Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Tim Kuda Hitam yang Pernah Juara Liga Champions

5 Fakta Tim Kuda Hitam yang Pernah Juara Liga Champions

Vivagoal Berita Bola – Liga Champions merupakan sebuah kompetisi yang memiliki prestis paling tinggi di Eropa. Klub-klub terbaik di Benua Biru siap saling sikut guna bisa bermain dan menjadi juara di kompetisi tahunan ini. Nyatanya, ada fakta unik karena ada berbagai tim kuda hitam yang pernah membawa pulang si Kuping Besar.

Liga Champions pertama kali digagas pada 1955 lalu. Di ajang tersebut, beberapa tim undangan macam AC Milan (Italia) AGF Aarhus (Denmark), Anderlecht (Belgium) Djurgarden (Swedia), Gwardia Warszawa (Polandia) Hibertnian (Skotlandia), Partizan (Yugoslavia), PSV Eindhoven (Belanda), Rapin Vienna (Swiss), Sporting CP (Portugal), Stade de Reims (Prancis) dan Voros Lobago (Hungaria) berpartisipasi.  Real Madrid menjadi juara di ajang perdana ini pasca mengalahkan Stade de Reims di laga final.

Pasca turnamen pertama tersebut, ajang yang sama dihelat di tahun-tahun berikutnya. Berbagai klub sukses menjuarai ajang ini di periode awal. Real Madrid, Manchester United hingga Ajax Amsterdam mulai menapaki juara di ajang yang awalnya Bernama Piala Champions.

Berbagai drama di laga final kerap terjadi. All Spanish Final pertama terjadi di musim 1999/00 yang mempertemukan Real Madrid melawan Valencia. Laga dimenangkan oleh Los Blancos. Setelahnya, final senegara kerap terjadi di laga pamungkas. Spanyol, Jerman, Italia hingga Inggris menjadi penyimbang terbanyak laga pamungkas.

Sejauh ini, tim-tim tradisional Eropa yang sudah memiliki kekuatan sejak lama masih menjadi juara terbanyak. Real Madrid sudah mendulang 13 gelar, AC Milan ada di urutan kedua dengan 7 gelar disusul Liverpool & Bayern (6), Barcelona (5) seta Ajax Amsterdam (4).


Baca Juga:


Di luar tim-tim tersebut masih ada Chelsea, Inter Milan, Man United hingga FC Porto yang sempat merasakan manisnya juara. Namun, ada pula tim-tim kuda hitam yang tak hanya memberikan kejutan di turnamen dengan melaju jauh. Mereka juga pernah memenangkan ajang ini di masa lampau meski prestasi yang sama agaknya mustahil diraih dalam waktu dekat.

Kebanyakan dari tim di bawah memiliki reputasi besar di masa lampau dan gelar Liga Champions menjadi bukti mereka punya kedigdayaan dibanding tim rival yang sama sekali belum pernah memenangkannya. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya.

  1. SL Benfica

Jika Celtic hanya mampu mendulang gelar Liga Champions sebanyak satu kali, maka Benfica mampu mendulangnya dua kali pada 1961 dan 1962. Kala itu, the Eagles diperkuat sang megabintang Eusebio Perreira.

Benfica mendulang si Kuping Besar dengan cara lumayan spesial. Mereka mampu meruntuhkan dua kekuatan sepakbola Spanyol yakni Barcelona dan Real Madrid. Catatan apik tersebut sejatinya bisa diulang lima kali lagi. Namun sayang di partai pamungkas, the Eagles selalu keok dari lawan-lawannya.

Media-media eropa menyebut jika mantan manajer Benfica, Bella Guttman sakit hati lantaran tak diberikan bonus pasca menghantarkan tim untuk kali kedua menjuarai ajang tersebut. Ia bahkan menyumpahi klub tak akan memenangkan Liga Champions hingga 100 tahun ke depan. Ucapan tersebut terbukti manjur dan sampai saat ini, Benfica masih belum bisa berjaya di Eropa.

  1. Glasgow Celtic

Celtic menjadi satu-satunya tim Skotlandia yang pernah menjuarai ajang Liga Champions. Di musim 1966/67, mereka main di final perdananya, sementara Inter sudah tiga kali masuk final. Secara mengejutkan, the Bhoys mampu menundukkan La Benamata dengan skor 2-1.

