Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Eric Cantona, Legenda yang Tak Perlu Pembuktian

Obrolan Vigo: Eric Cantona, Legenda yang Tak Perlu Pembuktian

Vivagoal Berita Bola – Banyak pesepakbola yang seakan ingin membuktikan diri menjadi yang terhebat dengan mendulang berbagai gelar yang tersedia. Namun hal tersebut tak berlaku pada Eric Cantona. Legenda Manchester United tak perlu membuktikan apapun untuk menjadi yang terhebat.

Cantona, yang lahir pada 24 Mei 1966 di Marseille merupakan sosok yang kental dengan kreativitas tinggi kala masih bermain dan memiliki insting mencetak gol yang baik sebagai gelandang tengah maupun sebagai striker. Namun nyatanya di masa muda, Cantona justru lebih sering bermain sebagai kiper.

Ia mulai menunjukan tajinya bersama AJ Auxerre di awal karir profesional. Bersama Auxerre, ia sempat membukukan 29 gol dalam 94 laga.. Ia sempat memperkuat Marseille, Bordeaux hingga Montpellier dalam karirnya di Prancis. Namun satu hal yang diingat yakni kala membela Nimes pada 1991.

Kala itu, Cantona kedapatan melempar bola ke arah wasit. Ia sempat dipanggil federasi sepakbola Prancis FFF guna memberikan kesaksian. Bukannya melunak, Cantona justru mendaprat semua orang yang ada di sana dengan sebutan idiot. Hukumannya bertambah menjadi dua bulan.

Puncak dari hal tersebut yakni Cantona sempat memutuskan untuk pensiun dini dari sepakbola. Hal tersebut membuat banyak orang mengeyitkan dahi. Namun rekan setimnya di Timnas Prancis, Michael Platini sukses membujuk the King untuk melanjutkan karir sepakbolanya dengan hengkang ke Inggris.


Baca Juga:


Di inggris, Cantona mentas untuk Leeds United. Ia bermian dalam 28 laga dan mendulang 9 gol. Cantona juga sempat membawa tim menjuari First Division sebelum kompetisi diganti namanya menjadi Premier League. Namun karirnya bersama tim asal Yorskhire hanya berjalan semusim.

Alex Ferguson, yang kala itu masih menjabat sebagai juru taktik Manchester United sempat menanyakan ketersediaan Cantona kepada Leeds yang sejaitnya tengah membidik Dennis Irwin. Leeds yang tengah mengalami masalah keuangan dan muak dengan tindak tanduk Cantona lantas membuangnya ke United dengan mahar satu juta paun pada 1992.

Kedatangan Cantona jelas menjadi dahaga tersendiri. Pasalnya, United sempat ingin mendaratkan beberapa nama ulung untuk menjadi predator anyar mereka macam David Hirst, Matt Le Tissier, dan Brian Deane. Namun asa United mendatangkan salah satu dari ketiganya sirna.

Melegenda Barsama Manchester United

Cantona melakukan debut pertamanya bersama Setan Merah kala United bersua dengan Benfica dalam laga testimonial merayakan 50 tahun Eusebio di Lisbon pada 1 Desember 1992. Laga resminya terjadi kala Derby Manchester tersaji. United menang 2-1 atas City dan Cantona main sebagai pengganti.

Musim pertama Cantona terbilang mengecewakan. Cantona sempet seret gol dan Ferguson berencana mendatangkan Alan Sharer ke tim. Namun pemain asal Newcastle justru lebih memilih merapat ke Blackburn Rovers asuhan Kenny Daglish.

Semusim berselang, Cantona mulai menunjukan taji. Dengan rasa percaya diri yang kelewat tinggi. Ia main dengan kerah terangkat seakan menunjukan arogansinya di lapangan. Namun hal tersebut beriringan dengan ketajamannya yang mampu sumbangkan 18 gol bagi United.  Ia juga sempat mempersembahkan sepasang gelar Premier League dan Piala FA di musim yang sama. Bahkan, namanya terpilih sebagai pemain terbaik dan versi Manchester United.

Di tengah kegemilangan karir bersama United, Cantona pernah berulah melakukan tendangan kung-fu kepada fans Crystal Palace di Selhurst Park pada 1995 lalu. Situasi terjadi ketika Cantona yang dikartu merah lantaran meluapkan emosi berlebih kepada pemain Palace. Saaat hendak pergi ke ruang ganti, fans the Eagles, Simmons Matthew meneriaki Cantona “Kembalilah ke Perancis, bajingan,”


Baca Juga:


Hal tersebut langsung menyulut emosinya. Tanpa diduga, tendatang Kung-Fu mendarat ke tubuh Matthews. Cantona disanksi 8 bulan. Cantona, yang tindak tanduknya kontroversial memang menjadi media darling atas aksi dan ucapan-ucapannya. Pasca sanksi dijatuhkan, ia sempat membuat prss conference singkat. “Ketika burung camar mengikuti kapal pukat ikan, itu karena mereka berpikir ikan sardin akan dilemparkan ke laut. Terima kasih.”

Tak jelas apa maksud dari ucapan Cantona dalam sesi press conference tersebut. Yang jelas, arogansinya sedikit banyak masih terlihat. Absennya sang pemain membuat United kehilangan asa mendulang Premier League dan Piala FA di tahun tersebut.

Pasca kembali dari absen lantaran sikapnya, Cantona sempat membantu United mendulang Piala FA pada 1996. Setahun berselang, ia memutuskan pensiun sepenuhnya dari United, yang kala itu baru memenangi Premier League. Gelar tersebut merupakan gelar keempat bagi Cantona.

Ia pensiun di usia 30 tahun, usia yang sejatinya masih terbilang produktif sebagai pesepakbola. 24 jam pasca United keok dari Dortmund di babak semifinal Liga Champions. Ia pun buka suara terkait keputusannya untuk pensiun dini. Ia sudah kehilangan passion atas sepakbola dan tak banyak menepikan hal lain dalam kehidupannya.

“Ketika kamu memutuskan keluar dari sepakbola, hidupmu akan terasa sulit. Aku pensiun terlalu dini. Aku suka permainan itu namun passionku sudah hilang. Aku harus bangun terlalu pagi, tak bisa pergi dengan teman, minum-minum dan melakukan berbagai hal lain,” ungkapnya kepada the Independent.

Dalam karir sepakbola yang dimainkannya sejak 1983 hingga 1997, Cantona hanya memenangi dua gelar Ligue 1, satu Piala Prancis, enam Premier League, enam Community Shield, serta dua Piala FA. Tak ada gelar kontinental yang sempat ia raih. Catatannya juga kalah jauh jika dibanding Lionel Messi, Cristiano Ronaldo hingga Dani Alves. Namun Cantona seakan mempersetankan hal tersebut. Ia tak perlu membuktikan hal-hal lain agar dunia mengakuinya sebagai salah satu pesepakbola hebat.

Bahkan, catatan Cantona di Inggris sempat masuk ke dalam Premier League Hall of Fame  pada 2021 seperti layaknya Alan Shearer dan Thierry Henry. Sumbangsih besarnya kala memperkuat United dan Leeds. Ia pun gembira dengan penghargaan tersebut.

“Aku sangat gembira dan juga bangga, dan pada saat yang sama aku juga tidak terkejut!” kata Eric Cantona, seperti diwartakan Sky Sports. “Tentu saja main di Inggris adalah sebuah impian jadi nyata. Main di Premier League adalah impian semua orang. Aku sedemikian beruntung bisa main di tim [Manchester United] ini dengan pemain-pemain yang luar biasa, manajer luar biasa, dan fans luar biasa.”

“Itu adalah sepakbola yang sebelumnya aku impikan karena Manchester United merupakan sebuah klub yang ingin memenangi banyak hal, tapi dengan makna yang baik. Di era Matt Busby pun seperti itu. Itulah identitas dan filosofi klub ini,” tuturnya.

Pasca pensiun, Cantona sempat menejejal dunia showbiz dengan menjadi aktor dan main dalam beberapa film. Ia juga sempat menjejal sepakbola pantai. Cantona sempat tampil dalam video clip mantan vokalis Oasis, Liam Gallagher, Once, beberapa waktu lalu.

Jeux Anniversaire, Eric!

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version