Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Antonio Di Natele, Si Subur yang Kurang Beruntung

Obrolan Vigo: Antonio Di Natele, Si Subur yang Kurang Beruntung

Vivagoal Berita Bola Antonio Di Natale boleh dibilang sebagai sosok yang tepat di tempat yang salah. Ia merupakan penyerang tajam namun tak pernah sekalipun merasakan manisnya menjadi juara baik di level klub maupun Timnas Italia.

Sosok yang lahir di Naples pada 13 Oktober 1977 hanya memperkuat tim-tim semenjana dalam karir sepakbolanya. Ia hanya mentas di Empoli dan Udinese seraya dipinjamkan ke beberapa tim tier bawah macam Iperzola, Varesse dan Viareggio kala masih berseragam Gli Azzurri jelang akhir 90an.

Bersama Empoli, reputasi sang pemain sebagai pencetak gol ulung sedikit banyak mulai terangkat. Sejak 1996 hingga 2004, ia sukses mengoreksi 55 gol dalam 179 laga di lintas kompetisi. Setelahnya, Udinese memboyongnya di bursa musim panas 2004 dengan mahar minimalis. Transfermakrt mencatat nilai transfernya hanya 100 ribu Euro, setara Rp 1,4 Miliar jika dikonversi dengan kurs saat ini.

Di musim perdananya, Toto, sapaan akrab di Natale sempat membukukan 7 gol dari 33 laga. Namun setelahnya, ia tancap gas dengan sumbangkan tak kurang dari dua digit gol per musim. Angka tersebut merupakan capaian impresif untuk seorang pemain yang hanya mentas bersama Udinese. Tim yang secara komposisi pemain jauh di bawah AS Roma, Lazio, Duo Milan atau Juventus sekalipun.

Udinese dari sejak diperkuat Di Natale sampai saat ini bukanlah tim dengan tradisi kuat untuk mengguncang papan atas. Mereka selalu konsisten di papan tengah atau terkadang terseok di papan bawah untuk kemudian mencoba selamatkan diri guna bertahan di Serie A. Satu-satunya prestasi yang pernah diraih yakni pada musim 2010/11. Udinese pernah duduk di peringkat empat klasemen akhir.


Baca Juga:


Mereka bisa lolos ke Liga Champions andai memenangi play-off melawan Arsenal, yang sudah menjadi langganan peringkat empat kala itu. Namun sayang di fase play-off. Tim yang berdomisili di kota Udine keok dengan agregat 1-3. Semusim berselang, mereka masih stabil di papan atas. Namun lagi-lagi langkah untuk main di kompetisi tertinggi Eropa terjegal di tangan wakil Portugal, Braga.

Prestasi Toto bersama Udinese di Eropa terjadi di ajang Europa League. Pasca kalah dari Arsenal, mereka terlempat ke kompetisi kelas dua Eropa. Di sana, si Zebra Kecil mampu berbicara banyak dengan melaju hingga fase 16 besar sebelum akhirnya keok dari AZ Alkmaar.

Janji Setia di Frulli

Sumber: Goal

Godaan demi godaan sejatinya bisa membuatnya angkat kaki. Beberapa tim, termasuk Liverpool dan Juventus pernah meminati jasanya. Namun Toto tak bergeming, ia memilih setia di Udinese lantaran mengikuti kata hati nurani. Sebesar apapun penawatan yang dilakukan tim lain kepadanya, iman untuk ikrar setia kepada si Zebra Kecil nampak tak pudar sama sekali.

“Aku punya kontrak di Udinese sampai 2013. Aku ingin mengakhiri karirku di klub ini,” ujarnya seperti diwartakan Football Italia pada 2010 lalu.

“Aku sedang di sini dan memutuskan bertahan karena aku mendengarkan hati Nurani. Aku masih ingin memberi banyak untuk Udinese dan ingin mencetak 100 gol di divisi top dengan kostum ini,” tambahnya.

Di Natale pada akhirnya memang tak pergi kemana-nama. Ia bahkan sempat mendulang status sebagai penyerang elit Italia tatkala menjadi top skor Serie A di musim 2009/10 dan setahun setelahnya, Toto sukses sumbangkan 29 gol dan 28 gol di komopetisi domestik. Bahkan, pada 2010 lalu, namanya sempat terpilih sebagai Footballer of the Year Italia.

Konsistensinya di lini depan sempat membawanya mendapatkan panggilan oleh Timnas Italia. Namun sayang, ia kembali hadir di waktu yang kurang tepat. Azzurri kala itu tengah memasuki masa transisi pasca memenangkan Piala Dunia 2006. Toto sempat hantarkan tim melaju ke final Euro 2012. Namun Italia harus keok dari Spanyol di laga puncak. La Roja kala itu memang tengah impresif di bawah arahan Vicente del Bosque. Mereka mampu back to back juara setelah sebelumnya memenangkan ajang yang sama pada 2008 silam.

Di Natale pada akhirnya pensiun di tahun 2016, di usianya yang mencapai 38 tahun. Bersama Udinese, ia sempat membukukan 445 laga di lintas kompetisi dan mendulang 227 gol serta 66 assist bagi klub. Sementara untuk Timnas Italia, ia sempat mendulang 11 gol dari 42 laga resmi Gli Azzurri.

Meski tak mendulang satu pun gelar dalam karir sepakbolanya, nama Toto terpatri sebagai satu dari 10 nama yang lumayan produktif di Serie A. ia sudah mengepak 209 gol bersama Empoli dan Udinese. Catatannya unggul dibanding Roberto Baggio, Gabriel Batistuta ataupun Alessandro Del Piero.

Buon compleanno, Toto!

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

 

Exit mobile version