Vivagoal – Berita Bola – Juventus untuk kali kedua kembali mendatangkan Massimiliano Allegri sebagai juru taktik mereka di musim depan. Ia memiliki tugas untuk merestorasi tim untuk kali kedua.
Musim lalu di bawah kendali Andrea Pirlo, Juventus tampil kurang impresif. Meski memenangkan Piala Super Italia dan Coppa Italia, mereka keok dari perburuan Serie A dari Inter Milan dan langkah tim harus terhenti di babak 16 besar. Capaian tersebut jelas merupakan sebuah noda bagi si Nyonya Tua.
Di akhir musim, Pirlo resmi dipecat. Sebagai pengganti Allegri masuk menggantikan mantan anak didiknya itu guna menukangi Juventus untuk kali kedua. Tugas merestorasi tim dan menyelesaikan berbagai target yang tertunda sudah barang tentu menjadi skala prioritas yang harus diselesaikan Allegri.
Baca Juga:
Pada periode pertamanya, Allegri sukses persembahkan lima gelar Scudetto, empat Coppa Italia, sepasang Piala Super Italia dan menjadi runner up Liga Champions di musim 2014/15 dan 2016/17 lalu.
Mengembalikan Juve kembali menjadi Scudetto jelas merupakan hal yang harus dilakukan. Selain itu, ia juga bisa menuntaskan rasa penasarannya untuk mendulang gelar Liga Champions pertama dalam karir manajerialnya bersama Juventus pasca dua kali gagal.
Allegri, Tukang Restorasi Sejati
Anggapan terkait Allegri yang bisa merestorasi tim menjadi lebih baik sudah muncul tatkala ia melatih Sasuolo. Pada musim 2007, Nerroverdi sukses dibawanya promosi ke Serie B untuk kali pertama sepanjang sejarah klub dengan status sebagai juara Serie C1.
Setelahnya, ia ditunjuk sebagai pelatih Cagliari untuk menggantikan Davide Bellardi yang membawa tim tampil mengecewakan. Di akhir musim 2008/09, Rossoblu sukses menempati posisi kesembilan. Catatan tersebut merupakan yang terbaik sejak lima belas tahun terakhir. Namun di musim setelahnya, Allegri justru dilengserkan lantaran hanya membawa tim bertengger di posisi 12 klasemen akhir.
AC Milan yang membutuhkan pelatih dengan gaya bermain menyerang menunjuknya sebagai pelatih. Spesialnya, di tahun debut bersama Milan, Allegri langsung persembahkan scudetto pertama sejak 2004 silam. Bahkan sampai hari ini, Scudetto yang diberikan Allegri untuk Milan masih belum bisa disamai pelatih setelahnya. Di awal musim 2011, ia juga sempat persembahkan gelar Piala Super Italia.
Perjalanan Allegri bersama Milan bertahan hingga akhir musim 2013/14. Meski terlibat berbagai friksi hadir di jajaran direksi lantaran melepas Pirlo ke Juventus, dan gagal mengangkat prestasi tim sejak menjadi juara pada 2010, ia tetap dipertahankan hingga pada akhirnya dipecat dari AC Milan.
Menukangi Juventus di periode pertamanya jelas merupakan pekerjaan yang terbilang krusial. Ia harus meneruskan tongkat estafet dari Antonio Conte yang membawa tim berjaya di kancah domestik sejak 2011. Bahkan, segelintir fans sempat melempari dirinya dengan telur pasca ia diumumkan sebagai pelatih anyar Juventus. Pasalnya, di musim sebelumnya, ia hanya mampu membawa Milan bertengger di peringkat 8 dengan 57 poin. Di sisi lain, Juventus mampu menjadi juara dengan koleksi 102 poin.
Baca Juga:
Berbagai keraguan tersebut dijawab kala di musim perdananya, ia sukses antarkan Juventus melaju ke babak final Liga Champions sebelum akhirnya dikalahkan Barcelona di final. Hal tersebut bahkan tak sempat dilakukan Antonio Conte dalam masa jabatannya di Juventus. Selain itu, tradisi mempertahankan gelar Serie A tetap dijaga hingga lima musim berselang
Di masa awal kepemimpinannya, boleh dibilang Juventus lumayan merajai kancah domestik dengan kilau prestasi yang dibawa Allegri. Bahkan, di musim 2016/17, ia sempat kembali membawa Juventus ke final Liga Champions sebelum akhirnya keok lagi dari Real Madrid.
Bahkan lebih jauh, perbandingan kualitas antara Allegri dan Conte sempat diutarakan mantan gelandang Juventus, Claudio Marchisio. Meski keduanya sukses mempersembahkan rangkaian gelar bagi SI Nyonya Tua, filosofi bermain kedua pelatih tersebut sangat berbeda.
“Bersama Conte, kami bermain sesuai rencana. Ia sukses memberikan klub berbagai gelar. Ia memainkan banyak formasi. Namun Allegri datnang dengan ide berbeda. Kami banyak memainkan possession. Di Eropa, hal tersebut banyak berpengaruh. Ketika tim lain memainkan sepakbola yang aman, kami memainkan sepakbola yang sulit,” ungkapnya kepada Tuttosport pada 2014 lalu.
Kini pasca rentetan hasil kurang memuaskan di musim lalu, Allegri kembali akan merestorasi tim untuk kali kedua. Marchisio pun kembali menyebut jika penunjukan Allegri adalah hal terbaik yang bisa dilakukan guna kembali kembalikan identitas tim yang lama memudar.
“Juventus harus mampu menemukan kembali beberapa identitas mereka, itulah mengapa Allegri adalah pilihan yang sempurna,” ujar Marchisio dilansir Juve FC. “Karena dengan skuat yang tersedia, dia akan tampil bagus di Liga Champions,”
Hari ini Allegri berulang tahun yang ke-54, Tutti Auguri.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com