Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Harry Kane, Sosok Tepat di Tim yang Salah

Obrolan Vigo: Harry Kane, Sosok Tepat di Tim yang Salah

Vivagoal Berita Bola Kapasitas Harry Kane sebagai pencetak gol ulung bagi Tottenham dan Timnas Inggris sudah tak perlu diperdebatkan kembali. Namun untuk saat ini, di level klub ia berada di level yang salah. Mengapa demikian?

Harry Kane, lahir di Walthamstow, London Timur pada 28Juli 1993, jauh sbeelum bergbaung dengan akademi Tottenham Hotspur, ia sempat tergabung dalam akademi Arsenal pada 2001-02 silam. Namun di usia 8 tahun. Sejak saat itu, dirinya memutuskan bergabung ke Tottenham dan membuktikan jika Gunners benar-benar salah melepasnya.

Sebelum membuktikan diri sebagai salah satu juru gedor handal, ia sempat disekolahkan ke berbagai tim macam Leyton Orient, Millwall, Norwich City dan Leicester City. pasca musim 2013/14 berkahir, Kane mulai dimainkan sebagai starter di Tottenham.

Ia mulai membuktikan kapasitasnya sebagai penyerang yang bisa diandalkan the Lilywhites. Gol demi gol sukses ia lesatkan bagi tim.  Bahkan di musim 2014/14, Kane sempat mendulang penghargaan sebagai PFA Young Player of the Year.

Musim-musim berikutnya berjalan manis bagi Kane. Ia sudah mulai fasih bermain dengan skema tim. Di musim 2015/16, ia sukses mendulang gelar pencetak gol terbanyak dengan 26 gol, unggul satu gol dari Jamie Vardy (Leicester City) dan Sergio Aguero (Manchester City) yang mendulang 25 gol. Dalam periode tersebut, Kane juga sukses hantarkan Spurs melaju ke Liga Champions pasca membantu klub finish di urutan ketiga klasemen akhir.


Baca Juga:


Sejak mendulang gelar top skor di musim tersebut, ia mulai diperhitungkan menjadi top skor Premier League setiap tahunnya dan namanya mulai mendapatkan reputasi besar. Menjadi pencetak gol di Inggris dan bermian bagi Spurs, tim yang tak memiliki mentalitas sebagai pemenang sudah barang tentu menjadi hal yang spesial.

Soal mentalitas Spurs, tim ini hanya ada dalam bayang-bayang tim besar. Mereka pernah menjadi runner up Premier League di musim 2016/17, menjadi runner up Liga Champions dua musim berselang dan menjadi runner up Piala Liga di musim 2020/21. Paling gress, ia juga hanya mampu menghantarkan Inggris melaju ke final Euro 2020 dan tim tiga singa hanya menjadi finalis di ajang tersebut.

Kane dan Spurs Harusnya Sudah Selesai

Harry Kance, Antonio Conte, Foto: dok goal

Sejatinya, sejak musim 2020/21 dan 2021/22, kane sempat memiliki asa untuk hengkang. Musim 2020/21, Manchester United membidiknya sebagai penyerang guna menjaga kedalaman skuat. Namun asa tersebut ditolak. Musim kemarin, Kane sempat diincar Manchester City guna menjadi suksesor Sergio Aguero.  Dana 100 juta paun siap dikucurkan guna merealisasikan transfer.

Namun bos Spurs Daniel Levy tak bergeming. Ia meminta 150 juta paun bagi siapapun yang ingin mendatangkan Kane. City pun mundur dari perburuan dan Kane bertahan. Yang terjadi di akhir musim, City keluar sebagai juara dan Spurs, seperti biasa, hanya meramaikan slot di Liga Champions.

Penyerang asal Inggris itu menolak asa untuk menjadi sukses seperti mantan rekan setimnya, Kyle Walker. Sejak gabung City pada 2017, Walker pernah mendulang empat gelar Premier League plus berbagai gelar domestik lain. Tak hanya itu, secara performa, ia menunjukan perkembangan yang pesat. Semua catatan Walker unggul jauh dari yang didapatkan Kane bersama Spurs.

Jelang musim 2022/23, Spurs yang mampu finish di zona Liga Champions masih diarsiteki Antonio Conte. Pelatih asal Italia langsung meminta berbagai transfer request penting. Spurs mendatangkan Djed Spance, Ivan Perisic hingga Richarlison dalam skuat. Di atas kertas, mereka jauh lebih kuat dari musim lalu. Asa untuk berprestasi musim depan pun amat terbuka. Meski komposisi skuat sudah terbilang lengkap, dengan Kane-Son-Richarlison di lini depan, godaan kepadanya untuk hengkang masih ada. Bayern Munich yang baru saja kehilangan Robert Lewandowski mengincarnya guna mengisi pos di lini depan.


Baca Juga:


Namun dengan proyek yang dicanangkan Conte bersama Spurs, kemungkinan Kane bertahan terbilang besar. Andai Spurs kembali gagal, mantan kiper mereka, Paul Robinson yang belakangan aktif sebagai pundit menilai asa Kane hengkang ke tim yang bisa memberinya gelar juara amat terbuka.

“Saya kira, godaan Bayern adalah janji jaminan trofi. Dia [Kane] mungkin akan menjuarai Liga Jerman dan punya peluang juara di Liga Champions,” ujar Robinson di Football Insider.

“Menurut saya, Harry akan bertahan untuk satu atau dua musim lagi. Sepertinya sekarang dia merasa lebih aman daripada 12 bulan lalu. Andai musim ini tidak berjalan baik dan Andai Conte pergi musim depan, situasinya bisa berubah dengan cepat. Masa depan Kane akan kembali dipertanyakan,” imbuhnya.

Bersama Spurs, Total ia sudah mendulang 385 laga di lintas kompetisi dan mengepak 247 gol dan 59 assist bersama Spurs. Ia hanya mendulang berbagai gelar personal seperti tiga top skor Premier League, top skor Piala Dunia 2018 (6 gol), top skor kualifikasi Euro 2020 (12 gol), dan kualigikasi Europa League (5 gol)

Akan disayangkan jika Kane memilih terus bertahan di Spurs tanpa mendapatkan apapun. Secara usia ia hampir berkepala tiga dan produktivitasnya mungkin bakal menurun dalam beberapa tahun ke depan. Kane nampaknya harus banyak belajar dari para pemain Tottenham yang menuai sukses di tim lain macam Walker, Dimitar Berbatov, Gareth Bale, Luka Modric hingga Michael Carrick. Nama-nama tersebut sukses mendulang prestasi besar pasca angkat kaki dari “tim yang salah”

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version