Vivagoal – Berita Bola – Argentina tak pernah kehabisan playmaker berbakat. Pablo Aimar adalah salah satunya. Namun karir sosok flamboyan ini tak terlalu bagus lantaran mengalami sederet cedera yang membuat karirnya meredup.
Pablo Cesar Aimar Giordano, yang lahir di Rio Cuarto, Selatan Argentina pada 3 November 1979 merupakan sosok yang lumayan berperan di lini tengah. Jika Juan Roman Riquelme terbilang sosok yang lumayan lambat meski memiliki visi bermain brilian, AImar bukan tipe seperti itu. Ia merupakan sosok free role yang bisa bergerak bebas dan memiliki kemampuan distirbusi bola lumayan ke lini depan.
Di masa muda, Aimar memperkuat salah satu tim besar Argentina, River Plate. Di sana. sosok yang digadang sebagai Next Diego Maradona bermain lumayan brilian. Los Millonairos dibawanya mendulang dua arpertura dan satu clausura dan supercopa Sudamericana dalam kurun waktu 1997-2000an.
The 2003-04 season was unbelievable:
✅ Greece won EURO 2004 against Portugal in Portugal
✅ Mourinho’s Porto beat Monaco in the UCL Final
✅ Valencia won La Liga and the UEFA Cup
✅ Arsenal became ‘the Invincibles’
✅ Shevchenko won the Ballon d’Or pic.twitter.com/Tpqb3zDuKe— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) April 27, 2020
Pada periode tersebut, ia sempat tampil dalam 87 laga dan mendulang 22 gol bagi River. Performa impresifnya di Argentina pun mengundang perhatian dari para tim Eropa. Real Madrid serta Valencia tertarik mengamankan jasa El Payaso. Namun Los Che suskes mengamankan jasanya. Tim asal Kota Jeruk merogoh kocek 21 juta Euro pada Januari 2001 untuk membawanya ke Spanyol.
Aimar langsung tampil nyetel bersama Valencia. Tim kalelawar bahkan sempat dihantarkannya menuju final Liga Champions 2000/01 lalu. Sayangnya, di laga final, tim besutan Hector Cuper harus keok dari tangan Bayern Munich dengan skor 5-4 via drama adu penalti.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Brazil, Tim yang Layak Disegani di Piala Dunia 2022
- Obrolan Vigo Stephan El Shaarawy, Wonderkid yang Medioker
- Obrolan Vigo: Napoli yang Tak Lagi Jadi Kuda Hitam
- Obrolan Vigo: Manchester City Tak Punya Tempat untuk Pemain Akademinya
Musim penuh Aimar di Valencia berjalan di bawah arahan Rafa Benitez. Bersama the Spainard Waiters, Aimar menjadi andalan di lini tengah dengan mengoreksi 40 laga di lintas kompetisi dan sumabgnakn 6 gol serta 10 assist. Di musim yang sama, ia sempat hantarkan Los Che mendulang LaLiga pertama sejak 31 tahun terakhir.
Ia juga pernah mempersembahkan double winner bagi klub kala memenangkan LaLiga dan Europa League pada 2003/04 lalu. Prestasi tersebut bahkan tak pernah kembali diulangi klub sampai hari ini. Capaian impresif tersebut membuat Rafa Benitez, yang sempat terlibat friksi dengan klub memanas. Ia hengkang ke Liverpool. Claudio Ranieri pun datang sebagai suksesor.
Di bawah arahan the Tinkerman, Aimar tak mendapatkan tempat di tim utama lantaran gaya bermainnya tak sesuai dengan taktik yang diinginkan Raineri. Selain itu, ia juga mulai menderita cedera. Nasibnya tak berubah kala tim ditukangi Quique Sanchez Flores.
