Obrolan Vigo: Fernando Morientes, Kisah Manis si Pemain Buangan

Obrolan Vigo: Fernando Morientes, Kisah Manis si Pemain Buangan

Heri Susanto - April 5, 2022
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita Bola Fernando Morientes pernah membalaskan dendam termanis bagi Real Madrid saat dirinya diasingkan ke AS Monaco pada 2003 lalu. Morinetes dengan elegan menjawab dengan menyudahi perlawanan Real Madrid di Liga Champions.

Real Madrid di medio 2000an awal mencoba membangun proyek Los Galacticos jilid II dengan mendaratkan serangkaian pemain bintang guna mendulang prestasi. Nama pertama yang masuk dalam proyek ini adalah Luis Figo. Sosok Portugal diboyong dari Barcelona. Ia menjadi jembatan perdana untuk kedatagan para pemain setelahnya.

Nama Zinedine Zidane direkrut semusim kemudian. Nama Zizou bahkan terpatri sebagai pembelian termahal Real Madrid sebelum akhirnya dipecahkan oleh beberapa pemain lain macam Cristiano Ronaldo hingga Neymar Jr.

Musim ketiga proyek Galacticos pun menghadirkan Ronaldo Nazario dalam skuat. R9 hadir pasca membawa Brazil menjadi juara dunia 2002. Ia diproyeksikan bakal main di lini depan bersama dengan kapten klub, Raul Gonzalez. Artinya, akan ada satu nama yang bakal tersisih yakni Fernando Morientes.


Baca Juga:


Moro sejatinya merupakan penyerang yang lumayan impresif kala membela Real Madrid. Ia sukses mendulang 272 laga di lintas kompetisi dan mencetak 100 gol bagi klub. Kedatangan Ronaldo Nazario hanya akan menggusurnya ke bangku cadangan.

Moro, begitu panggilan akrabnya langsung minta diasingkan ke kontestan Ligue 1, AS Monaco. Ia dipinjamkan selama semusim di sana guna mendapatkan jam terbang yang sudah barang tentu tak bakal didapatkan di Real Madrid.  Sebelumnya, ia sempat masuk dalam daftar incaran Schalke 04, namun ia lebih condong merapat ke Prancis.

“Di Real Madrid, anda selalu berada di bawah tekanan, tujuh hari seminggu, tiga puluh atau tiga puluh satu hari sebulan, orang-orang selalu menginginkan anda mempersembahkan yang terbaik bagi Real Madrid. Anda harus menang, menang, dan menang terus, di Liga, Copa del Rey, kejuaraan Eropa, dan pertandingan persahabatan.” aku Moro kepada eurosport.

“Di Monaco segalanya berbeda. Disini keadaanya lebih tenang, kami mungkin baru memikirkan pertandingan dua hari sebelumnya, intensitas tekanannya pun jauh berbeda dengan yang ada di Madrid,” lanjutnya.