Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Pemain Penting Lazio di Medio 90an

5 Fakta Pemain Penting Lazio di Medio 90an

Vivagoal Berita BolaLazio memiliki berbagai pemain penting di medio 90an. Mereka sukses mendulang kejayaan baik di Italia maupun Eropa pada era tersebut. Catatan tersebut bahkan lumayan sulit diulangi di hari ini meski banyak pemain yang datang dan pergi.

Serie A Italia pada medio 90an boleh dibilang menjadi salah satu tata surya sepakbola. Banyak pemain top yang berlabuh di kasta atas Negeri Pizza. Juventus,  Inter Milan dan AC Milan lumayan masif mengamankan nama besar. Namun di luar tiga tim tersebut, tersemat Lazio yang tiba-tiba menyeruak ke permukaan.

Tangan dingin Sergio Cranotti kala memimpin klub dilanjutkan oleh Dino Zoff membuat banyak pemain bintang berdatangan ke Olimpico di medio 90an. Nama-nama macam Christian Vieri, Diego Simeone, Sergio Conceicao hingga Nestor Sensini sukses dihadirkan ke tim.

Mereka mampu menjadi pembeda bagi Elang Roma untuk berprestasi dan menyaingi hegemoni dua tim Milan dan Juventus baik di kancah domestik maupun kontinental. Dana besar dikucurkan Cranoti melalui Cirio. Selain itu tangan dingin pelatih mereka pun layak mendapatkan apresiasi lebih.


Baca  Juga:


I Biancocelesti mampu tampil prima di bawah arahan Sven Goran Eriksson. Mereka sukses mendulang Scudetto keduanya sepanjang sejarah klub, sepasang Coppa Italia, Piala Winners dan satu Piala Super Eropa. Catatan tersebut, terutama Scudetto dan juara di ajang kontinental belum mampu disamai pelatih Lazio setelahnya. Catatan terbaik mereka sempat hadir ketika tim dibesut Simone Inzaghi.

Di luar berbagai nama tersebut, Lazio juga memiliki beberapa pemain penting lain di medio 90an. Mayoritas dari mereka datang dengan valuasi yang lumayan besar Mereka yang ada dalam daftar saat ini sudah pensiun. Beberapa di antaranya pernah dan sedang menjadi pelatih. Selain itu, ada satu nama yang kini berprofesi sebagai Presiden sebuah klub. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya.

  1. Pavel Nedved
Sumber: Twitter Europa League

Pavel Nedved datang ke Lazio pasca performa apiknya di Euro 1996 bersama Republik Ceko. Elang Roma harus menggelontorkan 4,6 juta Euro guna mengamankan jasanya dari Sparta Praha. Setelahnya, the Czech Cannon menjadi nyawa dari permainan tim di lini tengah.

Nedved sempat sumbangkan gelar yang disebut di atas. Ia juga mampu mentas dalam 205 laga di di lintas kompetisi dan mendulang 51 gol serta 29 assist bagi klub. Namun dirinya dilego ke Juventus guna merekonstruski ulang tim. Nedved pergi pasca 5 tahun bergabung dengan mahar 45 juta Euro.

Di Juventus, ia sukses melanjutkan tradisi juara si Nyonya Tua mulai dari 2001 hingga 2009. Ia turut serta ke Serie B ketika Juve tersandung kasus Calciopoli. Sosok asal Ceko kemudian pensiun pada 2009 dan sempat menjabat posisi sebagai wakil Presiden Si Nyonya Tua.

  1. Sinisa Mihajlovic
Sumber: Bola

Mihajlovic merupakan bek tengah terbaik yang pernah dimiliki Yugoslavia/Serbia. Selain piawai dalam bertahan, ia memiliki value lain dalam urusan eksekutor bola mati. Tak jarang gol-gol krusial hadir melalui aksinya,

Nama Mihajlovic lumayan malang melintang di Italia. Ia sempat memperkuat AS Roma dan Sampdoria pada 1992 hingga 1998. Di bursa musim panas 1998, Lazio membelinya dari Il Samp dengan mahar 17 juta Euro. Di lini belakang, ia mampu membuat kemitraan yang mumpuni bersama Alessandro Nesta.

