Vivagoal – Berita Bola – Piala Dunia 2022 akan dihelat kurang lebih seminggu ke depan. Gelaran ini menjadi gangguan tersendiri bagi sepakbola secara keseluruhan lantaran event harus digeser ke musim dingin.
Untuk kali pertama dalam sejarah, Piala Dunia harus digeser ke musim dingin lantaran suhu udara pada November dan Desember merupakan cuaca paling baik. Sekedar catatan, musim panas di Qatar bisa mencapai suhu 35-45 derajat. DI musim dingin, suhu ada di kisaran 16-24,5 derajat.
Di luar permasalahan cuaca, menggelar event di pertengahan tahun terbilang lumayan beresiko. Pasalnya, jadwal sepakbola di berbagai belahan dunia tengah memasuki fase krusial terpaksa harus dihentikan atas nama Piala Dunia.
Next stop, the World Cup ✈️ pic.twitter.com/LtOJf9NBaM
— B/R Football (@brfootball) November 14, 2022
Jeda kompetisi sepakbola terbesar itu sekaan menjadi dua sisi mata pisau. Performa tim yang tengah stabil atau mereka yang tengah memburu posisi terbaik harus dihentikan sementara waktu. Sementara untuk tim yang tidak perform, jeda kali ini bisa menjadi ajang merefleksikan diri untuk tampil lebih baik lagi pasca sepakbola dimulai kembali.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Eduardo Camavinga yang Enggan Disebut Next Pogba
- Obrolan Vigo: Joe Cole, Wonderkid Gagal yang Bertransformasi Menjadi Pundit
- Obrolan Vigo: Pablo Aimar, Playmaker Flamboyan Idola Lionel Messi
- Obrolan Vigo: Brazil, Tim yang Layak Disegani di Piala Dunia 2022
Khusus untuk ajang Premier League, pemain yang tak tampil di Piala Dunia seperti Mo Salah, Erling Haaland, David De Gea hingga Jamie Vardy mendapatkan istirahat lebih. Hal tersebut tak bisa mereka dapatkan tanpa kehadiran Piala Dunia. Biasanya, Bulan Desember merupakan periode krusial lantaran berbagai jadwal padat tersaji di sana.
Untuk jeda yang ada di berbagai kompetisi top eropa, ragamnya lumayan bervariasi. Bundesliga jadi kompetisi dengan jeda terlama yakni 67 hari, Eredivisie 52 hari dan Premier League menjadi kompetisi dengan rehat paling singkat yakni 41 hari. Artinya, ada satu bulan lebih kompetisi yang tak dimainkan pasca Piala Dunia.
Melelahkan dan Menyebalkan
Di tengah gegap gempita ajang empat tahunan tersebut, terlepas dari kontroversi yang disematkan pada Qatar selama Piala Dunia, kehadiran jeda di tengah gelaran kompetisi merupakan hal yang lumayan pelik. Resiko pemain yang bakal mengalami cedera ataupun kelelahan menjadi sorotan setiap klub.
Gelaran akbar tersebut rencananya akan rampung pada 18 Desember mendatang. Para pemain di luar Premier League mungkin bisa sedikit bersantai lantaran kompetisi baru akan dimainkan kembali pasca perganitan tahun. Sementara itu, di Negeri Raja Charles, kick off siap dihelat pada 26 Desember yang bertepatan dengan Boxing Day.
Bayangkan apa yang terjadi jika Timnas Inggris suskes melaju hingga babak semifinal atau final. Para pemain bakal menjalani keletihan yang luar biasa lantaran para pemainnya sudah dihadapkan dengan jadwal super ketat di level klub.
This “World Cup” is such a travesty
Hiring locals to act as fans to make it look like an actual World Cup
Will ruin the serious clubs in Europe because of schedule fixes and injuries and don’t be surprised to find some dubious refereeing
All this shit is fake pic.twitter.com/v74k2ypfcZ
— Der Kaiser™️ (@DerKaiserBM) November 12, 2022
Baru-baru ini, Sekertaris Jendral Federasi Internasional Asosiasi Pesepakbola Profesional Internasional (FIFPro), Jonas Baer-Hoffmann menguraikan pendapatnya soal resiko yang mungkin didapat kala dimainkannya Piala Dunia di tengah kompetisi ini.
“Saya pikir, resiko cedera akan sangat tinggi buat para pemain. Begitu pula dengan faktor akumulasi kelelahan pada empat pekan mendatang. Alhasil, para pemain tidak akan bisa tampil maksimal saat sejumlah laga besar di turnamen tersebut digelar,” ucapnya seperti diwartakan the Guardian.
Baca Juga:
- 5 Fakta Debutan Tersukses Piala Dunia
- 5 Fakta Momen Kontroversial Sepanjang Piala Dunia
- 5 Fakta Pelatih Piala Dunia 2022 dengan Gaji Tertinggi
- 5 Fakta Klub Anti Mainstream yang Menuai Perhatian
Di luar faktor kelelahan, resiko cedera dan berbagai alasan lain, menjadikan Qatar sebagai tuan rumah memang menjadi hal yang lumayan aneh. Jika dibanding dengan Korea dan Jepang yang pernah menjadi tuan rumah dua puluh tahun lalu, keduanya sedikit banyak masih memiliki kultur sepabola yang lumayan tinggi. Bahkan pasca Piala Dunia, kedua negara terbilang intens mengirimkan bakat-bakat potensialnya ke Eropa
Qatar? Piala Dunia di sana murni hanya kepentingan bisnis dari para stake holder FIFA semata bukan? Kasus suap bahkan menyertai bidding yang melibatkan mereka sebagai tuan rumah. Kompetisi sepakbolanya tak lebih dari sekedar arena bermain untuk pemain yang hendak pensiun dan mendapatkan uang besar. Selain itu, ada yang pernah mendengar pemain Qatar main dan bersinar di Eropa?
Dus, Untuk kali pertama dalam sejarah, adanya Piala Dunia hanya akan menjadi gangguan bagi sepakbola dan setiap insan di dalamnya seperti pemain, klub bahkan fans sepakbola itu sendiri. Terlalu banyak denyut yang dimatikan untuk sementara guna menyalakan gegap gempira selama empat pekan itu. Menyebalkan memang.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com