Franck Ribery: Ferrari dari Prancis yang Masih Terus Berlari

Franck Ribery: Ferrari dari Prancis yang Masih Terus Berlari

Heri Susanto - April 7, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Melegenda di Bayern

Kedatangan Ribery ke Bayern menimbulkan optimisme tinggi betapa galaknya sektor tengah Die Roten. Saat itu, tim asal Bavaria memiliki pemain berbahaya di lini tengah macam Ze Roberto, Hamit Altintop, Mark Van Boomel hingga Bastian Schweinsteiger. Kombiasi nama-nama tersebut plus berbahayanya lini depan mereka membuahkan Double Winner dalam wujud gelar Bundesliga dan DFB-Pokal di musim 2007/08. Saat itu, Ribery mampu tampil dalam 46 laga dan mengemas 19 gol serta 20 assist. Raihan tersebut membuat investasi Bayern terhadap dirinya berjalan sesuai rencana.

Musim berikutnya, Bayern masih diunggulkan untuk mendulang Bundesliga dan sederet trofi domestik lain. Kenyataan lantas jauh pangggang dari api, Die Roten harus merelakan gelar Bundesliga ke tangan Wolfsburg yang unggul dua poin atas Bayern. Di musim tersebut, berbagai tongkat kepelatihan berganti dua kali dari tangan Jurgen Klinsmann ke Jupp Heynckes.

2009/10 menjadi momentum terbaik dalam karir Ribery. Ia mendapatkan tandem yang kurang lebih sama dengannya di sisi kanan dalam wujud Arjen Robben yang didatangkand dari Real Madrid. Keduanya menjadi busur mematikan dalam tubuh Bayern. Duet Robbery di sisi kanan dan kiri sukses mengembalikan tahta Bayern di kancah domestik dengan mendulang double winner. Bahkan di level Eropa, Die Roten sukses melaju ke partai final sebelum akhirnya dikandaskan Inter Milan di bawah Jose Mourinho yang sukses mendulang treble di musim tersebut.

Setiap musimnya, duet Robben dan Ribery memang terasa begitu mematikan. Raihan gelar lokal dan domestik kerap kali mampir ke almari trofi Bayern, Puncaknya, di bawah asuhan Heynckes, Bayern sukses mendulang gelar Liga Champions mereka yang kelima di musim 2013/14. Di musim tersebut, Ribery mengemas 11 gol dan 23 assist. Sementara Robben mengemas 13 gol dan 13 assist. Kinerja keduanya juga makin apik dengan hadirnya predator buas di lini depan dalam wujud Robert Lewandowski.


Baca Juga:


Perpisahaan merupakan hal yang pahit bagi pesepakbola. Faktor usia dan rentannya cedera hingga merasa cukup dengan sederet prestasi yang sudah direngkuh menjadi alasan pesepakbola untuk menyudahi karir bersama tim yang dibelanya. Hal ini berlaku pada Robben dan Ribery.

Nama pertama memutuskan pensiun sebagai pesepakbola di akhir musim 2018/19 lantaran cedera yang kerap menghantamnya di berbagai kesempatan. Robben memang kerap bermasalah pada kakinya. Pun demikian dengan Ribery yang kerap kali mangkir karena alasan yang sama. Pemain asal Prancis itu memutuskan meninggalkan Bayern pasca sederet kejayaan yang ia berikan kepada klub.

Ribery memutuskan menerima pinangan tim asal Italua, Fiorentina. Ketiadaan kedua winger eksplosif itu membuat Bayern sempat kelimpungan mencari pengganti. Serge Gnarby dipanggil dan mereka coba meminjam Ivan Perisic tuk mengisi kekosongan. Keduanya memang masih membutuhkan waktu untuk kembali nyetel bersama Die Roten. Hal ini bisa dilihat dari inkonsostensi Bayern di berbagai laga awal Bundesliga musim ini. Bahkan hal tersebut memakan korban dengan dipecatnya Niko Kovac dari kursi pelatih