Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Diego Forlan yang Karirnya Terbang Tenggelam

Obrolan Vigo: Diego Forlan yang Karirnya Terbang Tenggelam

Vivagoal Berita Bola Pasang surut karir dalam dunia sepakbola merupakan hal yang biasa terjadi. Hal tersebut sempat dialami oleh penyerang asal Uruguay, Diego Forlan. Sang pemain sempat mengalami terbang tenggelam dalam beberapa periode dalam karir sepakbolanya.

Forlan, yang lahir di Montevideo pada 19 Mei 1979, Forlan justru tak memulai karirnya di Uruguay meski dirinya merupakan anak dari mantan pemain Penarol, Pablo Forlan. Ia mentas bersama salah satu tim besar Argentina, Independiente. Lima musim perdananya bersama El Rojo, ia sukses mendulang 37 gol dalam 80 laga. Catatan tersebut membuat tim-tim Eropa kepincut membawanya pergi dari Argentina.

Manchester United dan Nestapa

Sumber: Liga Olahraga

Middlesbrough, tim kuda hitam Inggris sempat membuka penawaran di angka 6,9 juta paun dalam termin 18 kali. namun, Manchester United datang di menit terakhir. Mereka membajak pemain berjuluk Cachavacha itu ke Old Trafford dengan mahar yang sama namun dengan pembayaran langsung. Reputasi Setan Merah yang lebih besar dibanding the Boro pada akhirnya membawa Forlan merapat ke United.

“Manchester United adalah tim yang besar. Saya memutuskan untuk pergi ke sana. Mereka menawarkan uang yang lebih besar dari Middlesbrough,” ungkapnya pada the Telegraph pada 2002 lalu.

Forlan datang saat Andy Cole hengkang ke Blackburn Rovers di bursa Januari 2002. Ia mendapatkan debut satu pekan pasca kedatangannya. Forlan main selama 15 menit kala United membungkam Bolton dengan skot 4-0. Setelahnya, ia hanya kerap main sebagai pemain pengganti. Forlan baru main seabagai starter kala United bersua Tottenham pada 6 Maret. Ia menggantikan peran Ole Gunnar Solskjaer di lini depan. Dalam laga tersebut, Forlan bermain selama 90 menit.


Baca Juga:


Di musim perdananya, Forlan mengepak 18 laga dengan catatan 13 ia mainkan di Premier League dan lima lainnya di Liga Champions. Namun tak ada satu pun gol yang sukses ia ciptakan. Meski begitu, semagat dan kerja kerasnya berbuah hasil lantaran ia sukses menjadi salah satu pemain kesayangan fans Manchester United.

Meksi kurang impresif di United, Forlan tetap dibawa ke Piala Dunia 2002 untuk membuktikan kapasitasnya. Uruguay yang ada di Grup A bersama dengan Denmark, Senegal dan Prancis gagal lolos lantaran tak mampu mendulang satu pun kemenangan. Namun Forlan sukses mencetak gol kala melawan Senegal di laga terakhir. Le Celeste sempat tertinggal 3-0 dari Senegal. Namun, Alvaro Recoba dan kolega mampu memaksakan hasil imbang 3-3.

Selepas Piala Dunia, Forlan jembali menerima kenytaan jika dirinya bukan pilihan di tim utama. Ia hanya kerap menjadi kameo bersama tim dan tampil sebagai pemain pengganti. Namun di Bulan Desember 2002, Forlan sukses mencetak sepasang gol kontrak Liverpool. Gol tersebut membuat United menang dengan skor 2-1 atas rival abadinya itu.  Fans United membuatkan chant khusus untuk mengenang momen tersebut. He came from Uruguay, he made the Scousers cry

Bersinar di Spanyol

Sumber: Liputan 6

Akhir karir Forlan bersama United pun terbilang miris. Ia sempat diturunkan oleh Sir Alex Ferguson kala United bersua dengan Chelsea. Kala itu Setan Merah tengah tertinggal 1-0 dari the Blues. Forlan sempat diminta Fergie untuk menggunakan sepatu dengan sepatu bergigi panjang. Namun yang terjadi, ia tetap menggunakan sepatu bergigi pendek.

