Site icon Vivagoal.com

Kaleidoskop Serie A 2018/19: Dominasi Juventus dan Kejutan Akhir Musim

Kaleidoskop Serie A

Vivagoal Serie A – Juventus seakan berada di dimensi lain sepak bola Italia setelah berhasil menjuarai Serie A musim 2018/19, keberhasilan itu turut memperpanjang rekor yang memenangi Scudetto delapan kali secara beruntun. Di samping dominasi Juventus di Negeri Pizza, tersemat pula berbagai kejutan yang wajib masuk dalam buku sejarah Serie A. Apa saja daftarnya?

Merunut ke bursa transfer musim panas 2017/18, Juventus berhasil mendatangkan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid dengan mahar 100 Juta Euro. Angka tersebut lumayan besar mengingat Ronaldo sudah berusia 33 tahun. Selain itu, kembalinya AC Parma ke Serie A juga patut menjadi headline.

Bahkan menjelang akhir musim, terdapat banyak kejutan lain. Kini, seiring berakhirnya musim kompetisi Serie A, Vivagoal coba merangkum beragam sejarah, data, angka, dan rekor yang terjadi selama satu musim ke belakang di kancah Serie A.

Transfer Musim Panas: Juve, Roma, Milan dan Inter Datangkan Pemain Kunci

Juventus berhasil menggemparkaan dunia saat mendatangkan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid dengan mahar 100 Juta Euro. Bagaimana tidak, meski punya nama besar, Ronaldo sudah menginjak usia 33 tahunnsaat hijrah ke Juventus.

Hasilnya kedatangan  CR7 ke Italia membuat beberapa pihak pesimis superstar asal Portugal itu akan moncer di Serie A. Tapi seiring berjalannya waktu, Ronaldo mampu membuktikan diri dan membungkam segara kritikan.

Selain sukses mendatangakan CR7, Juve berhasil mengamankan Jose Cancelo, Mattia Perrin, Douglas Costa, Leonardo Bonnuci, dan Emre Can. Semua pemain yang didatangkan Juve rata-rata mengisi starting line up Si Nyonya Tua sepanjang musim lalu.

Meski kedatangan sejumlah nama, Si Nyonya Tua harus kehilangan kiper legendarisnya, Gianluigi Buffon yang memilih hijrah ke PSG. Selain itu, mereka juga harus kehilangan Mattia Caldara, Gonzalo Higuain yang dipinjamkan ke Milan guna memberi ruang untuk Ronaldo.

Sementara itu, Roma memperkuat tim dengan mendatangkan nama-nama besar macam Steven Nzonzi, Javier Pastore, Justin Kluivert, Davide Santon dan Nicola Zaniolo. Beberapa nama berhasil tampil apik dan membuat Roma bergairah.

Meski demikian Serigala Ibu Kota harus kehilangan beberapa pilarnya. Sang Kapten, Francessco Totti pensiun dari lapangan hijau. Alisson Becker hijrah ke Liverpool, Radja Nainggolan merapat ke Inter Milan dan Kevin Strootman berlabuh ke Prancis guna melanjutkan karir bersama Marseille.

Baca Juga: 5 Fakta Sang Legenda Francessco Totti

Inter Milan pun tak ingin ketinggalan. La Beneamata bergerak cepat mendatangkan pemain guna memperbaiki prestasi di tabel clasifica. Selain Radja Nainggolan,  Inter mendatangkan Lautro Martinez dan Yaan Caramo.

Tak hanya itu, mereka juga meminjam nama-nama seperti Sime Vrsaljko dan Keita Balde. Selain itu mereka turut mendatangkan permain bereputasi tinggi secara gratis dalam diri Kwadwo Asamoah dan Steven de Vrij. Untuk transfer keluar, Geoffrey Kondogbia, Jeison Murillo, Davide Santon, Yuri Nagatomo, Eder dan Nicolla Zaniolo resmi meninggalkan klub.

Sementara rival abadi Inter, AC Milan juga tak ingin kalah  untuk mendatangkan pemain baru. Si Merah Hitam berhasil merekrut Mattia Caldara, Gonzalo Higuain, Fabio Borini, Samu Castillejo dan Tiemoe Bakayoko dengan status pinjaman. Tapi, mereka juga kehilangan Carlos Bacca, Nicola Kalinic, Andre Silva, Leandro Bonucci dan M’Baye Niang.

