Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Pemain yang Pensiun Terlalu Cepat

5 Fakta Pemain yang Pensiun Terlalu Cepat

Vivagoal Berita BolaPensiun menjadi momen yang tak terelakan bagi para pesepakbola. Namun tak sedikit pula pemain yang harus gantung sepatu meski usianya terbilang prima dan masih berada di level tertinggi. Ada berbagai alasan mengapa para sineas lapangan hijau ini putuskan mundur.

Normalnya, pesepakbola yang pensiun dari lapangan hijau terjadi ketika mereka memasuki usia senja dan sudah menangkan berbagai gelar penting dalam karirnya entah di level domestik, kontinental maupun internasional. Ronaldinho, Francesco Totti, Miroslav Klose hingga Fernando Torres masuk dalam kategori ini.

Namun ada pula pemain yang masih memutuskan bermain di usia senja. Di usia lebih dari 40 tahun, Gianluigi Buffon masih aktif bermain sebelum putuskan pensiun di musim panas 2023 ketika usianya 45 tahun. Lebih ekstrim lagi, Kazuyoshi Miura, legenda sepakbola Jepang masih putuskan bermain meski usianya sudah 57 tahun.

Pensiun memang pada akhirnya merupakan hak preogatif dari pemain. Mereka bisa pensiun ketika berusia senja atau bermain. Ada pula pemain yang memutuskan mundur dari lapangan hijau karena beberapa hal. Julian Nagelsmann harus mengubur mimpi di usia muda lantaran alami cedera dan tak sempat menjadi bintang. Zinedine Zidane juga sempat memutuskan pensiun di usia 34 tahun pasca Piala Dunia 2006 lalu. Padahal, Zizou masih terbilang prima sebagai pemain.


Baca Juga:


Di luar berbagai faktor di atas, ada pesepakbola yang pensiun di usia lumayan muda. Mereka yang pensiun berada di bawah usia 33 tahun. Usia tersebut memang terbilang masih lumayan bagi pemain yang masih mentas. Beberapa di antaranya bahkan sudah menutup karir meski belum memasuki kepala tiga.

Vivagoal sudah merangkum 5 pemain yang putuskan pensiun terlalu cepat. Sebagian besar dari mereka sempat menikmati manisnya karir sebagai pesepakbola dengan gelar juara maupun catatan individu yang mumpuni. Siapa saja? Berikut daftarnya.

  1. Eric Cantona
Sumber: Goal

Eric Cantona memutuskan pensiun di usia 30 tahun pasca kesuksesan yang ditorehkan di level klub bersama Leeds United, Manchester United hingga berbagai gelar domestik di Prancis bersama berbagai klub. Di Inggris, sepasang Piala FA dan empat Premier League pernah ia menangkan.

Sosok yang dikenal lumayan meledak-ledak ketika bermain memiliki berbagai kutipan menarik bagi pewarta media entah di sesi wawancara atau Press Conference. Cantona juga memiliki gaya eksentrik di lapangan dengan meminta tambahan kerah pada jersie yang digunakannya.

Dalam sebuah wawancara, Cantona merasa sudah cukup bermain sepakbola dan kehilangan Hasrat memainkan si kulit bundar. Setelah pensiun, ia sempat menggeluti sepakbola pantai dan banting setir menjadi aktor.

  1. Marco Van Basten
Sumbe: Suara

Marco Van Basten dikenal sebagai predator berbahaya yang dimiliki Timnas Belanda jauh sebelum era Ruud Van Nistelrooy, Roy Maakay ataupun Memphis Depay. Basten memiliki reputasi yang luar biasa dalam mencetak gol. Dalam karir profesionalnya, total ia sudah mengepak ratusan gol baik bersama AC Milan maupun Ajax Amsterdam.

Bersama Milan, ia membuat trio Belanda bersama Frank Rijkaard dan Ruud Gullit. Milan sukses dibuat Berjaya di Eropa dan dua dari tiga nama tersebut sukses menangi Ballon d’Or. Timnas Belanda juga keciptatan tuah ketika berhasil dibantu memenangi Euro 1988.