Hengkang ke Berbagai Tim dan Cedera
Pada 2006, Aimar hengkang ke Real Zaragoza dengan mahar 11 juta Euro. Klub asal Aragon mengkalim kehadirannya merupakan rekrutan terpenting sepanjang sejarah. Di sana, ia mulai tampil prima membela klub dan kembali bermian reguler kembali. Namun performanya tak lagi sama.
Aimar sempat mengalami cedera lutut di Zaragoza sehingga peforma klub yang tadinya stabil perlahan namun pasti mulai tergerus. Los Branquilos mengalami masalah finansial sehingga Aimar hanya dijual. Prestasi terbaik yang dibukukannya hanya membawa Zaragoza di peringkat enam.
Happy birthday to Pablo Aimar, who turns 43 today. 🎂🇦🇷 pic.twitter.com/51Th21np9N
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) November 3, 2022
Mengalami cedera lutut merupakan hal terhoror bagi para pesepakbola. Performa seorang pemain bisa menurun karenanya. Aimar pun merasakan hal tersebut. Namun untungnya karir sepakbola soosk asal Argentina masih berjalan meski semuanya tak lagi sama.
Setelahnya, ia hengkang ke Benfica dan cedera terus menghantui karirnya. Sosok yang pernah main di dua Piala Dunia yakni di 2002 dan 2006 mendulang prestasi yang lumayan. Lima musim berseragam Benfica, ia sukses sumbangkan 179 laga di lintas kompetisi dan mendulang 17 gol serta 34 assist.
Baca Juga:
- 5 Fakta Klub Anti Mainstream yang Menuai Perhatian
- 5 Fakta Legenda Sepakbola yang Tak Pernah Main di Piala Dunia
- 5 Fakta Grup E Piala Dunia 2022: Jerman Spanyol Diunggulkan, Jepang Kosta Rika Bagaimana?
- 5 Fakta Pemain Dunia yang Belum Pernah Bikin Gol di Piala Dunia
Aimar banyak menjadi mentor para pemain muda macam Oscar Cardozo dan Angel Di Maria. Ia juga sempat berduet dengan rekan senegaranya, Javier Saviola di sana. Beberapa gelar domestik pernah ia raih di sana. Bahkan Aimar sempat hantarkan tim mendulang runner up Europa League pada 2012/13 lalu.
Pasca kontraknya berakhir, ia menerima pinagan raksasa Malaysia Super League, Johor Darul Ta’zim dan menjadikannya pemain termahal yang pernah merumput di Negeri Jiran. Ia dikontrak selama dua tahun namun hanya habiskan semusim di sana dan persembahkan gelar Mayalsia Super League 2014. Ia sempat kembali ke Argentina dan akhiri karir ke tim yang besarkan namanya, River Plate.
Aimar, meski cedera sempat menghambar karirnya, ia memiliki banyak pengaruh besar dalam sepakbola Argentina. Bahkan, seorang Lionel Messi mengidolai performa Aimar dan mengaku banyak terpengaruh dari permainan yang ditunjukan El Mago.
“Pemain pertama yang saya kagumi di sepakbola adalah Pablo Aimar. Saya tidak bisa mengingat seluruh pemain yang saya kagumi, tapi saya mengingat Aimar dengan sangat baik,” ujar Messi di Football Espana.”Ketika saya ditanyakan soal idola saya, namanya yang pertama ada di pikiran saya,” tutupnya.
Aimar dan Messi sempat berbagi lapangan di Piala Dunia 2006 lalu. Kala itu, Messi masih berstatus wonderkid dan belum berpengaruh besar pada Timnas Argentina lantaran masih ada nama-nama senior dalam tim Tanggo. Aimar pun senang Messi bisa bertransformasi menjadi sosok penting dalam dunia sepakbola.
“Saya sangat senang ketika Messi bisa menjadi sosok penting di sepakbola. Hal itu impresif. Saya mengaguminya. Menjadi sebuah kebanggaan ketika Messi mengatakan dia mengidolai saya,” ucapnya kepada Tribuna beberapa waktu lalu.
Feliz Cumpleaños, Pablo.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com