Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Comeback Terbaik di Liga Champions

5 Fakta Comeback Terbaik di Liga Champions

Vivagoal Berita BolaLiga Champions selalu memberikan kejutan dalam setiap edisinya. Mulai dari berjayanya tim yang tak diunggulkan, rekor-rekor tim maupun individu hingga kisah comeback terbaik di ajang tertinggi sepakbola Eropa itu.

Menilik dari sejarah, sejatinya Liga Champions kerap kali didominasi tim-tim besar macam Liverpool, AC Milan, Bayern Munich hingga Real Madrid. Bahkan, tim yang disebut terakhir sukses menjadi tim tersukses di kompetisi dengan mendulang 13 gelar.

Los Blancos bahkan sempat kukuhkan diri sebagai mitos turnamen tatkala mendulang tiga gelar beruntun di ajang tersebut pada periode 2015-2018 silam bersama sang entrenador, Zinedine Zidane. Raihan tersebut menyamai catatan Ajax Amsterdam dan Bayern Munich pada medio 70an lalu.

Ilustrasi: Trofi Liga Champions, Foto: dok Bola net

Bicara soal final tak ideal, Liga Champions pernah menghadirkan beberapa final kurang populer di masa lampau seperti pertemuan Nottingham Forrest dan Malmo FF, Feyenoord melawan Celtic hingga yang paling baru antara FC Porto bersua dengan AS Monaco pada 2003 silam. Berbagai kejutan bisa terjadi di ajang ini.


Baca Juga:


Tak berhenti sampai di level kesuksesan tim, Liga Champions juga memberikan rekor tersendiri bagi para pemain. Saat ini, nama Francisco Gento menjadi pemain terbanyak yang pernah meraih si kuping besar dengan enam gelar. Di bawahnya masih ada nama Cristiano Ronaldo dan Paolo Maldini dengan torehan masing-masing lima gelar.

Namun di balik kesuksesan tim-tim Liga Champions, ada momen comeback tak terlupakan yang mungkin akan terpatri sebagai sejarah di kompetisi sekaligus dongeng indah yang bisa diceritakan kepada para pecinta sepakbola secara turun temurun. Vivagoal, menukil laman UEFA, sudah merangkum lima momen comeback terbaik di ajang Liga Champions. Berikut daftarnya.

  1. Keajaiban Istanbul

Laga AC Milan melawan Liverpool mungkin akan menjadi laga yang bakal dikenang sepanjang masa oleh fans Liverpool. Dalam laga yang dihelat di Istanbul, Milan semapt unggul 3-0 di babak pertama. Liverpool mampu membalikkan keadaan di babak kedua dan memaksakan hasil imbang di waktu normal.

Pertandingan pada akhirnya harus dilanjutkan ke babak penalti. Kiper utama Liverpool saat itu, Jerzy Dudek mampu menghalau dua sepakan penalti Milan dan membaut Liverpool menang dalam tos-tosan. Kapten tim Liverpool, Steven Gerrard pun senang timnya bisa menang dengan cara yang fantastis.

“Tiga kosong di babak pertama dan saya rasa kami kaan kalah. Namun kami mampu membalikan keadaan. Ini adalah perasaan terbaik yang pernah saya rasakan dalam hidup,” ungkapnya seperti diwartakan situs UEFA.

  1. Barcelona Mendepak PSG

Di musim 2016-17, Barcelona mengusung misi sulit kala bersau PSG. Mereka sempat kalah dengan skor 4-0 di Paris pada babak 16 besar Liga Champions. Butuh keajaiban bagi Blaugrana untuk memastikan lolos ke fase selanjutnya.

Pada leg kedua yang dimainkan di Camp Nou, Barcelona justru tampil beringas, Barca mampu membalikan keadaan dengan menang 6-1 di kendang sendiri. Kemenangan impresif tersebut dinamai La Remontada (the Comeback).

“Saya tak tahu apakah saya sedang bermimpi. Saya tak pernah mendengar keriuahan seperti pertandingan ini,” ungkap Sergi Roberto pasca Barca memenangkan laga atas PSG.

  1. The Fergie Time 1999
PPP30001123

Bayern Munich hampir memastikan gelar Liga Champions 1999/00 melalui gol cepat Mario Basler di menit keenam. Namun United mampu memberikan mimpi buruk bagi Bayern Munich. Mereka mencetak sepasang gol di menit-menit akhir pertandingan lewat aksi Teddy Sheringham pada menit ke-91 dan Ole Gunnar Soslkjaer di menit ke-93. Kans juara Bayern yang ada di depan mata terpaksa sirna.

“Ketika Teddy mencetk gol, saya hanya mengingat sepakan bahagia. Saya senang bisa memainkan laga pada 30 menit di babak tambahan. Namun ternyata tidak,” ucap Solskjaer, pencetak gol penentu pada laga tersebut.

Di akhir musim, United sukses mendulang kejayaan. Mereka menjadi tim Inggris pertama yang mendulang Liga Premier, Piala FA dan Liga Champions dalam satu musim.


Baca Juga:


  1. Si Anak Hilang Memulangkan Real Madrid

Di babak quarter final Liga Champions edisi 2003/04, Real Madrid mampu memenangkan laga dengan skor 4-2 melawan AS Monaco. Namun Les Monégasques mampu bangkit di di leg kedua. Mereka mampu menang dengan skor 3-1. Dalam dua laga tersebut, pemain buangan Real Madrid, Fernando Morientes mampu mencetak gol di sepasang pertandingan.

Morientes yang harus lengser karena proyek Los Galaticos rancanangan Florentino Perez mengaku hal tersebut adalah momen yang amat membingungkan baginya. Di satu sisi, ia senang karena Monaco menang. Di sisi lain, banyak rekan setimnya di Real Madrid yang kecewa karena kekalahan tersebut.

“Saya sangat senang karena Monaco menang. Namun saya memiliki banyak teman di Madrid yang harus melewati masa sulit karena kekalahan itu,” ucap Morientes. Monaco pun sukses melaju hingga babak final di turnamen tersebut. Namun mereka harus kalah dari FC Porto di babak pamungkas.

  1. Super Depor yang Mencenangkan AC Milan

Drama quarter final Liga Champions 2003/04 tak hanya melibatkan Real Madrid dan AS Monaco. Deportivo La Coruna sempat menuai tuah dari babak tersebut. Sempat dibantai AC Milan kala bertandang ke San Siro dengan skor 4-1, Super Depor sukses melakukan comeback dengan menang 4-0 di Riazor.

Pada laga kedua, Super Depor tampil menggila. Gol-gol dari Walter Pandiani, Juan Carlos Valerón dan Alberto Luque membuat tim asal Galatica menang 3-0. Fran Gonzalez menutup pesrta tim tamu dengan gol keempatnya.

“Keajaiban seringkali terjadi. Kami tak bisa berpikir rational akan hal itu,” ungkap pelatih Deportivo, Javier Irureta.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version