Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Generasi Emas Inggris: Hebat Sebagai Pemain, Buruk Selaku Pelatih

Analisa Vigo: Generasi Emas Inggris: Hebat Sebagai Pemain, Buruk Selaku Pelatih

Sumber: IDN Times

VivagoalBerita BolaTimnas Inggris era 2000-an memiliki skuad yang dijuluki generasi emas atau ‘Golden Generation‘. Sayangnya, kepiawaian mereka dalam lapangan berbanding terbalik dengan karier mereka sebagai seorang pelatih.

Pada saat kualifikasi Piala Dunia 2002, Inggris berhasil mengalahkan Timnas Jerman yang saat itu diisi oleh banyak bintang seperti Oliver Kahn, Dietmar Hamann, Miroslav Klose, Michael Ballack, dan Gerald Asamoah. Tidak tanggung-tanggung, The Three Lions sukses menang dengan skor 5-1.

Kemenangan tersebut membuat Inggris melangkah ke putaran final Piala Dunia 2002 yang dilaksanakan di Korea Selatan dan Jepang sebagai juara grup 9. Tidak hanya itu, Kepala Eksekutif Football Association (FA), Adam Crozier, langsung menobatkan skuad Inggris sebagai generasi emas atau ‘Golden Generation‘.

Dikepalai Sven-Goran Eriksson, Inggris menjadi salah satu tim yang dianggap bisa membawa kembali ‘sepakbola’ ke tanah Britania Raya. Bagaimana tidak, skuad yang ada saat itu tidak main-main seperti Ashley Cole, Rio Ferdinand, Paul Scholes, Robbie Fowler, Michael Owen, Teddy Sheringham, Joe Cole, dan David Beckham.


Baca Juga:


Namun, perjuangannya terhenti di perempat final usai takluk dari Timnas Brasil dengan skor 1-2. Namun, harapan tinggi tentu kembali muncul saat beberapa pilar seperti Frank Lampard, Steven Gerrard, Wayne Rooney, dan John Terry masuk ke Timnas Inggris setelah itu.

Inggris juga mulai meningkat secara liganya. Antara 1999 hingga 2012, tim Inggris sukses menjuarai Liga Champions sebanyak empat kali, hanya kalah dari Spanyol yang menang lima kali.

Sumber: Bola.net

Sayangnya, Inggris yang dinaungi banyak bintang tidak bisa berkata banyak di Euro 2004, Piala Dunia 2006, bahkan tidak lolos ke Euro 2008, sebelum akhirnya dipermalukan tim muda Jerman di Piala Dunia 2010. Tentunya ini menjadi pertanyaan besar mengapa mereka tidak bisa membawa Inggris menjadi juara, meskipun kualitasnya di klub tidak perlu dipertanyakan lagi.

Kehancuran tidak hanya terjadi di Timnas Inggris, melainkan karier para pemainnya setelah gantung sepatu. Gary Neville, Terry, Cole, Beckham, Lampard, Gerrard, Scholes, dan Rooney semuanya meraih gelar Liga Champions, bahkan mereka mampu mengoleksi 44 piala Liga Inggris jika digabung.

Tapi, ketika mendapatkan kesempatan untuk bisa melatih sebuah tim, semuanya terasa gelap, hampa, dan mengerikan. Lampard tidak bisa bersinar bersama Everton FC dan Chelsea FC, Gerrard yang hancur ketika melatih Aston Villa, Neville juga merasakan hal yang sama di Valencia CF, Rooney yang membuat Birmingham City semakin terpuruk, dan Scholes juga di Oldham Athletic.

Menurut ESPN, semua pemain dari generasi emas Inggris sukses sebagai pemain bukan karena performa, kemampuan, atau kepintaran mereka dalam bermain, melainkan diuntungkan. Maksudnya adalah mereka diuntungkan oleh sistem permainan yang sesuai dengan kekuatan mereka.


Baca Juga:


Namun, ketika mereka dihadapkan oleh sistem yang berbeda dan berkembang, mereka pasti akan lebih memilih ego mereka. Kepintaran mereka dalam mengembangkan sistem permainan yang cocok untuk tim atau bisa disebut inovator juga menjadi salah satu hambatannya.

Kondisi tersebut yang menjadikan betapa mengenaskannya Liga Inggris saat ini. Setelah Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger, Inggris lebih bergantung dengan pelatih asing seperti Jose Mourinho, Jurgen Klopp, dan Pep Guardiola.

Sumber: Twitter @ManCity

Beruntung, Inggris tidak serta merta krisis pelatih karena ada Gareth Southgate dan Eddie Howe. Namun, generasi emas masih punya pertanyaan yang harus dijawab: Kapan mereka bisa menjadi pelatih yang sukses seperti karier mereka sebagai pemain?

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version