Selama berseragam Lazio, sosok yang pernah menangi Liga Champions bersama Red Star sukses hantarkan tim menangi semua gelar yang didapat Eriksson plus tambahan satu Coppa Italia pada 2004. Ia juga turut mengoreksi 33 gol dan 32 assist dari 193 laga yang dimainkan di lintas kompetisi.

Miha kemudian melanjutkan karir di Inter pada 2004 hingga penisun dua musim berselang. Ia sempat menukangi beberapa kesebelasan mulai dari Bologna, Catania, Fiorentina, AC Milan dan I Rossoblu menjadi tim yang terakhir ditukanginya sebelum ia meninggal dunia lantaran kompilkasi penyakit dan leukimia yang dideritanya.

  1. Marcelo Salas
Sumber: Bola

Marcelo Salas datang ke Lazio pada 1998 bersama Christian Vieri guna menggantikan duet Giueseppe Signori dan Pierluigi Casiraghi. Ia datang dari River Plate dengan mahar 17,5 juta Euro. Namun di musim perdananya, Salas mampu keluar sebagai top skor tim dengan 24 gol di berbagai ajang.

Ia turut andil ketika Lazio mendulang Scudetto dan meraih piala Winners. Ia suskes menjadi mesin gol klub dengan 48 gol dan 13 assist dari 117 laga yang dimainkan. Pada 2001, Salas bersama Nedved dipaketkan ke Juventus dengan valuasi total 70 juta Euro.

Di Juve, ia hanya menjadi pilihan ketiga setelah Alessandro Del Piero dan David Trezeguet. Karirnya pun bisa dibilang menurun ketika mentas di Juve lantaran jarang bermain dan masalah cedera. Ia kemudian sempat dipinjamkan ke River sebelum dilepas ke tim masa kecilnya, Universidad de Cile pada 2005 lalu.


Baca Juga:


  1. Alessandro Nesta
Sumber: Twitter Classico Football

Nesta merupakan jendral lini belakang Lazio yang juga merupakan produk dari akademi klub. Di era Zdenek Zeman, ia langsung diandalkan tim dan memimpin Lazio ketika usianya baru mencapai 21 tahun. Performa gemilangnya masih berlanjut di bawah kepemimpinan Eriksson.

Nesta sukses hantakan tim mendulang berbagai prestasi besar di medio 90an. Ia juga sempat main dalam 261 laga dan mendulang tiga gol. Kebersamaannya dengan Lazio harus rampiunf pada 2002 ketika ia dilego ke AC Milan dengan mahar 31 juta Euro.

Di Milan, karirnya terbilang prima. Berbagai prestasi termasuk Scudetto dan Liga Champions pernah direnguh. Ia sempat mentas selama 10 musim sebelum hengkang ke Amerika Serikat dan India. Saat ini, Nesta tengah menapaki karir manajerial dengan menukangi Monza per musim depan. Sebelumnya, ia sempat melatih Miami FC, Perugian hingga Reggina.

  1. Juan Sebastian Veron
Sumber: Eurosport

Juan Sebastian Veron merupakan salah satu rekrutan premium Lazio di akhir 90an. Sosok yang besar bersama AC Parma merapat ke Olimpico dengan mahar 30 juta Euro. Di Lazio, sinarnya masih memancar dengan bukukan 14 gol dan 22 asssist dalam 79 laga yang dimainkan di lintas kompetisi.

Veron kemudian dilego ke Manchester United dengan mahar 42 juta Euro. Meski valuasinya terbilang tinggi, ia tak bisa berbuat banyak di United besutan Sir Alex. Peruntungannya juga kurang mumpuni ketika membela Chelsea beberapa saat berselang.

Sosok asal Argentina kemudian pulang kampung ke Estudiantes la Plata yang merupakan tim masa kecilnya. Di sana, menghabiskan karir sebagai pesepakbola dan beralih menjadi Direktur Olahraga. Setelahnya, Veron kemudian menjadi Presiden tim masa kecilnya itu.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version