Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Pemain Paling Berkhianat di Sepakbola

5 Fakta Pemain Paling Berkhianat di Sepakbola

Vivagoal – Berita Bola – Dalam dunia sepakbola selalu ada pahlawan dan pengkhianat yang hadir dalam rentang waktu tertentu. Sosok pertama akan disanjung dan dielu-elukan sementara sosok lainnya akan dianggap sebagai masalah, kekecewaan dan amarah ketika momen pertemuan tercipta.

Kisah seorang pahlawan dalam dunia sepakbola mungkin sering terdengar kencang. Masih lekat dalam ingatan bagaimana heroiknya performa Sergio Aguero kala membobol gawang QPR dan hantarkan Manchester City menjadi juara di musim 2011/12 lalu dan mengangkangi Manchester United dalam perburuan gelar.

Tak hanya itu, dunia sepakbola juga hadirkan berbagai pemain yang dikenal loyal kala memperkuat satu tim saja hingga dirinya pensiun macam Paolo Maldini, Francesco Totti atau Paul Scholes. Kita juga mungkin tak bisa menepikan dedikasi tinggi yang pernah dikukuhkan Javier Zanetti bersama Inter Milan atau Steven Gerrard kala memperkuat Liverpool.

Berbagai nama yang disebutkan di atas merupakan wujud dari kesetiaan yang mungkin nilainya tak bisa ditakar dengan uang komitmen luar biasa dari para pemain bahkan menjadikan mereka sebagai ikon atau mungkin legenda klub yang akan dikenal jasa-jasanya oleh fans sampai kapanpun.


Baca Juga:


Meski begitu, para pesepakbola juga tetap manusia biasa. Mereka yang hidup dalam sepakbola kerap membuat berbagai keputusan penting dalam karirnya, termasuk hengkang ke tim rival guna mendapatkan kesempatan dalam bentuk gaji, membalaskan dendam atau pertimbangan dalam aspek lain dalam keputusan tersebut.

Vivagoal sudah merangkaum 5 pemain yang melakukan aksi pengkhianatan terbesar dalam dunia sepakbola. Mereka yang hengkang dalam daftar rela hengkang dari tim yang memiliki rivalitas sengit di kancah domestik. Keputusan tersebut jelas mengerutkan dahi siapaun. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya.

  1. Luis Figo (Barcelona-Real Madrid)
Sumber: Transfermarkt

Sejak datang dari Sporting CP, Luis Figo langsung menjadi ruh permainan Barcelona. Ia merupakan pemain kreatif bagi Blaugrana dan kerap menjadi pembeda dalam berbagai laga yang dimainkan tim asal Catalan baik di kancah domestik maupun kontinental.

Figo menuai kontroversi ketika dirinya memutuskan hengkang ke Real Madrid. Kisah terkait pengkhiatannya bahkan diangkat secara khusus di Netflix. Ia sempat meminta kontrak besar kepada Barca namun hal tersebut ditolak. Florentino Perez yang tengah menjadi kandidat calon Presiden Madrid memasukan namanya dalam kampanye pemilihannya.

Andai Perez terpilih, ia akan membawa Figo ke Madrid. Perez menepati janji, dana besar baik berupa transfer maupun gaji dikeluarkan guna membawa pemain asal Portugal ke Santiago Bernabeu. Figo menjadi pintu gerbang terbukanya era Los Galaticos bagi Madrid setelahnya.

Ia sempat menangi berbagai gelar domestik kala berseragam Barcelona dan di Madrid, ia sempat menangi Liga Champions. Ketika namanya hadir di Camp Nou, sambutan minor mengiringinya. Ia sempat dilempari uang kertas hingga kepala babi dalam laga di awal milenium itu.

  1. Luis Enrique (Real Madrid – Barcelona)
Sumber: Tribunnews

Nama Luis Enrique lumayan kental dengan Barcelona. Ia sempat mengakhiri karir di klub sebagai pemain dan memberikan kejayaan berupa treble winners kala menjadi pelatih Azulgrana. Namun sebelum bermain untuk Barca, sosok asal Gijon dulunya pernah memperkuat Real Madrid.

Madrid dan Barcelona merupakan sepasang klub dengan rivalitas yang lumayan kental baik di dalam maupun luar lapangan. Namun untuk kasus Enrique, sang pemain memiliki taraf yang berbeda dengan Figo. Pasalnya, kala berseragam Real Madrid, ia tak menunjukan performa yang apik. 5 musim berada di Bernabeu, ia bukan pilihan utama. Ketika Madrid enggan mempertahankan kala kontraknya rampung, Β ia memutuskan membelot ke Catalan.

