Site icon Vivagoal.com

Giovanni Trapattoni: Satu dari Lima Pelatih Super di Dunia Sepakbola!

Giovanni Trappatoni: Satu dari Lima Pelatih Super di Dunia Sepakbola!

Vivagoal Berita Bola – Jika menyebut sosok pelatih hebat, maka nama-nama macam Pep Guardiola, Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, hingga Jurgen Klopp bakal menyeruak ke permukaan. Namun, jika membicarakan pelatih dengan kategori super, nama yang tersemat di atas tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Giovanni Trapattoni.

Il Trap, begitu ia biasa disapa sukses mendulang kejayaan bersama beberapa klub yang ditanganinya sebagai pelatih. Berbagai raihan gelar domestik maupun internasional bersama beberapa klub di negara yang berbeda. Di kancah Italia, nama Trap tak perlu diragukan lagi. Ia sukses bersama Juventus dan Inter. Selain itu, ia juga mampu mendulang hal yang sama bersama beberapa klub yang diasuhnya di berbagai negara. Hal tersebut merupakan sesuatu yang bisa diraih oleh pelatih manapun di seluruh dunia.

Sebelum memulai karir sebagai pelatih, Trap lebih dulu menjejal karir bersama AC Milan. Boleh dibilang, bersama tim asal Kota Mode, sederet prestasi sukses diraihnya, termasuk gelar Liga Champions dan berbagai gelar berskala lokal.


Baca Juga: 


Sebagai pemain, Trap biasa beroperasi di pos tengah. Hal itulah yang secara tak langsung membuatnya sukses sebagai pelatih karena paham cara membangun transisi tim dari bertahan hingga menyerang. Biasanya, pelatih yang baik memang hadir dari pemain yang berposisi sebagai pemain tengah. Tak percaya? Lihat saja sederet prestasi yang ditorehkan Carlo Ancelotti, Pep Guardiola, hingga yang termahsyur, Zinedine Zidane.

Pasca gantung sepatu sebagai pemain, Trap langsung menjejal karir sebagai pelatih. AC Milan menjadi destinasi utamanya sebagai juru taktik. Namun kesuksesan sebagai pemain tak bisa diulanginya kala berkiprah sebagai pelatih. Meski dibilang gagal, Juventus nyatanya tertarik untuk membawa Trap ke kota Turin guna melatih si Nyonya Tua.

Titik Kejayaan Sebagai Pelatih

1 Juli 1976 merupakan hari bersejarah untuk Trap, ia resmi melatih Juventus. Rentetan gelar langsung ditorehkannya dalam 10 tahun masa baktinya, ia sukses mendulang berbagai gelar baik di kancah domestik ataupun Internasional. Enam Scudetto, sepasang Coppa Italia, Piala Intercontinental, Liga Champions, Europa League, Piala Winners dan Piala Super Eropa sukses diraihnya bersmaa Si Nyonya Tua. Filosofi permainannya pun berjalan sempurna dan ia memiliki quote yang mampu dipampang kapan saja. “Sepakbola adalah proses, bukan sebuah puisi,” dinukil dari footballwhispers.

Berbagai gelar Internasional yang diraih Trap membuatnya mampu menyamai torehan pelatih legendaris Jerman, Udo Lattek yang mamu mendulang tiga gelar bergensi di Eropa. Namun setelah satu dekade, Trap memutuskan untuk menyeberang ke Inter Milan di musim 1987. Di Inter, ia tak banyak memberikan Piala. Namun namanya tetap harum untuk sebagian besar fans I Biscone. Dalam lima musim karir kepelatihannya, ia sukses mendulang Scudetto, Supercoppa Italia dan Piala UEFA. Tiga gelar tersebut menambah pekat koleksi trofi pelatih berambut perak itu.

Pasca membesut Inter, Trap hengkang ke Jerman untuk membesut Bayern Munchen dalam dua periode. Dalam kurun waktu tersebut, Trap sukses menghasilkan gelar DFB-Pokal, Bundesliga dan German Super Cup. Selang melatih Bayern secaa mengejutkan, ia menerima pinangan untuk melatih Cagliari. Keputusan tersebut harus dibayar mahal lantaran Trap harus mengalami pemecatan untuk kali pertama sepanjang kepelatihannya di era 70-an.


Baca Juga: 


Fiorentina menjadi destinasi selanjutnya di tahun 1998. Saat itu, ia memiliki dua bintang dalam tubuh La Viola yakni Gabriel Batistuta dan Manuel Rui Costa. Keduanya bahu membahu membawa Fiorentina merusak tatanan empat besar. Di akhir musim, tim kebanggaan Masyarakat Firenze sukses finish di posisi ketiga dan lolos ke ajang kualifikasi Liga Champions.

Berlaga di kompetisi Eropa, Fiorentina sukses menaklukan dua lawan tangguh yakni Arsenal dan Manchester United. Namun kesuksesan tersebut berbanding terbalik di liga. Di musim 1999/00, Fiorentina tercecer di posisi ketujuh. Di akhir musim, Trap pun meninggalkan Fiorentina guna mendapatkan tantangan yang lebih besar, melatih Timnas Italia.

Melanglang Buana dan Menjadi Pelatih Super

Pasca resignya Dino Zoff setelah Euro 2020, Trap mulai mengambil alih posisi pelatih kepala TImnas. Ia tampil apik di sepanjang babak kualifikasi untuk berlaga di Piala Dunia 2002. Azzurri dibuatnya melaju mulus tanpa kekalahan. Italia, yang saat itu memiliki materi pemain yang merata hampir di semua lini digadang menjadi kandidat kuat calon juara.

Namun perjuangan mereka terhenti di fase 16 besar kala bersua Korea Selatan. Dalam laga kontroversial yang dipimpin wasit asal Ekuador, Byron Moreno, Azzurri harus mengubur mimpi melangkah lebih jauh karena laga sudah diatur sedemikian rupa agar Korea Selatan memenangi laga.

Dua musim berselang, Trap masih melatih Italia di Euro 2004. Namun dalam gelaran bergengsi di Eropa itu, Italia yang hanya mengemas sepasang hasil imbang dan satu kali menang harus tersingkir di fase grup karena selisih gol. Setelahnya, Trap menundurkan diri dan digantikan oleh Marcello Lippi yang sukses membawa Italia Juara di Piala Dunia 2006.


Baca Juga:


Pasca menukangi Italia, Trapattoni pun menukangi beberapa tim lain macam Benfoca, Stuttgart, RB Salzburg hingga Timnas Irlandia. Di Portugal dan Austria, Trap sukses mendulang gelar juara Liga sehingga namanya masuk ke dalam daftar pelatih yang sukses mendulang gelar di empat negara berbeda bersama Carlo Ancelotti, Ernst Happel, Tomislav Ivic, dan Jose Mourinho!

Bahkan di tahun 2013 silam, ESPN menobatkan Trap sebagai pelatih kedua belas terbaik sepanjang masa. Raihan tersebut membuatnya mengalahkan berbagai nama beken macam Fabio Capello, Ernst Happel, Udo Lattek Marcello Lippi hingga Jock Stein.

Tanti auguri, Trap.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

 

Exit mobile version