Beppe Marotta Hijrah ke Inter 

Selain perpindahan pemain, Liga yang terkenal dengan Catenaccio itu diramaikan dengan hijrahnya para petinggi klub. Secara mengejutkan, Beppe Marotta yang menjadi transfer guru Juventus dalam beberapa waktu terakhir memilih bergabung bersama Inter Milan. Marotta memilih mundur dari posisinya dari CEO klub setelah menjabat sejak 2010 silam.

“Klub ini melakukan pembaruan yang luas. Mandat saya sebagai CEO akan berakhir pada 25 Oktober dan daftar anggota dewan direksi akan berisi nama saya. Saya sudah punya delapan tahun yang indah di sini, penuh kesuksesan, dan Juventus akan selalu berada di hati saya,” ujarnya dalam situs resmi klub.

Kepergian Marotta sendiri memantik reaksi Luca Toni, eks striker Juve. Menurut Toni, hengkangnya Marotta merupakan hal yang wajar di dalam dunia sepak bola. “Pemain dan direktur datang dan pergi. Tapi Juventus akan tetap menjadi Juventus,” ujar Toni seperti dikutip dari calciomercato.com

Sepanjang berkarir bersama Juve, Marotta berhasil menggaet beberapa pemain beken Nama-nama seperti Paul Pogba, Paulo Dybala, Carlos Tevez, Alvaro Morata pernah berseragam Putih Hitam berkat peran Marotta. Di bawah tangan dingin Marotta, Si Nyonya Tua juga berhasil mendatangkan pemain gratisan dengan profil tinggi macam Andrea Pirlo dan Sami Khedira

Perseteruan Mauro Icardi dan Inter Milan

Satu hal yang menarik dalam setahun bergulirnya Serie A 2018/19 adalah perseteruan Mauro Icardi dan Inter Milan. Awalnya perseteruan keduanya dimulai oleh agen Icardi sekaligus istrinya, Wanda Nara yang meminta kontrak baru untuk kliennya.

Mantan penyerang Sampdoria itu berharap mendapatkan 10 Juta Euro atau setara dengan Rp 161 Miliar. Namun Inter hanya mau memberikan kontrak maksimal di angka 7 Juta Euro (Rp 112 Miliar). Lantas, penolakan inter ini berbuntut panjang.

Baca Juga: Karena Alasan Ini, Spalleti Enggan Masukan Icardi dalam Skuat

Status Icardi sebagai kapten Inter dicabut dan Samir Handanovic menjadi suksesornya sebagai kapten La Beneamata. Bahkan penyerang Argentina ini menolak bermain kala Inter menjamu Rapid Vienna pada Jumat (15/2) lalu. Sejak penolakan tersebut, Icardi tidak tercantum dalam daftar skaut I Nerrazurri. Secara total, ia absen dari pertengahan Februari hingga awal April lalu.

Ia baru comeback kala Inter menjamu Genoa (3/4) lalu dan sukses menorehkan satu gol dan satu assist. Meski kembal bermain, fans garis keras Inter, Curva Nord tak ingin melihat Icardi bermain untuk Inter Milan. “Setelah pertemuan internal, semua grup Curva Nord memutuskan bahwa perilaku nomor 9 Nerazzurri tak bisa ditolerir lagi,” demikian pernyataan dari Curva Nord.

“Curva Nord meyakini Icardi telah memperlihatkan bahwa dia tak memiliki karakter yang dibutuhkan, bukan hanya untuk memakai ban kapten, tetapi juga untuk sebuah ruang ganti yang bersatu.”

Pemecatan Eusebio dan Mundurnya Monchi

Menjelang akhir musim, Serie A memakan korban. Pelatih AS Roma Eusebio di Francesco resmi dipecat pada 7 Maret 2019. Serangkaian hasil minor Roma sepanjang musim jadi pemicu didepaknya mantan pelatih Sassuolo tersebut.

