Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Pemain Nomor 10 Sudah Tak Diperlukan dalam Sepakbola Modern?

Obrolan Vigo: Nomor 10 Sudah Tak Diperlukan dalam Sepakbola Modern?

Sumber: Vivagoal

Vivagoal Berita BolaMusim 2020/21 menjadi sebuah musim yang kelam untuk berbagai playmaker atau classic number 10 yang membela sederet tim-tim besar Eropa. Bagaimana tidak, sederet nama besar harus tersisih dari tim utama guna menunjang kebutuhan taktik.

Saat ini, beberapa nama macam Isco (Real Madrid), Dele Alli (Tottenham), Phillipe Coutinho (Barcelona), Christian Eriksen (Inter Milan) Paulo Dybala (Juventus) hingga Mesut Ozil (Arsenal) harus menerima kenyataan pahit harus tersisih dalam skuat.

Sejatinya, peran seorang pemain yang bertipe classic number 10 sempat diakomodir melalui skema 4-2-3-1. Sistem tersebut membuat pergerakan playmaker menjadi penting dalam sebuah tim sekaligus bertugas sebagai otak dari ritme penyerangan tim.

Peran besar sempat ditunjukan beberapa nama macam Ozil dan Juan Mata. Keduanya kerap menjadi dirigen serangan Arsenal dan Man United. Bahkan dulu, investasi besar kedua tim atas dua nama tersebut berjalan sesuai rencana lantaran kontribusi besar yang diberikan Ozil maupun Mata.

Saat ini, semakin dinamisnya taktik dan permainan lebih banyak mengutamakan permainan pressing tinggi sehingga setiap pemain diharusnkan melaukan pergerakan tanpa bola. Hal ini yang pada akhirnya membuat para pemain dengan tipikal nomor 10 mulai dilupakan timnya masing-masing lantaran dianggap terlalu lambat.


Baca Juga:


Bicara soal kecepatan, beberapa nama macam Ozil, Isco hingga Eriksen memang tak terbiasa dengan skema tersebut. Bahkan, hal tersebut juga sempat diamini langsung oleh Arsene Wenger beberapa waktu lalu.

Menurut pria asal Prancis, Ozil, dan juga beberapa nama lain yang disebut di atas, merupakan pemain yang bermain menggunakan imajinasinya alih-alih kecepatan dan penetrasi di atas lapangan. Menurut Wenger, Arsenal harus merubah pendekatan taktik untuk mengakomodir peran Ozil dalam tim.

“Mengapa Ozil tidak bermain saat ini? Saya tentu tidak tahu. Ketika Anda adalah pesepak bola profesional, Anda harus menghargai keputusan yang diberikan pelatih,” buka Wenger kepada Sky Sports.

“Anda juga harus berjuang untuk kembali mendapatkan kepercayaan dan berjuang untuk kembali masuk dalam tim.”

Selain jarang mentas di kompetisi domestik, pemain-pemain tersebut juga jarang mendapat kans untuk bermain di ajang Liga Champions yang notabene merupakan ajang tertinggi di kompetisi Eropa. Hal tersebut jelas merupakan sebuah kerugian tersendiri bagi mereka.


Baca Juga:


Setali tiga uang, beberapa nama lain macam Dele Alli dan Paulo Dybala juga jarang endapatkan temmpat di tim utama. Alli sejauh ini baru mengepak dua gold an satu assist. Sementara Dybala  juga tampil melempem dengan baru mencetak dua gol dari 13 laga yang telah dimainkan.

Dari sekian nama yang disebut di atas, nasib lebih beruntung berpihak pada Phillipe Coutinho. Meski berperan sebagai playmaker classic, pemain asal Brazil masih bisa beradaptasi di posisi winger kiri. Musim ini, ia sudah tiga kali memainkan peran sebagai winger kiri.

Sejatinya, saat ini yang dibutuhakn tim-tim Eropa adalah pemain yang bisa bermain di dua posisi berbeda dan tak hanya mampu menempati satu posisi saja. Hal tersebut dibutuhkan untuk mengakomodir taktik di atas lapangan yang bisa berubah kapan saja. Jadi, satu-satnya cara yang harus dilakukan Ozil, Isco, Dybala, Alli dan Eriksen adalah merubah gaya bermain agar lebih fleksibel dari sebelumnya.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version