Celtic kala itu bermain sangat menyerang dan meruntuhkan Catenaccio usungan Helenio Herrera. Skema menyerang yang diterapkan Jock Stein membuat laga terasa menyenangkan dan banyak media Eropa kala itu mengkritisi gaya main negatif Inter Milan.

Prestasi yang dicatatkan the Bhoys di ajang Liga Champions bahkan tak mampu disamai oleh rival abadi mereka, Glasgow Rangers, maupun tim Skotlandia lain.

  1. Aston Villa

Aston Villa mencapai final pertamanya di musim 1981/82. Tim asal Birmingham yang kala itu diarsiteki oleh Tony Barton yang menggantikan Ron Saunders mampu melaju ke final dengan mengalahkan Valur, Dynamo Berling, Dynamo Kiev dan Anderlecht. Di babak final, mereka ditunggu juara tiga kali Liga Champions, Bayern Munich.

Di atas kertas, Die Roten yang selalu memiliki pemain-pemain terbaik mampu dikalahkan dengan skor tipis 1-0 via gol yang dicetak mantan pelatih Timnas Indonesia, Peter Withe. Kemenangan Villa seakan melanjutkan tradisi tim Inggris yang dalam lima tahun ke belakang, selalu menjuarai Liga Champions.

Juaranya Aston Villa sudah barang tentu akan dikenang oleh para fans mereka dan akan selalu diceritakan hingga anak cucu lantaran hal yang sama kecil kemungkinan untuk kembali terulang karena Villa agak lumayan sulit untuk menembus zona Eropa lantaran ketatnya persaingan di Premier League.


Baca Juga:


  1. Steaua Bucharest

Pada final Liga Champions 1985/86, wakil Rumania, Steaua Bucharest secara mengejutkan tampil di partai final dan menantang Barcelona di Ramon Sanchez Pijzuan.  Di hadapan 70 ribu penggemar, mereka mampu menahan imbang Azulgrana dalam 120 menit pertandingan.

Lantaran belum ada gol yang tercipta, kedua tim harus menentukan pemenang via babak adu penalty. Kiper Steaua, Helmuth Duckadam, yang menjadi pemain pengganti sukses menjadi pahlawan klub di babak tos-tosan.

Steaua sampai hari ini masih kerap kali mentas di Liga Champions. Namun capaian emas mereka masih sulit untuk diulang kembali bahkan sampai hari ini.

  1. Red Star Belgrade

Marseille di tahun 1990 adalah tim Prancis yang lumayan disegani. Mereka punya komposisi pemain kelas atas macam Abdi Pele, Jean-Pierre Papin hingga Chris Waddle sukses menembus babak final Liga Champions. Lawan mereka di partai pamungkas adalah Red Star Belgrade.

Red Star, yang berstatus sebagai underdog mampu lolos ke partai pamungkas dengan mengalahkan empat tim macam Grasshopper, Rangers, Dynamo Dresden dan Bayern Munich. Di atas kertas, Marseille diunggulkan. Namun kenyataan berkata lain.

Red Star mampu menahan Marseille dalam 120 menit. Laga dilanjutkan di babak adu penalti. Eksekutor Marseille, Manuel Amoros gagal mengeksekusi sepakan 12 pas dan Marseille pada akhirnya kalah. Uniknya, final kedua tim tersebut merupakan yang pertama dan terakhir di babak final Liga Champions.

Tambahan Khusus

Nottingham Forrest

Notthingham Forrest di bawah asuhan Brian Clough dan Peter Taylor menjadi sebuah fenomena di Inggris. Kedua sosok tersebut mampu membawa Forrest back to back menjuarai Liga Champions pada musim 1978/79 & 1979/80. Capaian mereka mampu menyamai apa yang Liverpool lakukan dua musim sebelumnya.

Forrest kala itu sukses menjadi fenomena namun pasca sepasang final tersebut, prestasi mereka terjun bebas. Saat ini, the Reds lebih banyak berkubang di Championship dan bahkan sempat terjembab di divisi ketiga. Raihan minor yang disebut terakhir menjadi aib bagi tim yang pernah menjuarai Liga Champions.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version