Pada 1993, ketika usianya baru menginjak 28 tahun, Basten putuskan pensiun dari lapangan hijau lantaran masalah cedera hambuhan pada engkelnya. Ia benar-benar meninggalkan sepakbola di usia yang masih amat produktif. Saat ini, ia tengah berkiprah di dunia manajerial dan sempat tukangi beberapa tim Belanda, termasuk Ajax.

  1. Hidetoshi Nakata
Sumber: Twitter Photo of Football

Piala Dunia 1998 menjadi panggung yang dimanfaatkan betul oleh Hidetoshi Nakata. Karirnya lumayan terangkat di ajang empat tahunan tersebut. Catatan gemilangnya bersama Timnas Jepang membuat namanya berlabuh ke Eropa. Perugia mengontraknya pasca Piala Dunia.

Setelahnya, raksasa Serie A lain, AS Roma mengontrak sang pemain dan ia menjadi sosok krusial bagi I Lupi.Nakata mampu hadirkan perbedaan di lini tengah sekaligus market baru bagi Serigala Ibu Kota di Asia. Dalam setiap laga, ada turis Jepang yang saksikan Nakata di Tribun. Tak hanya itu, ia juga berperan penting ketika hantarkan Roma mendulang Scudetto.

Karirnya di Eropa masih berjalan. Beberapa tim macam AC Parma, Bologna, Fiorentina hingga Bolton Wanderers sempat diperkuatnya. Namun karirnya tak lagi sama. Di usia 29 tahun, Nakata memutuskan mundur lantaran melihat sepakbola sudah menjadi lahan bisnis dan upayanya untuk bersenang-senang di lapangan hijau seakan sirna lantaran pergeseran tersebut.


Baca Juga:


  1. Didier Deschamps
Sumber: Twitter Chelsea

Timnas Prancis memang merupakan negara penghasil holding midfielder terbaik. Saat ini, ada nama Eduardo Camavinga dan Aurelien Tchouameni di sana. Sebelumnya, N’Golo Kante dan Claude Makelele pun hadir. Jauh sebelum nama-nama tersebut mentereng, Le Bleu pernah diperkuat Didider Deschamps yang saat ini menjadi juru taktik mereka.

Semasa bermain, Deschamps sempat masuk dalam generasi emas Prancis yang menangkan Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Ia memutuskan pensiun di usia 32 tahun lantaran masalah cedera meski fisiknya dinilai masih sanggup bermain d level tertinggi. Ketika mundur, ia semapt memperkuat Valencia.

Deschamps kemudian menjadi pelatih. Berbagai gelar domestik di Prancis dan Italia sempat direngkuhnya. Ia juga masuk dalam daftar sosok yang pernah membantu negaranya menjadi pememang Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih.

  1. Carlos Roa
Sumber: Goal

Carlos Roa sempat menuai impresi kala mentas di Piala Dunia 1998 bersama Timnas Argentina. Di turnamen tersebut, Gawangnya sempat tak kebobolan di turnamen tersebut. Penyelamatan krusialnya ketika Tim Tango bersua Timnas Inggris bakal terus dikenang.

Di usia 29 tahun, Roa memutuskan pensiun lantaran mengaku ingin fokus pada agama yang dianutnya. Keputusan pensiun tersebut kemudian disesali lantaran ada tawaran besar yang menghampiri dirinya termasuk dari Manchester United yang siap menjadikannya penerus Peter Schmeichel.

“Di level spiritual, saya masih merasa pensiun sebagai keputusan bagus, tetapi tidak dari sudut pandang olahraga karena saya meninggalkan sepakbola di momen terbaik. Saya bisa berkembang lebih jauh dan [bisa] mendapatkan kontrak besar termasuk kemungkinan bermain di Inggris,” urainya seperti diwartakan Mirror.

Exit mobile version