Obrolan Vigo: Ryan Giggs, si Kidal nan Kontroversial

Obrolan Vigo: Ryan Giggs, si Kidal nan Kontroversial

Heri Susanto - November 29, 2022
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal โ€“ Berita Bola โ€“ Status legenda Ryan Giggs baik bersama Timnas Wales maupun Manchester United tak perlu diragukan lagi. Namun sisi kontroversi seakan tak bisa lepas dari salah satu winger terbaik yang pernah dilahirkan dunia sepakbola ini.

Giggs, yang lahir pada 29 November 1973 di Cardiff. Jauh sebelum bergabung dengan akademi Man United, ia sempat berada dua tahun di Manchester City dalam kurun waktu 1985 hingga 1987. Keluarganya sempat meminta City mengontraknya namun the Sky Blues tak bergeming.

Alex Ferguson yang paham akan potensinya memberikan hal yang tak mampu City berikan. Alhasil, ia pindah ke Manchester United dan mulai menjalani debut di tim utama pada 1990. Namanya masuk dalam Class of 92 bersama beberapa pemain lain seperti Neville bersaudara, David Beckham, Paul Scholes hingga Nicky Butt.

Di musim 1991, Giggs yang agak lebih tua dibanding rekan-rekan seangkatannya sudah mulai mengecap menit bermain reguler bersama Setan Merah. Sejak saat itu, ia selalu menjadi andalan di sisi kiri dan menjalin duet mumpuni bersama Beckham. Jika Becks lihai mengumpan ke final third, Giggs adalah sosok yang siap memporak-porandakan sisi kanan pertahnaan lawan.


Baca Juga:


Sejak saat itu, Giggs tak pernah melewatkan tempat di starting line up sebagai starter. Dalam karirnya sejak 1991-2014, menurut laman transfermarkt, ia sukses membukukan 494 laga di lintas kompetisi dan mendulang 164 gol serta 254 assist bagi Setan Merah. Statusnya sebagai one man club, seperti Gary Neville dan Scholes pun tak terbantahkan.

Dalam periode tersebut, Giggs sempat hantarkan tim mendulang berbagai gelar prestis seperti dua Liga Champions, 13 Premier League, empat Piala FA, empat Piala Liga dan berbagai gelar lain di kancah domestik maupun kontinental.

Suskes di level klub seakan berbanding terbalik dengan pencapaiannya di Timnas Wales. The Dragon gagal ia hantarkan mentas di berbagai turnamen besar seperti Piala Eropa maupun Piala Dunia. Hal tersebut mungkin yang menjadi noda minor bagi Giggs meski pada akhirnya catatan tersebut sempat ia dulang kala menjadi pelatih sebelum akhirnya putuskan mundur.