Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Manchester City Tak Punya Tempat untuk Pemain Akademinya

Obrolan Vigo: Manchester City Tak Punya Tempat untuk Pemain Akademinya

Vivagoal Berita Bola Sebagai salah satu tim besar, Manchester City seakan tak memiliki waktu untuk memainkan para punggawa akademinya secara reguler di berbagai kompetisi yang mereka mainkan. Hal ini jelas menjadi anomali tersendiri lantaran klub memiliki sistem akademi yang mumpuni.

Sejak era kedatangan Sheikh Mansour, City sukses bertansformasi menjadi tim yang diperhitungkan di dunia. Mereka sukses merengkuh semua gelar domestik yang tersedia di Inggris dalam kurun waktu 10 musim terakhir. Bahkan, tim pernah mentas di final Liga Champions 2020/21 meski kalah dari Chelsea di partai puncak.

City juga disesaki dengan berbagai pemain bintang dalam skuatnya di setiap musim. Nama-nama macam Carlos Tevez, Sergio Aguero, Samir Nasri, Yaya Toure, Kevin De Bruyne, Jack Grealish hingga Erling Haaland pernah dan masih bermain di sana. Mereka memiliki sumbangsih besar atas kejayaan tim.

Tak hanya dari segi komposisi pemain, berbagai pelatih beken juga pernah nangkring di sana. Roberto Mancini, Manuel Pellegrini hingga yang paling gres, Pep Guardiola tengah menukangi tim. Tiga nama tersebut sukses mempersembahkan berbagai prestasi bagi the Sky Blues di kancah domestik.


Baca Juga:


Selain mendaratkan berbagai sosok top dalam skuat, City juga sempat menelurkan berbagai bakat besar dari tim akademi. Di masa lalu, berbagai nama top mulai dari Kasper Schmeichel, Loris Karius, Kieran Trippier, Nedum Onuoha, Joey Barton, Shaun Wright-Phillips, Michael Johnson,  Micah Richards, Stephen Ireland hingga  Daniel Sturridge pernah menjadi bagian dari mereka. Namun, hanya Micah Richards yang sukses membantu tim menjadi juara.

City nampak peduli dengan akademi mereka. Selain membangun tim dengan deretan para bintang, Sheikh Mansour juga mengucurkan dana besar guna membangun City Football Academy pada 2014 dengan slogan “We are building a structure for the future, not just a team of all stars,” yang terpampang di salah satu sudut Etihad Stadium.

Akademi sepakbola mereka didirikan di lahan 32,3 hektar dan pembangunan habiskan biaya hingga 200 juta paun. Di lahan tersebut tersemat berbagai fasilitas latihan memadai mulai dari sarana penunjang indoor dan puluhan lapangan yang tersedia untuk pemain usia muda mengembangkan bakatnya.

Pemain Muda Harus Menunggu

Sumber: manchester city

Masifnya sarana akademi City secara tak langsung membuat mereka unggul dibandingkan tim-tim lainnya. City Football Academu jauh lebih besar dari Ciudad Training Complex milik Real Madrid, Football Association’s National Football Centre milik timnas Inggris hingga Ciutat Esportiva Joan Gamper yang di isi para pemain La Masia di bawah kendali Barcelona.

Pasca memiliki lahan tersebut, berbagai bibit-bibit anyar mulai tumbuh dan berkembang di sana. Sejauh ini, nama Jadon Sancho dan Phil Foden menjadi produk tersukses yang pernah mereka. Nama yang disebut pertama sukses mengunci satu tempat di tim utama sejak beberapa musim terakhir. sementara Sancho mampu buktikan diri bersama Borussia Dortmund sebelum akhirnya dibeli rival sekotanya, Manchester United.

Di luar berbagai nama tersebut, ada pula berbagai nama potensial lain macam James McAtee, Liam Delap, Josh Wilson-Esbrand hingga Cole Palmer. Namun kesempatan mereka untuk main di tim utama terbilang minim. Dua nama yang disebut pertama bahkan tengah dipinjamkan ke tim lain guna menambah jam terbang.

Walau memiliki keuntungan banyak memiliki pemain muda, tak semua nama pada akhirnya bisa masuk ke tim utama. Brahim Diaz, Gavin Bazuni, Romeo Lavia dan sederet nama potensial lain pada akhirnya harus dilego. Pep Guardiola sempat diklaim tak mau memaksimalkan pemain muda untuk mentas di tim utama.


Baca Juga:


Namun, tingginya standar yang dimainkan klub mau tak mau membuat pelatih asal Spanyol tak bisa gagabah memainkan para bintang mudanya setiap pekan. Meski dalam beberapa tahun terkahir, tim muda mereka terbilang berprestasi dengan mendulang berbagai gelar juara di kompetisi usia muda. Hal tesebut sempat ia utarakan dalam sebuah wawancara pada 2019 lalu.

“Mereka mendapat kesempatan main tapi Anda bisa lihat di seluruh klub-klub besar Eropa, seberapa banyak pemain muda yang tampiol di tim utama,” ujar Guardiola seperti dilansir ESPN.

“Para pemain muda butuh waktu. Contoh saja David Silva yang dipinjamkan ke beberapa klub sebelum jadi seperti sekarang, sebelum dia gabung dengan kami. Terkadang ada yang sabar, ada yang yakin dengan misi klub, ada juga yang tidak,” sambungnya.

“Banyak klub di dunia ini, tidak hanya Manchester City dan orang-orang yang memutuskan. Apa yang kami harus lakukan adalah jika kami percaya mereka punya peluang untuk bisa tampil, berlatih dengan kami dan percaya dengan kami, maka mereka, keluarganya, agen akan memutuskan yang terbaik untuk si pemain, Itu saja sih,” demikian dia.

Hal tersebut seakan membuktikan jika apa yang terjadi di Manchester City tak ubahnya dengan situasi yang ada di Real Madrid dan PSG. Dua tim tersebut memang banyak hasilkan pemain muda potensial setiap tahunnya. Namun tak banyak pemain muda yang memperkuat tim utama. Ucapan Pep pada akhirnya memang menandakan untuk saat ini, City belum bisa memaksimalkan secara menyeluruh bakat mudanya.

Kehadiran Phil Foden di tim utama bisa menjadi bukti dan parameter tersendiri. Standar yang diinginkan City pada akhirnya akan mengacu pada Foden. Siapapun layak main di tim utama andai memiliki kapasitas seperti pemain asal Stockport itu.

Artinya, sejauh ini, pemain asal City Football Academy masih belum menyamai Foden. Dalam hal ini, Barcelona, yang masif mempromosikan bakat muda dari La Masia untuk main di tim utama tak bisa menjadi acuan dan komparasi mengapa pemain mudah City jarang mendapat kesempatan.

Tanpa mengecilkan tim-tim yang main di LaLiga, Blaugrana, tanpa perlu menunggu pemain utamanya cedera, bisa memiliki jadwal yang bisa terprediksi untuk mengunci kemenangan kala bersua dengan Osasuna, Cadiz maupun tim Spanyol lain. Hal tersebut membuat Barca leluasa memainkan nama-nama yang nantinya bisa berpotensi menjadi Nezt Busquets, Xavi maupun Iniesta dalam skuatnya.

Sementara untuk City, meksi di atas kertas mereka bisa saja menang atas Fulham, Nottingham Forest, Brentfotd atau siapapun lawan di bawah mereka bisa saja berjalan tricky lantaran Premier League bisa menerkam siapapun dan tak ada kemenangan murni di sana lantaran tim-tim lain bisa saja memberikan kejutan kapanpun.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version