Vivagoal – Berita Bola – Arsenal merupakan tim dengan sejarah panjang di Premier League. Namun mereka pernah mengalami momen muram dalam beberapa musim terakhir. Tak hanya itu, banyak pemain mereka yang gagal menuai status di tim tim namun akhirnya sukses menuai kesuksesan di tempat lain.
Gunners sempat mengalami momen manis di bawah Arsene Wenger. Mereka menjadi penantang gelar setiap tahunnnya. Di periode tersebut, berbagai gelar domestik sempat diraih, termasuk memenangkan invicibles pada 2003/2004 lalu. Arsenal juga sempat melaju ke final Liga Champions sebelum Barcelona besutan Frank Rijkaard mengadaslan mimpi mereka di partai puncak.
Dalam periode tersebut, ada berbagai pemain penting yang hadir tim tim seperti Thierry Henry, Robert Pires, Frederick Ljungberg, Sol Campbell hingga berbagai nama lain di tim utama. Pasca era mereka, Gunners masih stabil di papan atas namun kurang bersaing untuk memperebutkan gelar juara.
The Invincibles now stand alone as the only achievement to never be matched in English football…
The Arsenal Invincibles.🏆 #afc pic.twitter.com/KOumz5cxWk
— now.arsenal (@now_arsenaI) June 10, 2023
Konsistensi tim mulai goyah ketika Wenger memutuskan meninggalkan tim dan para pemain di belakangnya sudah digantikan sosok lain. Arsenal menjadi tim yang berbeda. Mereka kesulitan untuk sekedar mentas di Liga Champions meski dilatih sosok potensial macam Unai Emery dan berbagai nama hadir dalam tim.
Baca Juga:
- 5 Fakta Tim Liga 2 Indonesia dengan Skuat Termahal
- 5 Fakta Pemain Asia dengan Valuasi Termahal
- 5 Fakta Pesepakbola Terbaik Kepulauan Karabia yang Pernah Ada
- 5 Fakta Bek-Bek Masa Depan Timnas Spanyol
Namun ketika diarsiteki Mikel Arteta, Gunners kembali menunjukan tajinya. Ia membuka lagi gelar bagi klub yang lama hilang dalam pelukan dalam wujud Piala FA. Dalam dua musim terakhir, tim asal London Utara juga mulai bersaing kompetitif dengan Manchester City besutan Pep Guardiola. Boleh dibilang, tim Gudang Peluru ada dalam trek yang tepat.
Mereka saat ini memiliki berbagai pemain penting dalam tim macam Declan Rice, Martin Odegaard, Gabriel Magalhaes, Bukayo Saka dan berbagai nama lain. Namun di masa lalu, ada pula pemain-pemain Arsenal yang boleh harus tertendang dari tim meski awalnya mentas reguler lantaran berbagai faktor namun mereka menuai sukses di tim lain. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya.
- Giovanni Van Bronckhorst
Arsene Wenger mengamankannya pada 2001 lalu guna menggantikan Emmanuele Petit yang hengkang ke Barcelona dengan mahar 8 juta Euro dari Rangers. Sosok berdarah Ambon ini ditugaskan menjadi mesin di lini tengah guna membantu kerja Patrick Vieira. Namun karirnya di klub tersendat lantaran mengalami masalah ACL beberapa bulan pasca ia bergabung.
Saat kembali dari cederanya, Van Bronckhorst pun kehilangan tempat di posisi gelandang dan ia harus bergeser ke kiri guna menjadi fullback. Lantaran jarang mendapat kepercayaan, ia kemudian dipinjamkan ke Barcelona pada 2003 sebelum dipermanenkan dan tampil reguler di sana. Total, sang pemain membukukan 155 laga bagi Blaugrana.
🚨🇳🇱 𝐎𝐅𝐅𝐈𝐂𝐈𝐀𝐋 | Giovanni van Bronckhorst is the new manager of Beşiktaş! ⚫️⚪️
He used to play for Barcelona, Feyenoord, Arsenal, Barça, Rangers etc. ✨👔 pic.twitter.com/uIzYpaR43m
— EuroFoot (@eurofootcom) June 5, 2024
Ada momen menarik dalam waktunya di Catalan. Ketika itu, ia turut andil membantu tim memenangi Liga Champions 2005 dan mengalahkan Arsenal di partai puncak. Sosok asal Belanda mampu menghadirkan balas dendam yang manis bagi mantan timnya. Dalam karirnya di Blaugrana, ia sempat menangkan dua LaLiga, Satu Piala Super Spanyol dan gelar Liga Champions.
