Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Alessandro Del Piero, Legenda yang Setia Meski Tercampakkan

Obrolan Vigo: Alessandro Del Piero, Legenda yang Setia Meski Tercampakkan

Vivagoal Berita Bola Cinta memang akan membuat seseorang terlihat agak aneh. Hal tersebut dirasakan oleh Alessandro Del Piero. Ia tetap cinta kepada Juventus meski dirinya harus banyak berkorban dan tercampakkan dari tim yang dibelanya sejak remaja.

Del Piero, yang lahir 9 November 1974 mengawali karir di Padova. Bersama tim asal Italia Utara, ia menghabiskan dua musim perdana sebagai pemian profesional mulai dari 1991-1993. Bersaama I Biancoscudati, Del Piero memainkan 14 laga di lintas kompetisi dan mencetak satu gol.

Namun stastik tersebut tak dipandang Juventus yang mendatangkannya dengan mahar 2,5 Juta Euro di bursa musim panas 1993. Ia mulai banyak beredar di musim perdananya bersama Si Nyonya Tua. Total, pemain kelahiran Conegliano mengoreksi 14 laga di musim debutnya dan mengoreksi lima gol.

Minimnya menit bermain yang didapatkan tak lepas dari banyaknya bintang besar yang tersemat di lini depan. Kala itu, Si Nyonya Tua memiliki segudang pemain berkelas di lini depan mulai dari Roberto Baggio, Gianluca Vialli dan Fabrizio Ravanelli. Ia hanya menjadi pilihan keempat dalam tim.

Meski begitu, kedatangan Marcelo Lippi di musim kedua memberikan peruntungan anyar bagi Del Piero. Cederanya Baggio memberi berkah bagi sang pemain untuk unjuk gigi. Di bawah arahan Lippi, ia mengoreksi 50 laga di musim keduanya dan membantu klub menjuarai Scudetto pertama dalam sembilan tahun terakhir dan Piala Super Italia. Setelah kepergian Baggio, ia pun mendapatkan nomor 10.


Baca juga:


Ia pun menuai kesuksesan karirnya dengan memenangkan Liga Champions, Piala Super Eropa dan Piala Interkontinental bersama Juventus. Namanya bahkan masuk dalam nominasi Ballon d’Or 1996 dan menjadi juara empat dalam pemilihan pemain terbaik ia kalah dari George Weah yang keluar sebagai pemenang, Jurgen Klinsmann dan Jari Litmanen. Gelar Scudetto tersebut bahkan menjadi gelar terakhir di Nyonya Tua yang belum sanggup direngkuh sampai hari ini.

Del Piero juga pernah terbekap cedera yang membuat performanya kurang maksimal pada 1998. Ia sempat menderita cedera ACL yang memaksanya absen hingga 12 bulan ke depan. Di tahun yang sama, mantan pelatih AS Roma Zdenek Zeman sempat menuduh Del Piero menggunakan doping lantaran pertumbuhan ototnya terlihat tak biasa. Namun tuduhan tersebut dibantah keras oleh sang pemain maupun agennya.

Kesetiaan

Musim-musim keemasan Juve dimulai sejak era Milenium dibuka. Pada periode 2001-2004, Juventus mulai mendominasi Italia di bawah kepemimpinan Marcelo Lippi. Dua gelar Scudetto dan sepasang Coppa Italia mampir ke Juventus. Bahkan pada 2002/03, Si Nyonya Tua sukses melaju ke final dan bersua AC Milan dalam All Italian Final yang dihelat di Old Trafford meski akhirnya mereka keok di partai pamungkas.

Trio Nedved-Del Piero-Trezeguet di lini depan seakan menjadi senjata mematikan si Nyonya Tua untuk mendominasi Serie A. Namun cerita manis Juventus berhenti sejenak di tahun 2006. FIGC mencurigai adanya dugaan pengaturan skor yang dilakukan oleh Juventus pada rentang 2004-05 serta 2005-06. Dua gelar mereka pada edisi tersebut dicopot. Direkrur Olahraga Juventus kala itu, Luciano Moggi dinyatakan bersalah lantaran terbukti mengatur serangkaian pertandingan yang melibatkan klubnya.

