Rasialisme

5 Aksi Rasialisme yang Memalukan di Dunia Sepak Bola

Dimas Sembada - March 25, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal 5 Fakta –  Baru-baru ini, kita sempat dihebohkan dengan kejadian yang menimpa Patrich Wanggai, penyerang PSM di Piala Menpora 2021. Tampil cemerlang, Putra Nabire itu malah panen hinaan di sosial media. 

Parahnya lagi, hal ini merupakan buntut dari permainan sepak bola yang sepatutnya tak mengindahkan aksi-aksi rasialisme semacam ini. Anda tentu ingat soal idiom-idiom yang sering kita dengar di dunia sepakbola macam; kick out racism from football, say no to racism, atau respect. 

Sayang, idiom-idiom di atas belum sepenuhnya disadari oleh para pegiat sepak bola. Chris Hughton, Pelatih Nothingham Forrest, yang juga mantan pemain Tottenham, memandang pesimis persoalan ini. 

Sempat menjadi pemain di era 80-an, aksi rasialisme bukan hal asing buat Hughton. Menurutnya, cercaan dari tribun sudah sering diterimanya saat masih aktif bermain. 

Berpuluh-puluh tahun berlalu, bagi Hughton, hal itu tak banyak berubah. Apalagi dengan era informasi dan sosial media saat ini, makin memperparah situasi.


Baca Juga: 


“Saya rasa aksi rasialisme belum hilang hingga saat ini. Hinaan rasial biasanya datang dengan hasil yang buruk bagi klub. Sekarang ada sarana yang lebih besar bagi mereka untuk mengekspresikannya,” jelas Hughton. 

Sekedar menyegarkan ingatan, kami merangkum beberapa fakta soal kejadian rasialisme yang pernah terjadi. Bukan untuk diikuti, tapi dijadikan pelajaran untuk tidak diulangi di kemudian hari.

1.Kalidou Koulibaly

Koulibaly
Sumber: Twitter Koulibaly

Bek tangguh Napoli, Kalidou Koulibaly, sempat menjadi korban hinaan rasial. Hal itu terjadi saat Napoli bertandang ke markas Inter Milan pada lanjutan pekan ke-18 Liga Italia 2018/19.

Dalam pertandingan itu, setiap kali Koulibaly memegang bola, fans Inter selalu meneriakinya suara seperti seekor monyet. 

Napoli dan Carlo Ancelotti, yang waktu itu masih menjabat sebagai pelatih, langsung bereaksi keras. Mereka bahkan meminta pertandingan untuk dihentikan demi melindungi Coulibaly. 

“Koulibaly benar-benar merasa terganggu, biasanya dia sangat tenang dan profesional. Kami minta pertandingan dihentikan tiga kali. Tiga kali mereka membuat pengumuman dari pengeras suara. Namun, wasit tidak membuat keputusan,” kata Ancelotti. 

Meski wasit tetap melanjutkan, tapi , federasi Italia (FIGC), selepas pertandingan langsung mengambil langkah tegas. Mereka menjatuhkan larangan dua laga kandang tanpa penonton untuk Inter Milan. 

2.Emile Heskey

Heskey
Foto: Cool as Leicester


Jangan ragukan kontribusi  Emile Heskey untuk Timnas Inggris. Tapi sepanjang baktinya itu jugalah dia selalu mendapat tindakan tak mengenakan.

Menurutnya, hinaan rasial sudah diterimanya sejak dirinya masih anak-anak. 

“Saya baru berusia sekitar 13 tahun. Saya dikejar dari pertandingan sepak bola Leicester City, dari stadion Leicester City oleh seorang penggemar Leicester City kembali ke pusat kota. 

“Saya masih anak-anak. Dia menyebut saya ini hitam. Saya  tidak tahu apa yang akan dia lakukan pada saya, dia pasti tidak akan memeluk saya,” kata Heskey. 

Beranjak remaja, Heskey kembali mendapat perlakuan menjijikan. Kala membela Timnas Inggris U-16, dia sempat di ludahi di terowongan stadion, sesaat sebelum laga kontra Irlandia dimulai.

Hebatnya, Heskey tak selalu berhasil bangkit. Hinaan rasial yang diterima Heskey dijadikannya motivasi. Dia berusaha menjawab semua cercaan itu lewat aksi di lapangan hijau.

3.Mesut Ozil

Sudah Pindah, Performa Ozil Masih Nelangsa
Sumber: Milliyet

Kebersamaan Mesut Ozil bersama Timnas Jerman tidak berakhir manis. Gagal membawa Der Panzer berbicara banyak di Piala Dunia 2018, Ozil jadi bulan-bulan fans dan para petinggi di Jerman yang memojokkannya karena berstatus imigran. 

“Di mata Grindel (Presiden DFB) dan pendukungnya, saya adalah orang Jerman ketika kami menang. Tetapi, saya adalah seorang imigran ketika kami kalah,” kata Ozil dalam cuitannya. 

Kejadian ini berbuntut panjang, Ozil yang kecewa akhirnya memutuskan pensiun dan tidak ingin lagi berseragam TImnas Jerman. 

“Dengan berat hati dan dengan pertimbangan yang mendalam terhadap peristiwa yang terjadi belakangan, saya (memutuskan) untuk tidak lagi memperkuat Timnas Jerman,” jelas Ozil.

4.Fred

Tolak City, Fred Buka Alasan Mau Gabung UnitedMan United dipastikan terdepak dari Piala FA 2020/21 usai menelan kekalahan dari Leicester pada babak perempatfinal di King Power Stadium, Senin (22/3/2021) dini hari WIB. Nahasnya, Fred, jadi kambing hitam hingga mendapat serangan rasial. 

Fred  dianggap bersalah atas gol Leicester City ke gawang Man United. Beberapa penggemar lantas menumpahkan kekesalannya di akun Instagram Fred. Menurut banyak dari mereka yang melontarkan hinaan rasial kepada pemain Brasil tersebut. 

Mendengar kabar ini, Man United langsung bertindak cepat. Klub mengutuk segala bentuk hinaan rasial khususnya bagi para pemain. 


Baca Juga: 


“Manchester United tidak memiliki toleransi terhadap segala bentuk rasisme atau diskriminasi dan berkomitmen untuk terus berkampanye menentangnya melalui inisiatif All Red All Equal,” tulis pernyataan resmi klub.

5.Patrich Evra

Evra Vs SuarezJauh sebelum era Fred, Patrice Evra pernah menjadi korban rasial dari sesama pemain. Ialah Luis Suarez yang kedapatan mengihna Evra dalam sebuah duel yang terjadi pada Oktober 2011. 

Kala itu, Suarez terbukti melontarkan kata negro sebanyak lima kali kepada Evra. Hubungan keduanya pun sempat memanas hingga akhirnya federasi mengambil sikap tegas. 

Akibat tindakan rasialisme Suarez, penyerang Liverpool tersebut dijatuhi hukuman berat. Suarez diganjar delapan kali larangan bermain dan denda £40.000 oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).

Selalu update berita terbaru seputar sepak bola terkini hanya di Vivagoal.com