Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Mason Mount, Pemain Kesayangan Semua Pelatih

Obrolan Vigo: Mason Mount, Pemain Kesayangan Semua Pelatih

Vivagoal Berita Bola – Tak semua pemain bisa lekat dan diperlukan oleh pelatihnya. Mereka bisanya akan selalu mendapatkan adaptasi ulang dengan juru taktik anya. Namun hal tersebut tak berlaku kepada Mason Mount.

Mason Tony Mount, sosok yang lahir pada 10 Januari 1999 merupakan produk akademi Chelsea sejak 2005-2017 lalu. ia sempat mengalami sepasang masa peminjaman ke Vitesse (Belanda) dan Derby County (Inggris). Bersama kedua tim tersebut, ia lumayan sering bermain reguler.

Bersama Derby di musim 2018/19, Mount menjadi sosok yang lumayan dikenal. Ia menjadi pemain andalan Frank Lampard kala mentas di sana. The Ramps sukses ia hantarkan ke fase play off Championship sebelum akhirnya keok dari Aston Villa di laga final dan mereka harus memupus asa ke Premier League.

Semusim setelah kegagalan hantarkan Derby ke Play-Off, Lampard dan Mount kembali bekerjasama di Chelsea. Lampard yang menerima pekerjaan kala the Blues terkena embargo transfer mau tak mau memaksimalkan tim muda mereka. Nama Mount masuk ke dalam salah satu daftar pemain yang lumayan sering dimainkan bersama Tammy Abraham, Callum Hudson Odoi dan Reece James.


Baca Juga:


Di musim perdananya bersama Chelsea pasca serangkaian peminjaman, ia sukses mengepak 53 laga di lintas kompetisi dan membukukan 8 gol dan 6 assist.  Di akhir musim, tim asal London Barat sukses menjadi runner up Piala FA dan duduk di peringkat empat klasemen akhir. Capaian tersebut terasa istimewa lantaran Lampard sukses memaksimalkan pemain mudanya.

Pasca capaian impresif tersebut, Lampard diberikan dana besar untuk memperkuat komposisi tim dengan harapan Chelsea mampu bersaing di jalur juara. Namun tak berselang lama, posisinya harus digantikan Thomas Tuchel lantaran adanya turbulensi di skuat karena hasil minor yang tersemat.

Kepergian Lampard dan kedatangan Tuchel pun tak membuat posisi Mount terganggu. Ia tetap dimaksimalkan sosok asal Jerman untuk mengawal lini tengah the Blues. Di musim 2020/21, Chelsea suskes memenangkan Piala Liga, kembali menjadi runner up Piala FA dan duduk di peringkat empat klasemen akhir.

Taji Mount kian membaik. Di musim keduanya, ia memasukan 54 laga dan mengepak 9 gol serta 9 assist dalam tim. Bersama Tuchel di musim kedua, Chelsea menuai tuah lantaran mendulang Liga Champions, Piala Super Eropa hingga Piala Dunia Antar Klub. Ia masih kembali berperan di sana.

Mason Mount yang Dicintai

Sumber: Voi

Tak hanya diandalkan di level klub Mount juga sempat menjadi andalan Gareth Southgate di Timnas Inggris pada Euro 2020 lalu dan mampu hantarkan tim tiga singa melalui perjalanan nan berliku ke laga final. Namun sayang, di partai pamungkas, Inggris keok dari Italia melalui drama adu penalti.

Mount, yang kerap dimainkan tiga manajer berbeda baik di level klub maupun Timnas sempat mendapat cap sebagai anak kesayangan pelatih. Namun ia menyanggah hal tersebut. Sosok asal Portsmouth menilai jika apa yang terjadi dalam karirnya murni lantaran kerja keras yang ia lakukan di berbagai situasi.

“Mungkin orang-orang menilainya dengan cara yang salah. Anda melihat komentar-komentar di sana sini, tapi saya bukan orang yang sibuk di media sosial. Itu tidak mengganggu saya sama sekali,” dia seperti diwartakan Dialy Star beberapa waktu lalu.

“Saya tahu banyak orang mengatakan hal buruk tentang saya, tapi saya sangat keras kepala dan saya tidak akan membiarkan terlalu banyak hal mengganggu saya. Saya senang menghadapinya dengan cara saya sendiri dan memahami apa yang dikatakan,” demikian kata Mason Mount.

Mount dengan gaya permainan yang cenderung lebih menyerang jika dibandingkan sepasang rekan setimnya macam Jorginho atau Matteo Kovacic memang menjadi tumpuan the Blues kala melakukan penetrasi. Ia memiliki umpan kunci mumpuni dan distribusi bola lumayan baik ke area winger.

Tak jarang, ia juga kerap merepotkan pertahanan lawan dengan pressing yang kerap ia peragakan. Selain itu, Mount juga terbilang lumayan fasih mengeksekusi bola-bola mati dan tak jarang peluang dari set-piece sukses ia kreasikan sebagai assist untuk rekan setimnnya.


Baca Juga:


Dalam skema yang diterapkan Graham Potter, pelatih baru Chelsea saat ini, Mount masih lumayan berperan sehingga musim ini dirinya kembali diandalkan. Tak jarang, gol-gol yang dilesatkannya bisa menjadi pembeda dalam sebuah laga. Apa yang diterapkan sosok asal Inggris seakan menjadi bukti nyata betapa pentingnya peranan sang pemain di sepertiga akhir penyerangan.

Musim ini, performanya di klub terbilang apik. Dari 24 laga yang dimainkan Chelsea di berbagai kompetisi, Mount sukses mengepak tiga gol dan tiga assist. Namun yang paling menonjol di antara statistiknya adalah kemampuan passing sang pemain. Whoscored mencatat ia mampu memberikan akurasi passing di angka 82,4 persen dan kemampuan duel areanya ada di angka 0,3 per laga.

Di usia yang baru menginjak 24 tahun, Mount masih memiliki waktu untuk berkembang lebih baik lagi. Terlebih, ia masih mendapatkan kesempatan bermain lebih baik dan potensinya bisa tergali maksimal. Hanya tinggal tunggu waktu dirinya bisa bertransformasi menjadi Next Frank Lampard dalam beberapa tahun ke depan.

Happy Birthday, Mason!

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version