Obrolan Vigo: Paul Pogba yang Menyia-Nyiakan Potensi Besarnya

Obrolan Vigo: Paul Pogba yang Menyia-Nyiakan Potensi Besarnya

Heri Susanto - March 5, 2024
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita Bola – Paul Pogba baru saja dijatuhi sanksi larangan berkecimpung di dunia sepakbola selama empat tahun lantaran masalah doping yang menyelimutinya. Di luar problem tersebut, pemain asal Prancis memang kerap menyia-nyiakan potensi besarnya sebagai pesepakbola.

Agustus lalu, menurut laporan Football Italia, Badan Anti Doping Italia melakukan tes kepada Pogba. Dalam tubuhnya, terkandung zat DHEA yang mampu menaikan produksi testoseron. Ia dilarang berkecimpung di dunia sepakbola sampai penyelidikan rampung. Belakangan, sanksi sudah dijatuhkan dan ia dilarang mentas empat musim karena masalah tersebut meski belakangan, laman BBC menyebut ia siap menjatuhkan banding.

Andai banding ditolak, ada potensi karir Pogba akan selesai. Ia sudah berusia 30 tahun dan empat tahun tanpa sepakbola jelas bakal membuatnya diragukan untuk kembali ke level tertinggi meski momen tersebut nampak sudah jauh hilang dari dirinya pasca memutuskan bergabung ke Manchester United.

Obrolan Vigo: Paul Pogba yang Menyia-Nyiakan Potensi Besarnya
Sumber: Sky Sports

Karir Pogba memang berjalan layaknya roller coaster di taman bermain. Namanya digadang menjadi salah satu pemain yang diprediksi bersinar bersama United pada periode pertamanya. Namun ia justru memutuskan hengkang ke Juventus pada 2012 atas bisikan Mino Raiola, agennya kala itu. Situasi tersebut membuat Sir Alex Ferguson berang.


Baca Juga:


“Kami mengikat Pogba dengan kontrak tiga tahun, dan ada opsi pembaharuan satu tahun yang ingin kami aktifkan. Tapi Raiola tiba-tiba muncul dan pertemuan pertama kami menjadi sebuah kegagalan,” tulis Ferguson dalam bukunya, Leading yang dirilis pada 2015 lalu.

“Saya dan dia bagaikan minyak dan air. Sejak saat itu, harapan kami sirna karena Raiola mampu mengintegrasikan dirinya dengan Paul serta keluarganya, lalu sang pemain bergabung dengan Juventus,” pungkas Ferguson.

Namun di Juventus, Pogba mampu tampil dengan baik di bawah arahan Antonio Conte maupun Massimiliano Allegri. Duetnya di lini tengah bersama Andrea Pirlo dan Arturo Vidal atau Claudio Marchisio sekaan tak tergantikan. Berbagai gelar domestik pernah ia raih di sana dan sosoknya di Juve terbilang krusial.

Berbagai gelar domestik pernah ia persembahkan untuk klub. Ia juga sempat menghantarkan SI Nyonya Tua ke Final Liga Champion 2015 sebelum diremukan Barcelona di laga final. Dalam periode awalnya di Juventus, Pogba sempat mainkan 178 laga di lintas kompetisi dan mendulang 34 gol.

Obrolan Vigo: Paul Pogba yang Menyia-Nyiakan Potensi Besarnya
Sumber: msportsid

Pada 2016, Manchester United yang tengah membangun proyek bersama Jose Mourinho mendaratkan sepasang pilar penting yakni Zlatan Ibrahimovic dan dirinya. Khusus untuk Pogba, namanya menjadi salah satu pemain termahal kala itu kala datang dengan mahar 89 juta paun. Ekspektasi besar jelas hadir di pundaknya mengingat masifnya mahar yang harus dikeluarkan Setan Merah.

Pada periode keduanya bersama Setan Merah. Pogba mulai menunjukan tajinya meksi ada rangkaian cedera yang kelak menjadi salah satu penghambat karirnya di United. Ia sempat hantarkan tim menangi Community Shield, Piala Liga dan Europa Laague. Gelar tersebut merupakan yang terbanyak dalam satu musim pasca era Fergie.


Baca Juga:


Namun memasuki musim kedua, hubungannya dengan Mourinho serta masalah cedera membuat karirnya tak baik-baik saja. Hamstringnya bermasalah. Ia dianggap tak bisa bertahan dengan baik dan Mourinho mencopotnya sebagai kapten tim. Namanya bahkan kerap dicadangkan hingga akhirnya Mou pergi.

Situasi sempat berubah ketika Ole Gunnar Solskjaer menukangi tim. Sinarnya di tim mulai kembali terlihat. Bahkan pada musim 2018/19, karirnya melesat dengan mendulan 16 gol dan 11 assist. Ia juga pernah memenangkan Piala Dunia bersama Timnas Prancis. Namun yang terjadi setelahnya, rumor kepindahan ke tim lain menjadi bumbu lain.

Pogba, bersama Raiola kerap menggoda kepindahan dari United. Real Madrid menjadi destinasi dari sang pemain. Jauh sebelum opera sabun Kylian Mbappe dibuka, Pogba sudah memulainya. Namanya kerap dikiaitkan dengan Los Blancos. Hal ini jelas menjadi pukulan yang menyakitkan.

Tak berhenti sampai di sana, ia juga bukan pemain yang bisa memberikan perbedaan di setiap momennya. Harga mahal Pogba, ketidakmampuam dirinya menjaga cedera hingga tingginya ego sang pemain pada akhirnya hanya membuat dirinya mencatatkan rekor pembelan bagi klub dan kualitas soal dirinya, bisa dibicarakan nanti. Ia tak pernah menjadi sosok vital ketika membela United.

Legenda sepakbola Brasil, Ronaldinho mengklaim jika dengan kemampuannya, Paul Pogba bakal cocok bermain di tim manapun. Namun hal tersebut tak tepat. Ia hanya bisa berkembang ketika rekan setimnya memiliki kualitas di atas rata-rata. Hal itu bisa dilihat ketika ia membela Timnas Prancis atau Juventus dimana banyak nama-nama top yang bersanding di sana. Jika Prancis dan Juventus pada periode pertama adalah kue, Pogba tak ubahnya Ceri maupun lilin yang kehadirannya tak benar-benar esensial.

Pogba jelas jauh dibandingkan dengan Jude Bellingham, Toni Kroos, atau Kevin De Bruyne yang tetap menstabilkan timnya masing-masing. Dari arah kepulangannya ke Juventus kita tahu jika Pogba memang tak sebagus itu dan andai dirinya benar-benar bintang besar, kecil kemungkinan Madrid melewatkan transfernya beberapa waktu lalu.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com