Site icon Vivagoal.com

Perjuangan Panjang Untuk Memulai Kembali Sepak Bola

Project Restart

VivagoalObrolan Vigo – Pandemi melumpuhkan beragam sendi kehidupan. Sepakbola jadi salah satu olahraga yang terdampak karena virus yang bermula dari Wuhan tersebut.

Hampir seluruh kompetisi sepak bola di seluruh dunia terpaksa ditangguhkan. Beberapa bahkan total dihentikan tanpa akan dilanjutkan kembali. Staff non sepak bola dirumahkan hingga para pemain mendapatkan pemotongan gaji.

Situasi ini memaksa beberapa negara melalui federasinya masing-masing berjuang untuk kembali melanjutkan kompetisi. Taiwan kabarnya jadi negara pertama yang memulai kembali sepak bola dan disusul Korea pada 8 Mei ini.

“K League (Korea Professional Football League) secara resmi akan dimulai pada 8 Mei dengan jadwal pembukaan antara Jeonbuk Hyundai Motors dan Suwon Samsung Bluewings,” tulis pernyataan resmi asosiasi sepak bola Korea.

Serupa dengan Korea, Bundesliga Jerman juga punya kabar menggembirakan untuk pecinta sepak bola. Setelah klub-klub di sana menjalani pemusatan latihan dengan protokol kesehatan, pemerintah Jerman belakangan memberikan lampu hijau untuk Bundesliga kembali bergulir.

Dikutip dari berbagai sumber, hal itu diungkap langsung oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang secara pasti memberika izin dengan catatan mengikuti langkah-langkah pembatasan sosial. Rencananya kompetisi juga bakal dijalankan dengan keamanan ketat serta tanpa kehadiran penonton.

Kontradiksi di Eropa

Situasi di Jerman, Korea dan Taiwan, berbanding terbalik dengan situasi kebanyakan di Benua Biru. Dimana asosiasi sepak bola kebingungan untuk menentukan nasib kompetisinya.

Prancis  sejauh ini jadi liga pertama dari lima liga top eropa yang memutuskan untuk menghentikan sepak bola tanpa bakal dilanjutkan kembali.

Ketakuatan otoritas setempat akan perkumpulan massa yang terlampau banyak membuat Perdana Menteri Prancis, Eduardo Phillipe, mengambil langkah tegas demi menekan penyebaran corona. Dia memastikan melarang semua event olahraga setidaknya hingga September 2020.


Baca Juga: 


“Event olahraga besar sebelum bulan September tidak diperbolehkan berlangsung. Itu termasuk musim 2019/20 liga sepakbola yang artinya tidak mungkin untuk digulirkan kembali,” kata Phillipe dikutip dari OneFootball.

Dengan kuputusan ini, Ligue 1 2019/20 dipastikan berakhir dengan Paris Saint-Germain didapuk menjadi kampiun. PSG unggul dari pesaing terdekatnya, Marseille. Dimana sebelum liga dihentikan Les Parisiens unggul 12 poin.

La Liga dan Serie A

Sejauh ini, LaLiga dan Serie A belum menunjukan kepastian soal kelanjutan Liga domestik mereka. Bukan tidak mungkin, baik Serie A musim 2019/20 pada akhirnya tidak akan berlanjut meski otoritas tengah berusaha menggulirkannya kembali.

Pasalnya, Italia dan Spanyol jadi dua negara yang dipastikan tak akan gegabah menentukan sikap akan kompetisi sepak bolanya. Dua negara tersebut jadi episentrum penyebaran Covid-19 di Eropa dengan jumlah positif di Spanyol mencapai 250.561 sedang Italia menyentuh angka 213,013 hingga Kamis waktu setempat.

LaLiga setidaknya lebih baik dari Serie A, hingga berita ini diturunkan. Beberapa klub di Spanyol kabarnya akan kembali membuka fasilitas latihan dengan proyeksi Liga akan kembali digulirkan pada Juni  mendatang.

Sebelum liga benar-benar digulirkan otoritas memberikan beberapa tahap. Pekan ini dan pekan depan, pemain berlatih secara perorangan. Setelah itu, latihan tim baru akan diizinkan. Andai semuanya lancar Liga kemungkinan akan kembali dimainkan.

