Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Roda-Roda Kehidupan Cristiano Ronaldo

Obrolan Vigo: Roda-Roda Kehidupan Cristiano Ronaldo

Vivagoal Berita Bola – Cristiano Ronaldo sudah memutuskan berlabuh ke Al Nassr pasca kontraknya diputus Manchester United pasca wawancara dengan Piers Morgan. Ia seakan membuktikan diri jika roda kehidupan memang berputar. Namun putaran justru menuju ke arah terbaik.

Sebagai pesepakbola, Ronaldo sudah mengalami serangkaian perjalanan menarik. Mulai dari wonderkid di Sporting CP. Bertransformasi menjadi pemain potensial dan bintang besar di Manchester United, mengepak perjalanan karir fantastis bersama Real Madrid. Betualang sejenak ke Utara Eropa dengan berlabuh ke Juventus.

Dari rentetan perjalanan tersebut kisah sukses ia sematkan bersama berbagai klub. Bahkan, namanya terpatri sebagai pemenang lima Liga Champions bersama United dan Real Madrid. Rentetan rekor individu, 5 Ballon d’Or pun pernah direngkuh dalam periode emasnya.

Tak hanya itu, ia juga sempat berjasa bagi negaranya dengan hantarkan Portugal memenangi Euro 2016 dan Nations League 2019. Prestasi tersebut menurutnya adalah hal yang luar biasa dan pencapaian tersebut tak bisa disamakan dengan prestasi yang direngkuh negara lain.


Baca Juga:


“Pencapaian untuk menang bagi Portugal tidak sama dengan Argentina atau Brasil atau bahkan Jerman,” ucapnya seperti diwartakan Fox Sport.  “Ini sangat, sangat lebih sulit,” ujar pria pemilik 5 gelar Ballon d’Or tersebut menambahkan.

Sebagai pesepakbola, pencapaiannya kian sempurna meski Piala Dunia masih belum bisa dibawa ke Semenanjung Iberia. Namun hal tersebut bukan masalah. Toh Eric Cantona, Gabriel Batistuta, Dennis Bergkamp hingga Paolo MaldinI tetap melegenda meski tanpa capaian tersebut. CR7 layak masuk dalam kriteria yang sama dan berbagi ruang dengan mereka.

Satu-satunya hal minor yang mungkin dilakukan adalah kembali ke Manchester United di tahun 2021. Ronaldo hampir memenangkan semua gelar bersama Setan Merah pada periode pertamanya dalam rentang 2003-2009 lalu. Nostalgia jelas bukan sebuah solusi menarik dan layak untuk dikumandangkan kembali.

Pada musim perdananya, ia masih sempat membantu tim dengan bukukan 24 gol dan tiga assist dari 38 laga yang dimainkan di lintas kompetisi. Sosok asal Portugal seakan membuktikan diri belum benar-benar habis. Namun sayangnya, kepiawaian Ronaldo seorang tak dibarengi dengan performa klub.

United harus memecat Ole Gunnar Solskjaer dan mengganti dengan Ralf Rangnick. Tim memiliki gaya bermain yang nyaris berbeda dalam semusim. Pada akhirnya, Setan Merah hanya mampu finish di peringkat enam dan gagal mentas di Liga Champions. Hal tersebut jelas merupakan tamparan baik bagi Ronaldo maupun United.

Main di Liga malam Jumat, sementara Lionel Messi ada di Liga Champions adalah sebuah kemunduran. Oleh karenanya, guna kembalikan reputasi,  ia mulai tawarkan diri ke berbagai tim Eropa yang main di Liga Champions. Berbagai tim, termasuk Atletico Madrid dan Borussia Dortmund. Hasilnya? Tak ada yang mau merekrut, Ronaldo bertahan.

Persimpangan dan Langkah Gemilang

Cristiano Ronaldo, Foto: dok Goal

Batalnya kepindahan Ronaldo plus akumulasi sikap indisipliner yang dilakukannya pada sesi pra-musim, meski kematian anak kandungnya bisa menjadi solusi membuat karir Ronaldo berujung nestapa. Terlebih, Erik ten Hag sang manajer bukanlah sosok yang pantang berkompromi.

Dalam dua laga awal Premier League musim 2022/23, Ronaldo sempat bermain. Setelahnya, ia ada di bangku cadangan. Pemenang lima Liga Champions dan lima Ballon d’Or ada di bangku cadangan bersama beberapa pemain muda adalah hal yang tak bisa dibayangkan. Namun kenyataan kadang tak selalu berbanding terbalik dengan harapan. CR7 benar-benar ada di sana.