- Wojciech Szczesny
Szczesny hadir sejak usianya masih belasan di Arsenal. Pada 2010, ia sudah mulai mentas di tim utama. Namanya kerap mengisi spot tim besutan Arsene Wenger. Namun masalah hadir pada 2015. The Professor mengetahui dirinya merokok di kamar mandi. Hal tersebut membuat pelatih asal Prancis murka.
Sang pemain kemudian diasingkan ke Italia dan merapat ke AS Roma selama dua musim. Performanya di Italia lumayan prima. Ia sempat mendulang 14 kali cleansheet. Pada 2017, ia dibeli Juventus dengan mahar 11 juta paun guna menggantikan Gianluigi Bufffon sebagai kiper utama.
Jika di Arsenal sang pemain hanya sempat merasakan manisnya menjadi juara kompetisi dalam wujud back to back Piala FA, di Juventus, ia merasakan rentetan kesuksesan domestik macam tiga Scudetto, tiga Coppa Italia dan satu Piala Super Italia.
- Serge Gnabry
Gnabry datang pada 2011 dari Vfb Stuttgart dengan mahar 100 ribu paun. Namun ia tak langsung menjadi pemain utama. Karirnya banyak dihabiskan bersama tim muda. Sang pemain, disebut Mesut Ozil sebagai pemain muda terbaik. Potensi besarnya bersama Arsenal nampak tak terlihat lantaran sempat mengalami cedera lutut serius.
S7, EP4 pic.twitter.com/CgmRuj6IcY
— Serge Gnabry (@SergeGnabry) September 14, 2024
Pasca sembuh, ia tak langsung hadir di tim utama dan harus dipinjamkan ke West Bromwich Albion guna menambah jam terbang. Kemuramannya hadir ketika manajer the Baggies, Tony Pulis mengklaim sang pemain tak cukup baik untuk mentas di Premier League.
Pada 2017, Gnabry kemudian dilego ke Werder Bremen dengan mahar 5 juta Euro. Ia hanya perlu waktu semusim di Jerman sebelum akhirnya dibeli Bayern Munich dan menjadi salsh satu winger yang memiliki eksplosivitas tinggi.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Rico Lewis yang Akan Menjadi Anak Emas Baru Pep Guardiola
- Obrolan Vigo: Calon Juru Selamat Bordeaux dalam Wujud Andy Carroll
- Obrolan Vigo: Celta Vigo yang Berpotensi Menjadi Kuda Hitam Baru LaLiga
- Obrolan Vigo: David Trezeguet, Pahlawan yang Kerap Alami Momen Kelam
- Ismael Bennacer
Arsenal mengamankan Bennacer dari Ac Aries dengan mahar 300 ribu Euro -ada 2015 lalu. Ia hampir tak mendapatkan tempat di tim utama lantaran hanya mengepak satu laga dan harus dipinjamkan ke tim lain guna mendapatkan kesemaptan mentas setiap minggunya. Empoli kemudian mengamankannya apda 2017 dengan mahar satu juta Euro.
Di Italia, pemain asal Alzajair mampu tampil prima. Ia tampil lumayan solid bagi Gli Azzurri. Pada 2019, AC Milan yang membutuhkan tambahan kekuatan di lini tengah kemdian mendaratkan sang pemain dengan mahar 17,2 juta Euro pada 2019. Sejak saat itu, peranan sang pemain di tim utama tak tergantikan.
Bennacer menjalin duet solid dengan Sandro Tonali di lini tengah. Keduanya bahu membahu hantarkan Rossoneri menjadi juara Serie A pada 2022 lalu. Saat ini, ia masih bermain di Milan dan saudah mendulang 171 laga serta mengepak 8 gol serta 11 assist bagi tim.
- Donyell Malen
Malen yang merupakan produk dari akademi Ajax Amsterdam sukses direbut Arsenal apda 2015 lalu. Arsene Wenger sempat menyertakan sang pemain dalam tur pra-musim ke Australia dan Cina pada tahun yang sama lantaran sang pemain dianggap memiliki kualitas yang menarik. Namun karirnya di Arsenal stagnan.
Sang pemain gagal menembus tim utama dan dirinya kemudian dilegi ke PSV pada 2017. Hal tersebut nampaknya menjadi sesal bagi Gunners lantaran ia mampu menjelma menjadi salah satu winger yang diperhitungkan di Eredivisie. Ia bahkan pernah membantu De Boeren memenangi Eredivisie.
Pada 2021, Borussia Dortmund merekrutnya dengan mahar 30 juta Euro. Sosok berkepala plontos memengang peranan penting dalam lini serang Die Borussen dalam tiga musim terakhir. Total, ia sudah mendulang 35 gol dan 19 assist dari 119 laga yang dimainkan.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com