Juventus pun dihukum terdegradasi ke Serie B pada musm 2005 plus pengurangan 30 poin. Eksodus besar terjadi. Sebagian besar pemain kunci memutuskan hengkang ke tim lain agar tetap bermain di level tertinggi. Hanya ada 7 pemian yang bertahan dalam klub yakni Gianluigi Buffon, Giorgio Chiellini, Mauro Camoranesi, David Trezeguet, Pavel Nedved, Marcelo Zalayeta dan Del Piero sendiri.

Namun seiring berjalannya waktu, hukuman Juventus yang awalnya minus 30 angka dikurangi menjadi 9 poin. Lantaran memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan tim-tim lain, Juve dengan mudah mampu melewati Serie B. Mereka hanya butuh satu tahun untuk bermain di kasta dua untuk kali pertama dan kembali promosi ke Serie A dengan status sebagai juara. Del Piero pun keluar sebagai top skor kompetisi dengan torehan 23 gol.

Saat eksodus pemain Juventus kencang terjadi, tawaran kepada Del Piero sempat masuk. Manchester United di bawah Sir Alex Ferguson sempat menawarkan kesempatan untuk melanjutkan karir di Inggris. Fergie menilai jika Del Piero masih memiliki sesuatu untuk ditunjukkan di Inggris. Namun, sang pemain menolak dan memilih untuk setia bersama Si Nyonya Tua dan tak ingin dicap pengecut lantaran pergi dari tim yang membesarkan namanya.

“Jadi saya menghubungi perwakilan Juve, dan agen anak itu (Del Piero). Dia menolak bahkan sebelum mendengarkan proposal saya, mengatakan kepada saya bahwa Juve adalah tempat terbaik untuknya dan, meskipun dia menghormati Man United, dia tidak akan pernah bisa mengkhianati warna hitam dan putih,” ujar Sir Alex kepada Tribuna.

“Pada tahun 2008, saya melihatnya lagi dan dia menyapa saya dengan pelukan. Dia meminta maaf karena menolak tawaran saya. Saya meletakkan tangan saya di bahunya dan meyakinkannya kembali, ‘Anda ingin menyelamatkan Juventus, dan Anda berhasil’,” kenang Fergie saat itu.


Baca Juga:


Pasca mengantarkan Juve kembali ke Serie A, Juventus tak serta merta langusng mendominasi Serie A. Mereka seakan memulainya dari awal. Dominasi mereka terhenti di tangan Inter Milan yang lumayan mendominasi serta AC Milan. Barulah di tangan Antonio Conte yang masuk di tahun 2011, Juve kembali menjadi juara pasca enam musim absen mengangkat manisnya Scudetto.

Sayangnya, kebijakan peremajaan skuat yang dilakukan Juventus membuat nama Del Piero tersisih. Ia yang masih ingin bermain memutuskan untuk berpisah secara baik-baik dengan si Nyonya Tua. Pengabdian selama 19 tahun tahun bersama si Nyonya Tua berakhir. Fans nampak kecewa dengan keputusan Juventus yang seakan tak memberi tempat bagi

“Ini seperti hubungan jarak jauh sejak saya tak lagi tinggal di Turin. Kami tidak memiliki kesempatan untuk melihat satu sama lain. Namun, tak ada masalah bagi saya,” kata Del Piero kepada Corriere dello Sport pada 2016 lalu.

“Tidak ada penyesalan. Kami hanya berpisah. Saya selalu senang dengan kehidupan saya,” tutur pria yang telah mempersembahkan 16 gelar untuk Juventus itu.

Total, Il Pinturicchio sudah memainkan 705 laga di lintas kompetisi dan mencetak 290 gol. Ia sukses menjadi top skor sepanjang masa klub dan siapapun bakal sulit memecahkan rekor tersebut.

Pasca Juventus, Del Piero masih bermian sejenak untuk kontestan A-League Sydney FC dan mentas di India bareng Dehli Dynamo sebelum memutuskan pensiun dari lapangan hijau di tahun 2015 silam.

Tanti Auguri, Alex

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version