ke divisi tiga pada 2007 lalu dan menjadi juara setahun berselang. Peruntungan tim yang difavoritkan personel Kasabian ini pun berubah pasca akuisisi dari Vichai Srivaddhanaprabha bersama King Power pada 2011 lalu.
⬆️ He helped Leicester get promoted to the Premier League.
🏆 He helped Leicester to a 5000/1 Premier League title.
🚗 He bought every Leicester player a new car after they won the title.
👏🏻 He helped Leicester reach the #UCL quarter-finals.
He united the entire city. pic.twitter.com/8k57u1quXW
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) October 27, 2022
Di bawah pemilik baru, klub mulai bebenah. Sosok macam Sven Goran Eriksson pun dihadirkan guna menjadi revolusi si Rubah di Championship. Setelah ahmpir promosi pada 2012 di bawah arahan Nigel Pearson, klub pada akhirnya berhasil promosi ke Premier Laegue pada 2014 pasca terakhir kali beredar di tier atas 10 musim lalu.
Baca Juga:
- Obolan Vigo: Barcelona yang Berupaya Mengambil Celah di Liga Champions
- Obrolan Vigo: Everton yang Butuh Degradasi untuk Bebenah
- Obrolan Vigo: Paul Pogba yang Menyia-Nyiakan Potensi Besarnya
- Analisa Vigo: Liverpool Era Klopp Bisa Menangkan Apapun Dengan Anak TK dan Virgil van Dijk
Pasca promosi, langkah klub terbilang luar biasa. Mereka hanya perlu satu musim untuk menjadi cerita Cinderella di bawah arahan Claudio Ranieri. Pada musim 2015/16, Foxes yang diprediksi terdegradasi malah menjadi juara. Dalam prosesnya tim juga sukses merajut mimpi main di Liga Champions untuk kali pertama.
Berbagai pemain mulai dari Jamie Vardy, Kasper Schmeichel, Wes Morgan hingga N’Golo Kante dan Riyad Mahrez memiliki peranan besar dalam prestasi tim. Tak hanya Premier League, Foxes juga pernah mendulang gelar Piala FA pada 2021 lalu ketika kalahkan Chelsea di final.
Kini, Leicester harus kembali ke Championsip pasca terdegradasi di musim 202/23 lalu. Mereka memiliki asa untuk promosi kembali di musim ini di bawah arahan Enzo Maresca meski sudah ditinggal serangakaian nama besar dalam skuatnya.
Kini, guna mengenang perjalanan mereka di sepakbola Inggris, Vivagoal sudah merangkum 5 nama besar yang pernah mentas di sana dari lintas generasi. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya.
- Gordon Banks
Gordon Banks merupakan salah satu kiper legendaris Inggris. Ia datang dari Chesterfield dengan mahar 7000 paun. Leicester menjadi salah sat tim yang lumayan sering ia perkuat kala bermain. Dalam rentang 1957 hingga 1967 lalu. Dalam periodenya, lebih dari 300 laga yang sudah ia mainkan di klub.
Gordon Banks, the English goalkeeping icon, is celebrated for his exceptional shot-stopping ability, athleticism, and sportsmanship on the pitch. Born in 1937, Banks rose to prominence during the 1960s and 1970s as one of the greatest goalkeepers of his generation.
Renowned for… pic.twitter.com/FEIZeu56VH
— hatice turan (@haticeturan9) March 11, 2024
Bersama Foxes, Banks pernah hantarkan tim memenangi Piala Liga. Namanya juga tersemat sebagai punggawa Timnas Inggris yang sempat menangi Piala Dunia 1966. Prestasi tersebut belum pernah dimenangkan generasi Inggris manapun sampai saat ini.
Pasca Leicester, Banks sempat bermain di Stoke City dan akhiri karir di North American Soccer League bersama Fort Lauderdale Strikers pada medio 70an.
- Gary Lineker
Lineker merupakan jebolan akademi Leicester dan ia memulai karir profesionalnya bersama the Foxes pada medio 1978. Gary berada di klub hingga 7 tahun ke depan. Total, ia sempat mendulang 216 laga di lintas kompetisi dan sumbangkan 103 gol dalam periode tersebut dan membantu tim menangi Divisi Dua.