Di Barcelona, kisah manis Enrique dimulai. Ia sempat hantarkan tim memenangi berbagai gelar prestis macam Piala Super Eropa, Piala Winners, dua Copa del Rey, dua LaLiga dan namanya menjadi sosok tersubur klub dengan koleksi 109 gol dari 300 laga bersama Azulgrana.

  1. Kenny Miller (Rangers – Celtic)
Sumber: Sky Sports

Jika El Clasico di Spanyol mempertemukan Real Madrid dan Barcelona, maka Skotlandia memiliki derby panas dalam wujud Old Firm yang mempertemukan Rangers dan Celtic. Keduanya berasal dari Glasgow yang tensi keduanya dipicu berbagai hal mulai dari urusan sosial, politik hingga agama.

Hengkang dari Celtic ke Rangers atau sebaliknya merupakan sebuah dosa tercela yang mungkin akan dihindari berbagai pemain yang mentas di salah satu dari kedua tim tersebut. namun Kenny Miller seakan mempersetankan hal tersebut. Ia dua kali berkhianat kepada dua tim tersebut. Pertama, ia hengkang dari Rangers ke Celtic. Setelahnya, ia hengkang dari Celtic ke Rangers. Dua kali sudah kisah pengkhianatannaya terjadi.

Namun fans the Light Blues seakan tak mempedulikan sisi gelar Miller. Pasalnya, ia sukses memberikan berbagai prestasi bagi Rangers. Di sisi lain, fans Celtic juga tak suka dengan kehadiran Miller lantaran ia kerap bermain buruk dalam satu musim meski sempat mempersembahkan gelar Scottish Premier League bagi timnya.


Baca Juga:


  1. Pedro (Roma-Lazio)
Pedro, Foto: dok situs resmi Lazio

Derby della Capitale merupakan sajian menarik yang dinantikan para pecinta Serie A. Laga yang mempertemukan AS Roma dan Lazio merepresentasikan banyak aspek mulai dari pandangan politik, kisah si kaya dan si miskin hingga siapa sebenarnya penguasa Ibu kota Italia setiap musimnya.

Lantaran tingginya tensi antar kedua tim, banyak pemain yang menghindari hengkang langsung dari kedua tim tersebut meski ada beberapa nama yang melakukannya. Pedro adalah salah satu contoh. Jebolan La Masia itu hanya habiskan semusim di Roma pada 2022/22pasca membela Chelsea dan putuskan membelot ke Lazio.

Pedro mengklaim jika dirinya tak diperlakukan dengan baik dalam waktunya di I Lupi. Selain itu, dirinya juga merasa tak masuk dalam rencana pelatih sehingga hengkang ke Lazio, yang notabene merupakan tim rival merupakan langkah yang dirasa masuk akal meski ia agak sulit membayangkan situasi di ruang ganti setelahnya.

β€œDi Roma, saya mengalami situasi yang sulit karena saya keluar dari skuat dan saya tidak berbicara dengan siapa pun (termasuk para petinggi). Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya harus pergi,” kata Pedro kala hengkang ke Lazio pada 2021 lalu.

  1. Sol Campbell (Tottenham-Arsenal)
Sumber: Media Indonesia

Jauh sebelum memperkuat Arsenal, nama Campbell dikenal sebagai palang pintu tangguh milik Spurs. Ia juga merupakan jebolan akademi klub. Bersama the Lilywhites, ia sempat mentas selama 1992-2001. Ia sempat hantarkan tim memenangi Piala Liga dan mengapteni Spurs.

Pada 2001, kala kontraknya rampung bersama Tottenham, ia dikaitkan dengan berbagai tim, termasuk Arsenal. Awalnya, ia tak ingin berlabuh ke Highbury. Namun ia menjilat ludahnya sendiri dengan berlabuh ke tim besutan Arsene Wenger guna memperlebar kans main di Liga Champions

Ia pergi secara gratis dan namanya dikaitkan dengan Yudas, murid Yesus yang berkhinatat. Bersama Arsenal, dua gelar Liga bersama klub yang satu di antaranya berlabel invicibles di musim 2003/04 lalu direngkuh. Ia juga sempat menghantarkan tim melaju ke final Liga Champions dan menangi dua gelar Piala FA.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version