Fakta ESL

5 Fakta Europa Super League, Kompetisi Tandingan Liga Champions

Dimas Sembada - April 20, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal – 5 Fakta –  Beberapa hari belakangan, kita diramalkan dengan isu Europa Super League (ESL) yang secara mendadak dideklarasikan. Pro kontra termasuk dari dua induk organisasi sepak bola UEFA dan FIFA naik ke permukaan. 

Publik pun terbelah, ada yang mendukung berlangsungnya ESL, lantas ada pula yang menolak. Liga Inggris tegas menolak wacana ini. Mereka beranggapan ESL akan menghancurkan sepak bola yang selama ini kita kenal. 

“Fans dari klub mana pun di Inggris dan di seluruh Eropa saat ini dapat bermimpi bahwa tim mereka dapat naik ke puncak dan bermain melawan yang terbaik.Kami percaya bahwa konsep Liga Super Eropa akan menghancurkan mimpi ini,” tulis pernyataan resmi Liga Inggris. 

UEFA juga kritis menanggapi situasi ini.  Dalam pernyataan bersama dengan Asosiasi Sepak Bola Inggris, Liga Premier, FA Spanyol, La Liga, FA Italia dan Serie A mengancam akan melarang klub yang berpartisipasi dari kompetisi domestik mereka. 

“Kami akan mempertimbangkan semua tindakan yang tersedia bagi kami, di semua tingkatan, baik peradilan dan olahraga untuk mencegah hal ini terjadi. Sepak bola didasarkan pada kompetisi terbuka dan prestasi olahraga; tidak bisa dengan cara lain,” tulis rilis UEFA.

Lantas apa, bagaimana, dan siapa sosok dibalik ESL sebenarnya? Vivagoal merangkum 5 Fakta soal Europa Super League, kompetisi yang menjadi tandingan Liga Champions. 

1. Pandemi dan  Finansial

Kedatangan Para Dokter Kuba untuk Tangani Pandemi Corona di Italia
(Foto: AP/Antonio Calanni)

Isu menggelar kompetisi yang hanya berisikan klub-klub top Eropa saja sejatinya sudah bergulir sejak tahun 1990 silam. Namun, dikutip dari Skysports, usaha ini dapat diredam seiring usaha UEFA membuat revolusi format kejuaraan antar klub. 

Tapi, pandemi covid-19 yang menyerang dunia membuat wacana menggelar kompetisi tandingan kembali mencuat. Finansial klub yang compang-camping, membuat mereka membutuhkan dana segar untuk tetap bertahan. ESL dianggap sebagai solusi yang tepat untuk menyelamatkan finansial klub. 

Klub dipercaya bakal mendapat dukungan finansial jangka pendek dan panjang. Sebagai langkah awal, JP Morgan, tak segan  mengucurkan sekitar 5 miliar dolar AS (Rp72,8 triliun) kepada para klub pendiri guna mendukung rencana investasi infrastruktur dan menutupi kerugian akibat pandemi. 

“Pandemi telah menunjukkan bahwa visi strategis dan pendekatan komersial yang berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan nilai dan dukungan untuk kepentingan seluruh piramida sepak bola Eropa.


Baca Juga: 


“Jika mereka bermain di kompetisi baru ini, mereka mendapatkan cek sebesar £ 250 juta – £ 300 juta untuk memulai, kemudian di masa depan mereka akan mendapatkan uang tiga kali lebih banyak dari yang mereka dapatkan dari Liga Champions musim ini,” kata jurnalis Sky Sports, Kaveh Solhekol, dalam analisisnya.

2.Klub Peserta

ESL

Jangan harap ESL bakal berisikan banyak klub dari berbagai negara seperti Liga Champions. Sejauh ini baru ada 12 klub besar dari tiga negara Eropa yang mendeklarasikan diri menjadi peserta ESL sekaligus didaulat menjadi pendiri ESL. 

Dari Liga Inggris memastikan enam klub elit mereka; Manchester United, Liverpool, Chelsea, Arsenal, Manchester City, dan Tottenham Hotspur, menjadi peserta ESL. Barcelona, Atletico Madrid dan Real Madrid mewakili Spanyol.  Sedangkan Italia mengirimkan; Juventus, AC Milan dan Inter Milan. 