Setelahnya, ia sempat melalang buana ke berbagai tim guna kuhuhkan status sebagai juru gedor terbaik yang dimiliki Inggris. Everton, Barcelona, Tottemham Hotspur hinga Nagoya Grampus pernah menikmati jasanya.
Meski sudah melalangbuana bersama klub, statusnya sebagai legenda tak terbantahkan. Ia pernah berjanji menggunakan celana dalam pada siarannya di Match of the Day andai Leicester menjadi juara Premier League dan janji tersebut sempat ditepatinya.
- Muzzy Izzet
Muzzy awalnya datang ke Leicester dari Chelsea dengan status pinjaman pada 1996 lalu. Namun ia langsung memberikan dampak instan bagi klub dengan peformanya di Foxes. Klub pun tak ragu untuk mempermanenkan jasanya di angka 800 ribu paun dari Chelsea.
Dalam prosesnya, Izzet menuai banyak kesuksesan di klub. Ia sempat hantarkan tim promosi, menangi sepasang Piala Liga hingga menjadi runner up di ajang serupa. Foxes pun menjadi tim yang lumayan lama ia perkuat yakni pada rentang 1996 hingga 2004. Total, 269 laga sempat ia mainkan bersama klub.
Meski lahir di London, Izzet membela Timnas Turki dalam karir internasionalnya. Ia sempat membantu negara asal ayahnya di Piala Dunia 2022 di Korea Jepang dengan menjadi juara ketiga di turnamen empat tahunan itu.
Baca Juga:
- 5 Fakta Marko Marin, Messi Jerman yang Gagal
- 5 Fakta Pemain Favorit Jose Mourinho
- 5 Fakta Wonderkid Manchester United yang Karirnya Gagal Bersinar
- 5 Fakta Legenda Timnas Inggris yang Karirnya Jeblok Ketika Melatih
- Roberto Mancini
Dalam karirnya sebagai pemain, Mancini banyak habiskan karir di Italia. Ia sempat memperkuat Bologna, Sampdoria dan Lazio. Bersama dua tim yang disebut terakhir karirnya lumayan tersorot lantaran berbagai prestasi yang ia bukukan.
Namun di akhir karirnya, Mancini sempat dipinjamkan ke Leicester City kala usianya sudah 36 tahun, Di sana, ia memang tak diposisikan sebagai pemian dna hal tersebut disampaikan oleh juru taktik Foxes saat itu.
Roberto Mancini, Gianluca Vialli & Alexei Mikhailichenko
Sampdoria 1990-91 pic.twitter.com/JibjUSj844
— 80s&90sFootball ⚽ (@80s90sfootball) March 12, 2024
“Roberto (Mancini) tahu bahwa dia berusia 36 tahun dan saya mencari pengetahuan dan pengalaman sepakbolanya, bukan kemampuannya,” ucap pelatih Leicester saat itu, Peter Taylor. “Dia juga memahami bahwa perannya adalah untuk membantu mendatangkan pemain muda dan memberikan pengalaman kepada para striker,” timpalnya.
Di Leicester karirnya berjalan singkat dan ia hanya mentas beberapa kali dan harus pulang ke Italia lantaran ditelepon Fiorentina untuk menjadi juru taktik mereka pada 2002 lalu. Mancini mengkau jatuh cinta dengan Inggris dan ia kemudian kembali lagi ke Negeri Raja Charles kala membesut Manchester City pada 2010 lalu.
- Esteban Cambiasso
Esteban Cambiasso merupakan pemain yang lumayan memiliki segudang pengalaman di Eropa. Kesuksesan sempat ditorehkannya ketika masih bermain untuk Real Madrid dan Inter Milan. Berbagai gelar mulai dari Scudetto, LaLiga, hingga Liga Champions sukses ia koreksi bersama dua tim tersebut.
Pasca dilepas Inter, ia berlabuh ke Leicester dengan kontrak selama semusim pada 2014/15. Di sana, ia langsung memberikan impresi dan menjadi juru selamat tim yang sempat ingin terdegradasi. Total, ia sukses sematkan 5 gol dan 33 laga di lintas kompetisi.
Foxes sempat memberikan tawaran kontrak baru untuk Chucu. Namun ia menolak dan memutuskan hengkang ke Olympiacos. Sosok asal Argentina sukses hantarkan raksasa Yunani mendulang back to back gelar Greek Super League sebelum akhirnya putuskan pensiun.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com