Setelahnya ia hanya menjadi cameo di United. Mentas sebagai pengganti, kembali berulah dengan meninggalkan pertandingan serta rentetan hal menyebalkan lain hadir dari Ronaldo. Bahkan puncaknya, wawancara dengan Piers Morgan menjadi bensin yang menyulut siapapun di United.

Bersama selebriti Inggris itu, Ronaldo mengeluarkan unek-unek layaknya berada di Rumah Uya. Bedanya, ia bercerita dalam keadaan sadar soal berbagai hal seperti klub yang tak menghargai dirinya. Konflik dengan Erik ten Hag dan Rangnick, fasilitas latihan yang buruk hingga Wayne Rooney.

Sialnya, wawancara dilakukan tanpa persetujuan klub. Hal tersebut jelas mencoreng citra United. Seberapa busuknya prestasi maupun performa mereka dalam beberapa tahun terakhir, suka tak suka, Manchester United sudah tak lagi menjadi klub sepakbola biasa. Mereka sudah bertransformasi menjadi merek dagang terbaik di dunia.Pernyataan minor, terlebih datang dari Ronaldo seakan meninggalkan coreng pekat di wajah klub.


Baca Juga:


Alhasil, kala Piala Dunia 2022 dimainkan, Ronaldo diputus kontraknya oleh United meski masa baktinya baru akan rampung pada Juni 2023. Ia mentas di Piala Dunia dengan status tanpa klub. Sialnya, performa Ronaldo sudah benar-benar biasa saja. Ia kembali normal di ajang empat tahunan tersebut. Satu gol melalui titik penalti dari lima laga yang dimainkan seakan menjadi bukti sahih si megabintang mendekati akhir.

Sisa-sisa kejayaan hampir tak terlihat bersama Selecao das Quinas meski bola kerap didistribusikan kepadanya di lini depan. Ia hanya mapu mencetak satu gol melalui titik putih meski dirinya sempat mentas pada lima pertandingan. Puncaknya, Portugal terdepak di fase perempat final. Ronaldo menangis di sana, Messi pada akhirnya bahagia karena membawa Argentina juara.

Pasca Piala Dunia, masih belum ada tim Eropa yang mau menampung Ronaldo meski dirinya bisa didatangkan secara gratis. Kehadiran Ronaldo diprediksi bakal merusak skema tim dan ia bisa menjadi pisau bermata dua di ruang ganti lantaran hal-hal kontroversial yang ia utarakan dalam berbagai kesempatan.

Lantaran tak ada tim yang tertarik, Ronaldo pun memutuskan terbang ke Arab Saudi guna bergabung dengan Al-Nassr. Ia seakan membuktikan ucapannya beberapa waktu lalu untuk melakkukan pensiun secara terhormat dengan tak bermain di kompetisi MLS, Qatar maupun Uni Emirat Arab.

“Bukan berarti bermain di liga Amerika Serikat, Qatar, atau Dubai buruk. Hanya saja saya tak melihat diri saya bermain di sana,” kata Ronaldo seperti dikutip dari The Guardian pada 2015 lalu. Ronaldo membuktikan ucapannya dengan tak mentas di salah satu negara tersebut melainkan pergi langsung ke Arab Saudi.

Jika dibandingkan Uni Emirat Arab maupun Qatar, Arab Saudi merupakan Old Money di jazirah Arab. Mereka merupakan negara yang terkenal kaya sejak dulu karena sumber daya minyak mereka sudah lama dikurasi sebelum hasil bumi di negara-negara tersebut ditemukan. Membayar Ronaldo, seberapapun mahalnya gaji sang mega bintang sudah barang tentu bukan perkara sulit. Di usia yang sudah mencapai 37 tahun, Ronado mendapatkan bayaran 200 juta Euro per musim. Angka tersebut termasuk nilai kerjasama yang ditekennya bersama klub.

Ronaldo yang sudah mencapai segalanya di dunia sepakbola nampak tak perlu membuktikan apapun lagi. Mendapatkan bayaran fantastis di usia tua jelas merupakan privilase yang mungkin tak bisa dimiliki berbagai pemain lain. Tak hanya gaji, ia juga mendapatkan berbagai fasilitas yang wah seperti mobil mewah bahkan istana untuknya bermukim kelak.

Tak berhenti sampai di situ, laporan dari Marca mengklaim jika ia juga memiliki keuntungan lain dalam kontraknya. Ronaldo bisa dipinjamkan ke Newcastle United andai the Magpies lolos ke Liga Champions musim depan. Hal tersebut bisa terealisasi lantaran Al-Nassr saat ini masih menjadi milik Public Invesment Fund yang memiliki mayoritas saham di Newcastle. Menggiurkan bukan?

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

 

Exit mobile version