
Obrolan Vigo: Ramadan Sananta dan Jejak Kaki Indonesia di Liga Malaysia
Vivagoal – Berita Bola – Ramadhan Sananta resmi melanjutkan karir di DPMM FC yang musim depan bakal mentas di Malaysia Super League. Ia menambah daftar panjang pemain Indonesia yang berlaga di Malaysia. Lantas, bagaimana kiprahnya kelak.
Sananta merupakan sosok yang lumayan memiliki reputasi mumpuni di sepakbola nasional. Pemain kelahiran Daik, Kepulauan Riau lumayan malang melintang di khasanah sepakbola lokal. Sejak debut pada 2021, ia pernah mentas untuk Harjuna Putra, Persikabo, PSM Makassar hingga Persis Solo.
Bersama dua tim yang disebut terakhir, karirnya lumayan terangkat. Dengan Juku Eja, 11 gol dari 28 laga sempat dikemas. Gelar Liga 1 pun sempat dikoreksi olehnya Sementara dengan Laskar Samber Nyawa, ia mampu koreksi 16 gol dari 58 laga. Sananta nampak menjadi oase di tengah keringnya penyerang lokal. Ia seakan membuktikan diri masih mampu bersaing di tengah gempuran penyerang asing.

Foto: VIVAGOAL/Amirul Mukmin
Di level Timnas, Sananta menjadi bagian dari juaranya tim kala menjuarai SEA Games 2023. Tak hanya itu, ia juga menjadi top skor kompetisi dengan catatan 5 gol. Namanya bahkan sempat beredar di Timnas Senior pada 2022 besutan Shin Tae-yong. Namanya lumayan sering dipanggil. Namun ia kerap menjadi cameo.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Jack Grealish yang Harus Mencari Suaka di Luar Manchester City
- Obrolan Vigo: Michael Ballack, Legenda Sepakbola yang Dicap Pembawa Sial
- Obrolan Vigo: di tengah Kekacauan AC Milan, Siapa yang Salah?
- Obrolan Vigo: Harga Mahal untuk Manchester City dari Overthinking-nya Pep Guardiola
12 caps sudah dibukukan dan ia sudah mengepak 5 gol untuk Timnas Senior. Lantas apakah kepindahannya ke Malaysia dianggap menjadi langkah yang tepat? Hal ini masih perlu ditelusuri lagi. Satu yang pasti, Sananta bakal mengisi pos pemain asing di sana layaknya Saddil Ramdani hingga Bambang Pamungkas atau Ellie Aiboy.
Sejak era milenium, banyak nama yang sempat mengadu nasib di Negeri Jiran. Sosok-sosok klasik macam Beppe, Ellie, Ilham Jayakesuma, Kurniawan Dwi Yulianto, Budi Sudarsono, Ponaryo Astaman pernah bermain di sana. Saat ini, ada nama Jordi Amat dan Saddil yang masih aktif mentas bersama Johor Darul Ta’zim dan Sabah FC.
Beberapa dari mereka ada yang sukses menuai prestasi dan ada pula yang hanya sekedar numpang lewat. Dalam wawancara bersama Vivagoal, pengamat sepakbola Aun Rahman mengklaim jika kesempatan main di luar merupakan momen yang harus dimaksimalkan lantaran value pemain akan diukur dari sana. Pasalnya, bermain di Malaysia sama sekali bukan pekerjaan mudah bagi pemain dari Indonesia.
“Saya pernah berbincang dengan Dedi Kusnandar yang pernah main di sana pada 2016. Dirinya disorot layaknya pemain asing di Liga 1 dan ada ekspektasi besar di sana dan ada standar yang mungkin berbeda dibanding Liga 1. Statusnya nanti adalah pemain asing dan akan ada tekanan karena hal itu,” ucapnya.
Menurut Aun, tekanan pada pemain asing memang otomatis didapat dan hal itu menjadi bagus lantaran akan menjadi tantangan tersendiri bagi sang pemain nantinya. Andai mampu melewati Malaysia dengan baik, ia merasa kesempatan untuk bermain di salah satu kompetisi top Asia macam Liga Thailand atau K-League layaknya Pratama Arhan atau Asnawi Mangkualam bisa terbuka.
Baca Juga:
- Sudah 30 Tahun Bergulir, Inilah 5 Fakta Tim Tersukses MLS
- Baru Saja Promosi, Inilah 5 Pemain Termahal yang Pernah Dimiliki Sunderland
- 5 Fakta Rekurtan Gagal Txiki Begiristain di Manchester City
- 5 Fakta Tim yang Paling Sering Menang Play-Off Championship
Jika menilik komposisi DPMM, di musim terakhirnya mentas di S-League, mereka menempati posisi 5 klasemen akhir dengan 44 poin dari 32 laga yang sudah dimainkan. Tim milik Kerajaan Brunei tertinggal jauh dibandingkan Lion City Sailors atau Tampines Rovers yang duduk di peringkat pertama dan kedua. Ada banyak pembenahan yang perlu dilakukan.
Malaysia Super League sejatinya bukan tempat yang asing bagi mereka. Tim ini sempat tiga musim mentas pada 2005-2008 lalu dengan tempati peringkat tiga (dua kali) dan peringkat 10. Namun musim depan, level persaingan yang ada di sana jelas berbeda dengan apa yang terjadi 20 tahun silam.
Selain JDT yang menjadi momok menakutkan di kompetisi lantaran mendominsasi liga. Tim-tim macam Selangor, Sabah hingga Terengganu juga lumayan tengah membenahi diri. DPMM jelas tak hanya ingin numpang lewat. Pembenahan skuat guna bersaing untuk jelas menjadi hal yang butuh mereka lakukan.
Pasca amankan Sananta, ada rumor yang mengklaim mereka membidik nama lain untuk hadir. Mereka sebelumnya sudah mengamankan beberapa pemain macam Fairuz Zakaria (Penang FC) dan Azwan Aripin 9Sri Pahang FC). Belakangan, menantu Christian Gonzalez, Cristian Rontini yang mentas di Thai League, Nongbua Pitchaya juga tengah dibidik untuk hadir.
Pasca Saddil dan Amat yang mampu bertahan beberapa musim di sana, sorotan pada Sananta akan hadir di Malaysia Super League musim depan. Apakah ia bisa bersinergi dengan baik dengan para pemain macam Miguel Oliviera dan Hakame Yazid Said di bawah komando Jamie McAllister atau hanya bermain semusim sebelum nantinya pulang ke Indonesia dengan status pemain asing gagal. Menarik untuk dinantikan.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com
