Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Pelatih Paling Berpengaruh di Dunia Sepakbola

5 Fakta Pelatih Paling Berpengaruh di Dunia Sepakbola

Vivagoal Berita Bola Saat ini, banyak pelatih sepakbola yang hebat di dunia. Namun sedikit di antara mereka yang mampu memberikan pengaruh besar di dunia sepakbola lantaran prestasi maupun peninggalan berupa warisan taktikal yang masih dilakukan.

Berbagai pelatih memiliki sederet prestasi yang terbilang fenomenal. Pep Guardiola pernah hantarkan Barcelona memenangi enam gelar dalam satu musim pada 2008/09. Hal serupa juga pernah ditorehkan Hansi Flick bersama Bayern Munich pada 2019/20 lalu.

Untuk ajang Liga Champions, Carlo Ancelotti menobatkan diri sebagai juru taktik tersukses di kompetisi Eropa. Don Carletto sukses memenangi empat gelar bersama AC Milan dan Real Madrid. Sementara dari ajang Amerika Selatan, pelatih kenaman asal Argentina, Carlos Bianchi pernah memenangi empat gelar Copa Libertadores bersama Velez Sarsfield dan Boca Juniors.

Tak hanya itu, beberapa pelatih juga pernah memenangi gelar Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih. Mario Zagallo (Brazil) Franz Beckenbauer (Jerman), hingga Didier Deschamps (Prancis). Ketiganya mampu mengulangi prestasi paling manis itu dalam dua profesi yang berbeda.


Baca Juga:


Namun untuk pelatih yang meninggalkan skema permainan yang masih valid sampai saat ini, bibit akademi terbaik hingga torehan gelar yang prestis, lamanya waktu melatih dan berbagai aspek lainnya, hanya ada sedikit nama yang tersemat.

Bahkan, capaian yang mereka koreksi masih belum mampu disamai pelatih manapun di era sepakbola modern yang bergerak lumayan dinamis dan kerap kali berganti pelatih setiap musimnya lantaran tingginya tuntutan prestasi dan berbagai faktor lain. Vivagoal sudah merangkum lima pelatih yang paling berpengaruh di dunia sepakbola. Berikut daftarnya.

  1. Rinus Michels
Sumber: AFC Ajax

Pelatih asal Belanda, Rinus Michels merupakan salah satu manajer terbaik di Belanda. Ia mampu memperagakan sepakbola menyerang yang fantastis dengan Johan Cruyff sebagai penterjemah taktiknya di atas lapangan baik bersama timnas Belanda maupun Ajax Amsterdam.

Ia sempat membantu Ajax memenangi empat gelar Eredivisie, tiga gelar NVB Bekker tiga kali dan satu Liga Champions. Setelahnya, di tahun 1974 mampu menghantarkan Timnas Belanda melaju ke babak final Piala Dunia 1974 sebelum akhirnya dikalahkan oleh Timnas Jerman.

Skema Total Football yang ditinggalkan Michels masih terpatri sampai saat ini dan sukses ditransformasikan dengan baik oleh Johan Cruyff yang setelahnya banyak menginspirasi manajer-manajer lain.

  1. Johan Cruyff
Sumber: FC Barcelona

Sebagai pesepakbola, Cruyff mampu menjadi seorang bintang di lapangan berkat sederet prestasi dan aktraksinya di atas lapangan. Berbagai gelar pernah ia persembahkan bagi Ajax dan Barcelona. bahkan di akhir karir, ia pernah memperkuat Feyenoord Rotterdam.

Cruyff sukses menjadi salah satu pelatih penting dalam dunia sepakbola. