Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Hakan Sukur yang Merana Karena Politik

Vivagoal Berita Bola Hakan Sukur adalah sosok yang terbilang merana. Mantan pesepakbola asal Turki lumayan menderita lantaran aksi politik yang dilakukannya beberapa waktu lalu. Ia terjegal oleh lawan politiknya dan semua aset mantan punggawa Inter Milan itu harus dibekukan.

Politik dan sepakbola merupakan dua hal yang sepatutnya agak dihindari oleh pelaku si kulit bundar. Terjun ke ranah politis bisa menjadi pisau bermata dua. Bisa menjadi hal yang terbilang mengungungkan atau menbuat sesorang menjadi pesakitan.

Praktik politik dan sepakbola sejatinya sudah terjadi sejak lama. Raja Franco kala itu terbilang gila bola begitu lekat afiliasinya dengan Real Madrid. Dalam berbagai laporan yang diterbitkan, ia memiliki kuasa untuk membuat Madrid menjadi tim terbaik di Spanyol. Berbagai bintang, termasuk Alfredo Di Stefano datang karenanya. Sejak era 50an, Madrid merajai Eropa dan andil Franco amat kentara dalam klub.

Tak berhenti sampai di situ, Piala Dunia 1978 juga lumayan kental dengan nuansa politik. Argentina yang kala itu menjadi tuan rumah tengah yang diperintah rezim militer Jenderal Jorge Videla tak lekat dari kontroversi. Dugaan pengaturan pertandingan, wasit yang memimpin hingga ancaman kepada Johan Cruyff sehingga membuat sang maestro gagal tampil di turnamen tersebut menjadi muasal mengapa tim Tango mampu menjadi juara dunia untuk kali pertama.


Baca Juga:


Tak hanya hasilkan sesuatu yang menguntungkan, politik juga mampu membuat seseorang terjerembab karenanya. Roman Abramovic yang memiliki afiliasi dengan Rusia dipaksa harus menyerah dengan keadaan. Rusia yang beberapa waktu lalu melakukan invasi ke Ukraina dikecam habis oleh media-media Eropa.

Dampaknya, berbagai produk dari Negeri Beruang Merah dilarang bererdar di Benua Biru dan orang-orang yang berkaitan dengan Vladimir Putin pun diburu untuk “diasingkan” Roman Abramovic pun terkena getahnya. Relasi dengan Putin membuat sebagaian besar hartanya yang ada di Inggris harus dibekukan, termasuk Chelsea. Rezim 19 tahun the Roman Emperor di London Barat harus terhenti dan diakuisisi konsorium yang dipimpin Todd Boehly.

Hakan Sukur dan Politiknya

Sumber: Brilio

Selain Abramovic, Hakan Sukur, yang lahir pada 1 Seeptember 1971 juga terkena getah. Pasca pensiun sebagai pesepakbola pada 2008, ia terjun ke dunia politik pada 2011. Namanya masuk sebagai anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan di bawah komado Recep Erdogan. Namun, ia hanya bertahan selama dua tahun di Parlemen lantaran penyelidikan korupsi yang melibatkan Erdogan.

Ia pun menentang kebijakan penolakan dershane yang diserukan oleh Erdogan (gerakan bimbingan belajar) lantaran dinilai terkait dengan Hizmet, pusat-pusat pendidikan yang dibuat oleh Fethullah Gulen, seorang ulama senior di Turki. Setelahnya, Sukur mundir dan justru bergabung dengan Fethullah Gulmet untuk menyerang berbagai kebijakan Erdogan baik melalui aksi turun langsung ke lapangan ataupun melontarkan berbagai pandangannya melalui media sosial.

Selama berada di dalam gerakan tersebut, Hakan Sukur kerap menyuarakan protes terhadap pemerintahan Erdogan. Sukur yang memiliki popularitas lantaran dirinya merupakan sosok yang lumayan populer di Turki langsung menjadi sasaran tembak pihak lawan, yang dipimpin langsung oleh Edrogan.

Bisnis dan keluarganya mulai dipersekusi di tanah kelahirannya sendiri. Asetnya di Turki mulai dibekukan layaknya Abramovic. Hal tersebut membuatnya harus mengungsi ke Amerika Serikat. Dan memulai hidup baru di sana.

Meski sudah berpindah negara dan berharap hidup tenang, ia di cap sebagai Sukur dicap sebagai pengkhianat, teroris, dan buronan negara. Bahkan tuduhan sebagai dalang kudeta militer pun dialamtkan kepadanya. Ia pernah membuka cafe di San Francisco, California. Namun usahanya justru tak berjalan lancar.

“Saya memang membuka sebuah kafe di California, tapi orang-orang aneh terus datang ke sana. Aku tidak punya apa-apa lagi, Erdogan sudah mengambil segalanya, dari kebebasan ekspresi sampai hak saya untuk bekerja. Mereka bilang aku pengkhianat atau teroris,” tutur Sukur kepada surat harian asal Jerman, Welt am Sonntag.

Lantaran berbagai aksi yang dilakukan pemeritah untuk membungkamnya, Sukur bertahan seadanya dengan menjadi supir taksi online dan menjual berbagai buku bekas pada medio 2020 lalu. ia bahkan sempat membagikan kisahnya pada laman Bild.


Baca Juga:


“Suatu kali seorang penumpang Turki mengatakan kepadaku, ‘Aku mengenalmu dan aku mencintaimu ketika kamu masih bermain sepakbola. Namun, sekarang aku harus turun. Maaf, aku tidak mau berurusan dengan orang sepertimu,” ungkapnya.

Sukur, yang sudah mencatatkan sejarah kala mencetak gol tercepat di Piala Dunia 2002 kala laga baru berjalan 11 detik harus menuai nestapa di hari-hari tuanya. Rentetan karir yang dibangun sebagai pesepakbola kala masih memperkuat Galatasaray, Inter Milan dan berbagai tim lain harus sirna lantaran perbedaan politik. Kini, ia menikmati hari-harinya bersama keluarga.

Pada akhirnya, siapapun yang menentang pemerintah atas dasar politik dan menyuarakan pandangan lain pada akhirnya memang tak berdaya, termasuk Hakan Sukur. Terasa tidak asing bukan?

Happy Birthday Hakan.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version