Sejatinya dua belas klub di atas tengah mencari tiga klub lain yang mana Bayern Munchen, Borussia Dortmund dan Paris Saint-Germain diprediksi menggenapkan klub peserta. Tapi sayang, ketiga klub tersebut menolak untuk bergabung. 

Nantinya, 15 klub pendiri akan dilengkapi lima anggota sisa yang akan dirotasi per tahunnya. Sehingga nantinya, kompetisi akan berisikan 20 klub. 

3. Format Kompetisi

Nantinya 20 klub peserta yang akan ambil bagian dibagi ke dalam dua grup berisi masing-masing 10 klub. Mereka nantinya akan memainkan dua pertandingan dalam sistem round-robin dengan total 18 laga di setiap grup. 

Nantinya, tiga klub teratas berhak untuk maju ke babak perempat final. Di mana dua tempat tersisa akan diperebutkan oleh pemenang play-off antara klub yang bercokol di peringkat ke-4 dan ke-5.

Seperti Liga Champions, pertandingan ESL bakal dimainkan pada tengah pekan. Hal ini dimaksudkan agar klub-klub peserta tetap masih bisa bermain di liga domestik masing-masing. 

“ESL adalah kompetisi Eropa baru antara 20 klub top yang terdiri dari 15 pendiri dan lima kualifikasi tahunan. Akan ada dua grup yang masing-masing terdiri dari 10 klub, memainkan pertandingan kandang dan tandang dalam grup setiap tahun.

 “Setelah penyisihan grup, delapan klub akan lolos ke turnamen sistem gugur, bermain kandang dan tandang sampai kejuaraan ESL pertandingan tunggal, dalam akhir empat minggu yang dramatis untuk musim ini. 

“Pertandingan akan dimainkan pertengahan pekan, dan semua klub akan tetap berada di liga domestik mereka,” tulis pernyataan resmi ESL.

4. Sosok Penting

Florentino Perez Positif Covid-19
Foto: Eurosport

Florentino Perez, Presiden Real Madrid, punya peran penting dibalik tercetusnya ESL. Perez didapuk menjadi chairman di ESL, banyak orang percaya pada Perez lantaran dia merupakan sosok yang getol menyuarakan kekecewaan pada UEFA, sehingga tak aneh bila Perez menjadi orang nomor satu, 

Selain Perez, ada Andrea Agnelli, bos Juventus, yang punya peran penting dibalik tercetusnya ESL. Kabar beredar, Agnelli jadi salah seorang yang mendorong berguliranya ESL demi faktor finansial. Dia pun menjabat vice-chairman bersama-sama dengan Joel Glazer, pemilik Man United. 


Baca Juga: 


Agnelli bahkan mengambil langkah berani sebelum ESL jadi bola panas. Dirinya mundur sebagai presiden European Club Association.

5.Terancam Hukuman

Andai Liga di Eropa Menyudahi Kompetisi, Begini Sanksi Tegas UEFALangkah berani Florentino Perez dkk untuk membuat kompetisi tandingan Liga Champions berbuntut panjang. UEFA memberi ancaman hukuman untuk para pemain yang akan tampil di ESL. 

Berang dengan apa yang dilakukan, UEFA mengambil langkah tegas untuk para pemain dan klub  yang nantinya akan manggung di ESL. Buat klub, andai tetap nekad gabung ESL, mereka dilarang tampil di kancah domestik. Begitupun untuk pemain yang dilarang membela Tim Nasional. 

“Pemain yang akan bermain di tim yang mungkin bermain di liga tertutup [ESL] akan dilarang ikut Piala Dunia dan Euro,” ucap Presiden UEFA Alexander Ceferin.

Sementara itu, Perez, percaya diri, UEFA tak akan berani menurunkan sanksi. Menurutnya, sanksi hanya akan memperburuk situasi UEFA di masa publik.

“Para pemain harus tetap tenang karena ancaman itu tidak akan terjadi. Tapi mereka yang menjalankan monopoli di UEFA harus transparan. UEFA tidak memiliki citra yang baik,” kata Perez. 

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com