Obrolan Vigo: Tarkam yang Selalu Menyenangkan

Obrolan Vigo: Tarkam yang Selalu Menyenangkan

Heri Susanto - August 23, 2022
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita Bola Sepakbola tarkam merupakan hal yang menyenangkan. Banyak sosok dari pesepakbola non profesional dan pemain pro yang terjun dalam ajang ini. Selain mampu menghasilkan uang, kegiatan ini menjadi ladang yang menyenangkan.

Tarkam merupakan sebuah pertadingan sepakbola yang biasanya dihelat di berbagai sudut yang ada di berbagai tempat di Indonesia. Tak hanya perkampungan, kota-kota metropolis macam Jakarta, Surabaya dan Bandung sering menggelar turnamen ini.

Siapapun yang bisa bermain sepakbola bebas memainkan laga tarkam. Orang biasa hingga pemain profesional bisa turut serta. Bahkan tarkam menjadi solusi bagi para pemain pro yang gajinya tertunggak untuk menyambung hidup. Tak hanya pesepakbola pro dalam negeri, pemain asing Liga Indonesia juga turut serta dalam tarkam.

Terkait fee, pembayaran per pemain berbeda. Pemain biasa hanya dibayar beberapa puluh hingga ratusan ribu. Sementara harga untuk pemain pro maupun pemain asing bervariasi dan bisa mencapai jutaan rupiah untuk sekali tanding. Bahkan, dana tampil bisa langsung dicairkan saat pertandingan selesai.

Dana dari uang tampil biasanya bisa sedikit membesar. Uang tampil tak termasuk gol maupun berbagai aspek lain mulai dari cleansheet assist dan lainnya. Tak hanya menerima dana dari penyelenggara, pemain terkadang bisa mendapatkan saweran dari penonton saat mencetak gol lantaran ada pertaruhan perorangan yang berjalan di tengah pertadingan.


Baca Juga:


Untuk laga tarkam, lupakan stadion berstandar FIFA dengan rumput dan infrastruktur yang memadai dalam pertandingan ini. Barikade ketat dari polisi pun harus dilenyapkan jauh dari pikiran.  Standar protokol ketat macam itu tak bakal dijumpai dalam kompetisi tarkam.

Ada kemungkinan pesepakbola yang mentas hanya berjarak beberapa meter dari penonton yang menyaksikan laga tepat di luar garis lapangan. Jika memadai, tak jarang didirikan tenda di pinggir lapangan untuk penonton lebih nyaman menyaksikan. Landscape pohon pisang pun tak bisa dilupakan lantaran hal tersebut jamak ditemui di stadion tarkam.

Selain itu, nama tim-tim sepakbola yang tertera dalam kompetisi ini juga terbilang unik. Tak ada nama-nama keren layaknya tim Eropa atau tim manapun di seluruh dunia. Andai mungkin bisa menjumpai nama-nama macam Tikung FC, Denis FC dan berbagai nama lain. Bahkan untuk berganti kostum, pinggir lapangan atau berganti di rumah warga yang dekat dengan lapangan juga tak jadi soal.

Kemeriahan penonton dan komentaror saat laga digulirkan juga menjadi bumbu tersendiri. Jika ada pemain asing yang mentas, bukan tak mungkin sorak sorai bakal menyertai. Bahkan tak jarang komentator dalam tarkam lumayan memanaskan situasi dengan membeberkan data lengkap terkait pemain.

Misal, ada pemain  dari kesebelasan yang mereka tahu luar dalam. Alamat, status pernikahan hingga hubungan personal dari pesepakbola tersebut bakal langsung diumbar ke publik dengan bumbu candaan yang khas. Terkadang ada komentar yang lumayan nyeleneh yang biasa menjadi trademark. “Yak… si A siap menendang (saat bola melenceng)…. Siapa suruh tendang?


Baca Juga:


Meski riuh rendah tarkam lumayan terasa setiap tahunnya, selalu ada resistensi dari para pemain pro yang menolak untuk ambil bagian. Beberapa nama macam Bambang Pamungkas hingga Septian David Maulana menolak keras turut serta lantaran resiko yang terbilang tinggi.

Nama yang disebut pertama berpegang teguh pada idealisme sebagai pemain pro yang hanya mau mentas bersama tim profesional yang membayarnya. Tak hanya itu Septian David juga tak berpikir untuk terjun ke ranah tersebut lantaran khawatir bisa terbekap cedera.

“Kalau main tarkam saya sudah tidak pernah lagi, karena bayaran tidak seberapa tapi resikonya tinggi. Malah membahayakan bagi pemain juga kalau cedera,” kata Septian dilansir dari Tribun Jateng. “Saya pernah ditawari tapi saya tidak berkenan, rawan kalau cedera. Kalau laga amal masih saya pertimbangkan,” ucap pemain kelahiran 2 September 1996 tersebut.

Meski ada resistensi, tarkam masa depan sepakbola tarkam diprediksi bakal berjalan. Kompetisi ini masih teramat penting bagi pemain yang belum memiliki klub, penunggakan gaji ataupun hal lain. Soal resiko seperti cedera pun rasanya sudah dipikir masak-masak oleh para pemain yang turut serta di dalamnya.

Sepakbola akan selalu hidup sampai kapanpun dan tarkam balal menjadi opsi. Pada akhirnya, main di turnamen antar kampung adalah pilihan yang mungkin akan selalu menyenangkan bagi pesepakbola dan sosok-sosok yang menyukai sepakbola itu sendiri, apapun bentuknya.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com