Roma kalah 1-7 dari Fiorentina di ajang Coppa Italia. Di ajang Liga Champions, I Gialorossi harus terhenti di babak 16 besar karena kalah agregat 3-4 dari FC Porto. Sementara di Serie A, mereka tercecer di posisi kelima sehingga kans untuk melaju ke Liga Champions musim 2019/20 sedikit terhambat.

Puncaknya, kala Derby Della Capitale digelar Sabtu (2/3) lalu. Roma harus kandas dari rival abadinya, Lazio dengan skor telak 0-3. Atas kekalahan itu Eusebio senang atau tidak harus meletakan jabatannya sebagai pelatih Serigala Ibu Kota.

Padahal di musim sebelumnya, di Francesco sukses meloloskan Roma ke Semifinal Liga Champions. Perjalanan i Lupi menuju empat besar Champions League pun boleh dibilang dramatis. Mereka berhasil comeback atas Barcelona di babak 8 besar, setelah Gialorossi kalah 1-4 di Camp Nou. Sayangnya langkah mereka terhenti di fase empat besar oleh Liverpool yang melaju ke Final dan menantang Madrid.

Pemecatan Eusebio pun berbuah panjang. Direktur olahraga I Lupi, Monchi memutuskan mengundurkan diri dari klub. Dimana supporter Roma pun disebut tak menyukai cara kerja Monchi sehingga saat sang direktur hengkang, mereka juga tak terlalu mempedulikan hal tersebut.

Quagriella top skor

Salah satu hal yang menjadi highlight di Serie A pada musim lalu adalah perburuan gelar top scorer. Banyak orang memprediksi, Cristiano Ronaldo akan menjadi raja gol di Serie A musim lalu.

[irp]

Namun kenyataan berkata lain. Fabio Quagriella yang bermain untuk Sampdoria berhasil merengkuh gelar Top Scorer. Di usia senjanya Quagrigoal sukses mengalahkan Ronaldo dengan raihan 26 gol, unggul 5 gol dari torehan CR7.

Raihan ini sendiri membuat kemustahilan jadi nyata.  Penyerang yang pernah main di Juventus ini dua musim sebelumnya pernah mengkurasi 19 gol. Moncernya Quagligoal di usia senja membuktikan jika penyerang Italia memang kerap bersinar di usia tuanya.

Kepergian Nama Besar di Akhir Musim

Di akhir musim, nama-nama besar yang mengisi jagad Serie A satu per satu mulai meninggalkan Italia. Entah itu pensiun, pindah klub atau bahkan diputus kontrak.

Tercatat, Sergio Pelliser dan Andrea Barzagli resmi memutuskan gantung sepatu dari klubnya masing-masing. Sergio Pelliser sendiri pensiun dari  Chievo Verona setelah mengoleksi lebih dari 500 pertandingan bersama tim yang bermarkas di Stadion Marc Antonio Bentegodi. Bahkan nomor punggungnya (31) turut dipensiunkan mulai musim depan sebagai bentuk penghormatan klub.

[irp]

Selain dua nama itu, ada Ignazio Abate yang mengkhiri kebersamaanya bersama AC Milan. Pemain yang bergabung pada 2011 ini memutuskan mengakhiri petualangannya dengan Milan setelah 306 penampilan di semua kompetisi. Yang mencengangkan tentu tak diperpanjangnya kontraknya Daniel De Rossi. 18 tahun mengabdi De Rossi diputus kontrak begitu saja.

Terakhir ada nama Max Allegri. Pelatih yang pernah membesut Milan ini memutuskan resign dari posisinya sebagai pelatih kepala Juventus. Lima gelar Scudetto telah ia rengkuh bersama Juve. Selain itu, ia juga mampu meloloskan I Bianconerri lolos ke final Liga Champions sebanyak dua kali pada 2015 dan 2017.

Promosi dan Degradasi

Di balik cerita manis, pasti ada sekelumit kisah sedih yang dialami kontestan Serie A. Tiga klub dipastikan terdegrdasi dari kasta tertinggi sepak bola Negeri Pizza.

Frosinone, Empoli dan Chievo Verona harus melanjutkan permainannya di Serie B per musim depan. Sementara dari Serie B, Lecce, Brescia dan Hellas Verona berhasil naik kembali ke Serie A.

Editor: Dimas Edi Sembada

Selalu update berita bola terbaru seputar Serie A hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version