Project Restart

Lain cerita dengan Inggris, English Premier League sejauh ini berjuang keras untuk kembali menggulirkan kompetisi. Faktor finansial jadi alasan utama mereka berusaha untuk melanjutkan Liga dengan dinamai project restart.

Beberapa wacana mewarnai  rencana tersebut. Dari mulai pertandingan terututup tanpa penonton, hingga memindahkan venue pertandingan ke negara yang lebih ‘aman’ muncul.


Baca Juga:


Rencananya klub-klub di Inggris akan kembali berlatih pada 18 Mei mendatang dengan menjalani protokol kesehatan. Dimana seluruh anggota tim diwajibkan menjalani tes setidaknya sekali seminggu.

Namun, lagi-lagi dibalik wacana bergulirnya Liga Inggris, pemerintah maupun otoritas setempat belum memberi kepastian soal kelanjutan musim 2019/20. Hingga saat ini lobby dan pertemuan demi pertemuan masih terus dilakukan.

Utamakan Kesehatan

Dibalik usaha untuk memulai kembali sepakbola, kesehatan  dan kemanusiaan harus tetap menjadi prioritas utama. Dimana hingga berita ini diturunkan jumlah kematian akibat Covid-19 masih  terus bertambah.

Jamie Carragher, berbicara di The Football Show, memahami potensi ketakutan dan resiko yang akan ditimbulkan ketika sepak bola kembali dimulai ditengah pandemi, khsusnya bagi para pemain.

“Keluarga, anak-anak, pemain, manajer menonton berita dan melihat jumlah korban tewas naik. Ini adalah ketakutan besar bagi setiap keluarga di seluruh negeri.

“Para pesepakbola tidak berbeda; mereka seharusnya mengajukan pertanyaan serius tentang seberapa aman untuk kembali. Itu harus menjadi hal yang paling penting.

“Ada banyak pembicaraan tentang sisi keuangan dan itu adalah bagian yang sangat besar – ada begitu banyak bisnis di seluruh negeri yang mungkin akan gulung tikar, sayangnya, dan kami tentu tidak ingin melihat klub sepak bola melakukan hal yang sama- tapi yang paling penting adalah keselamatan semua orang yang terlibat,” kata Charrager.

Dr Michel D’Hooghe, ketua komite medis FIFA, pesimis sepak bola bisa kembali digelar. Menurutnya situasi saat ini adalah yang paling ‘dramatis’ sejak Perang Dunia II dan secara pribadi tidak ingin sepak bola dilanjutkan hingga setidaknya 1 September.

“Dunia tidak siap untuk sepak bola yang kompetitif. Saya harap ini bisa berubah dengan sangat cepat. Hari ini Anda perlu lebih banyak kesabaran,” Kata D’Hooghe kepada Sky Sports News pekan lalu.

Sementara itu, Profesor Tim Meyer, ketua komite medis UEFA, beranggapan lain. Dengan protokol kesehatan yang ketat, kompetisi bukanlah hal mustahil dimulai kembali.

“Semua organisasi sepak bola berencana untuk memulai kembali kompetisi-kompetisi mereka yang akan menghasilkan protokol-protokol komprehensif. Memastikan bahwa kesehatan mereka yang terlibat dalam pertandingan dilindungi, dan integritas kebijakan publik dijaga.


Baca Juga:


“Di bawah kondisi ini dan dengan menghormati penuh undang-undang setempat, sangat mungkin untuk merencanakan restart kompetisi yang ditangguhkan selama musim 2019/20,” tutur Meyer dikutip AFP.

Situsi yang terjadi di berbagai penjuru dunia ini jelas menjadi gambaran kondisi bumi kita saat ini. Sepak bola hanya sebagian kecil dari dampak domino yang terjadi akibat pandemi corona. Sebagai fans, hidup berbulan-bulan tanpa sepak bola jelas bukan hal yang menyenangkan.

Barang tentu, semua dari kita berharap sepak bola akan kembali dimulai, dan  virus corona tak lagi merenggut nyawa siapapun. Dengan demikian, ekonomi kembali menggeliat ditengah jutaan pasang mata yang mengawal setiap bola yang dilaku diengameluncur ke gawang dalam pertandingan.Sepakla

Selalu update berita bola terbaru dari berbagai penjuru dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version