Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Kesempatan Terakhir dari AS Roma untuk Jose Mourinho

Obrolan Vigo: Kesempatan Terakhir dari AS Roma untuk Jose Mourinho

Vivagoal Berita Bola – Musim depan, Jose Mourinho bakal membesut AS Roma. Kepulangan keduanya ke Italia seakan menjadi kesemaptan terakhir bagi dirinya untuk buktikan diri, masih layak menjadi pelatih kelas dunia atau eranya memang sudah benar-benar berakhir.

Mou datang ke Roma dengan catatan kurang mengesankan. Ia dipecat dari Tottenham Hotspur pasca serangkaian hasil minor yang diraih Harry Kane dan kolega di musim lalu. tragisnya, Mou dipecat hanya lima hari pasca dihelatnya final Piala Liga 2020/21 kontra Manchester City pada 26 April lalu.

Tak buruh waktu lama bagi Mou menganggur, AS Roma yang juga menuai hasil kurang memuaskan di bawah Paulo Fonseca musim lalu menunjuk the Special One sebagai juru taktik anyar untuk musim depan. Mou dikontrak hingga tiga tahun ke depan. Mou akan mendapat bayaran empat juta Euro per tahun. Angka tersebut bisa membengkak menjadi 7 juta Euro andai ia mampu menuai prestasi bersama I Lupi.

Kedatangan Mou sendiri disambut dengan suka cita. Reputasi sang pelatih yang selalu memberikan gelar kepada tim yang dilatih, kecuali kala menangani Spurs, jelas dibutuhkan Roma yang haus akan gelar. Piala terakhir yang merapat ke lemari mereka hadir pada 2007/08. Kala itu, tim Ibu Kota Italia mampu mendulang gelar Coppa Italia.


Baca Juga:


Italia bukanlah tanah yang asing bagi Mou. Ia sempat membesut Inter Milan selama dua tahun dari 2008-2010 lalu. Dalam kurun waktu singkat itu, Inter mendulang empat gelar, termasuk treble winners yang dibukukan pada 2009 dengan mendulang Coppa Italia, Serie A dan Liga Champions. Kesuksesan Inter sampai hari ini, belum mampu disamai tim Italia manapun. Hal tersebut nampaknya yang membuat Roma yakin memilih Mourinho dibanding sosok lainnya untuk menukangi tim.

Pembuktian Terakhir

Jose Mourinho, Foto: dok Bola Okezone

Jika ingin mendatangkan gelar, pilihan mengontrak Mourinho adalah hal terbijak yang harus dilakukan sebuah tim. Di balik mulut besar yang dimiliki, kapastias taktik yang terbilang sudah usang serta kegemarannya membuka friksi dengan pemain sendiri, Mou adalah jaminan mutu untuk mendulang prestasi.

Seburuk-buruknya karir melatih Mou, bersama Real Madrid misal, ia masih mampu membukukan gelar domestik bagi Los Blancos meski ada bumbu friksi dalam skuat yang ia tukangi. Sementara kembalinya ia ke Chelsea dalam periode keduanya juga sempat bukukan gelar domestik. Jangan lupa juga, Manchester United di era Mourinho merupakan United terbaik yang pernah ada pasca masa transisi dari Alex Ferguson beberapa waktu lalu.

Satu-satunya noda kepelatihan Mou adalah menukangi Spurs. Entah apa yang ada di pikirannya, menerima pinangan dari tim penggembira di Liga, punya skuat tanpa mentalitas juara dan memiliki pemilik yang pelit adalah dosa terbesar yang pernah Mou lakukan dalam hidupnya. Karirnya di London Utara tak lebih dari guyonan yang tak lucu sama sekali. Terlebih, Spurs tetap menjadi medioker di bawah asuhannya.

Kini, Mou sudah melatih Roma. Ia nampak diberi kepercayaan penuh dalam menentukan susunan pemain. Revolusi di Ibu Kota Italia nampak tengah dibangun Mou untuk lebih berprestasi. Sejumlah nama yang tak masuk dalam rencana, ditendang keluar Olimpico di bursa musim panas ini. Kepercayaan serta kebijakan menentukan pemain adalah dua hal yang dirindukan Mou. Pasalnya, di dua tim terdahulu, sepasang hal tersebut seakan menguap.

Bahkan, ia mulai bergairah dengan tampilkan skema melatih anyar dengan menggunakan drone untuk merekam sesi latihan I Lupi. Ia bahkan meminta layar besar untuk ditampilkan agar pemain bisa meyaksikan kesalahan yang dilakukan pada saat latihan secara real time.


Baca Juga:


Direktur Roma, Francesco Calvo sebelumnya sudah sempat mengatakan bahwa pihaknya sangat yakin dengan kemampuan Mourinho meracik tim. Calvo menyebut sifat perfeksionis Mourinho akan membawa Roma naik kelas, bersaing di papan atas Serie A Italia.

“Sejak pengumuman kedatangan Mourinho, ada antuasme yang sangat besar baik dari suporter dan di dalam klub. Dia adalah pelatih yang akan menaikkan standar di Roma,” ungkap Francesco Calvo seperti dikutip dari Football Italia.

Kini, yang perlu ia lakukan adalah membuktikan diri dengan layak sebagai pelatih, seraya diberikan waktu lebih untuk beradaptasi kembali. Seperti kita tahu, kejayaan Roma di era Romawi memang tak dibangun hanya dalam waktu satu malam. Ia juga perlu mengeluarkan sisa-sisa kejayaan yang dimiliki guna memberikan prestasi bagi Roma seraya mengurangi friksi dengan pemain di depan umum guna tetap menjaga harmonisasi tim.

Andai masih gagal juga di Roma, pekerjaan sebagai pundit sepakbola nampaknya akan lebih cocok bagi Mou. Kebetulan, ia juga sudah mendapatkan pekerjaan tersebut di Talksport kala dipecat dari Spurs. Ocehan khas serta kritik tajam yang kerap dilontarkannya pada pertandingan jelas akan membuat kolom media ramai dan traffic tinggi karenanya.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version