Forlan yang memiliki kesempatan emas pada laga tersebut justru terpeleset. Pasca jeda babak pertama, ia buru-buru ingin mengganti sepatu yang direkomendasikan Fergie namun terlambat. Pria asal Skotlandia lantas melempar Forlan dengan sepatu yang dipakainya.

“Ferguson ingin agar saya bermain dengan sepatu bergigi panjang, yang bisa ditukar sesuai dengan kondisi lapangan, tapi saya lebih nyaman memakai yang pendek,” ujar Forlan dalam sebuah wawancara. “Saya bilang akan menggantinya, tapi tidak saya lakukan. Saat melawan Chelsea saya terpeleset di depan gawang dan gagal menuntaskan sebuah peluang.”

Insiden sepatu panjang tersebut menyelesaikan karir Forlan di Old Trafford. Pada bursa musim panas 2004, ia dilego ke Villarreal. Forlan yang tampil sebagai starter di tim anyarnya langsung berubah menjadi predator yang mematikan. Diirnya sukses menjadi top skor LaLiga di musim perdananya dengan menorehkan 25 gol dan berbagi sepatu emas Eropa dengan Thierry Henry.

Namanya juga menjadi bagian dari sejarah Villarreal di musim 2005/06. Kala itu, Yellow Submarine sukses menembus babak semifinal Liga Champions. Namun di fase empat besar, mereka keok dari Arsenal dan memastikan diri lolos ke final.


Baca Juga:


Tiga musim berseragam Villarreal, Forlan sukses menjadi mesin gol tim dengan mendulang 58 gol dan empat assist dalam 125 laga bersama Yellow Submarine. Di bursa musim panas 2007, Atletico Madrid merekrut Forlan dengan mahar lumayan besar, 21 juta Euro. Ia diplot guna mengganti kepergian Fernando Torres ke Liverpool.

Kehadiran Forlan di Los Colchoneros mulai terasa. Ketajamannnya sama sekali tak berkurang bagi tim Ibu Kota Spanyol. Ia bahkan sempat hantarkan tim mendulang gelar Europa League di musim 2009/10. Di laga final melawan Fulham, Forlan turut mencetak satu gol. Setelahnya, ia juga mampu membawa Atletico menjuarai Piala Super Eropa pasca mengalahkan Inter Milan yang sebelumnya sempat mendulang treble winner dengan skor 2-0.

Rasio gol Forlan di Atletico Madrid lebih fantastis dibanding kala masih memperkuat Villarreal. Ia mampu mendulang 96 gol dan 31 assist dalam 198 pertandingan. Setelah Atleti, ia memutuskan menerima pinangan Inter Milan.

Menjadi Pengembara

Sumber: Twitter Betfect

Forlan datang ke Inter sebagai suksesor Samuel Eto’o yang menerima pinangan Anzhi Makhachkala. Reputasinya sebagai pencetak gol ulung ndi Spanyol membuat inter berekspektasi tinggi. Namun kenyataan berkata lain,n Forlan kesulitan mencetak gol. ia hanya mampu menyarangkan sepasang gol dalam 22 laga bersama klub.

Mantan kompatriotnya di Timnas Uruguay, Alvaro Recoba menilai jika Forlan gagal menjadi tongkat estafet Eto’o di Inter. Ia hanya bertahan selama semusim. Kontraknya diputus oleh Inter. Pasca memperkuat La Beneamata, sang pemain mulai menjadi pengembara dengan berkelana dari satu klub ke klub lainnya.

Forlan sempat kembali ke Amerika Selatan dan memperkuat Internacioonal yang mentas di Liga Brazil.  Setelahnya, Forlan terbang ke Jepang guna menerima pinangan Cerezo Osaka. Ia sempat pulang ke Uruguay guna memperkuat mantan tim ayahnya, Penarol. Berkelana ke Indoa guna memperkuat Mumbai City dan mengakhiri karir di Hong Kong dengan memperkuat Kitchee dan mempersembahkan gelar terakhirnya dalam dunia sepakbola, Hong Kong Premier League.

Forlan memutuskan pensiun pada 7 Agustus 2019 lalu. di TImnas Uruguay, ia sempat mengepak 112 caps dan mendulang 36 gol bagi Le Celeste. Ia juga sempat mempersembahkan Copa America di tahun 2010/11.

Feliz Cumplianoz, Diego

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version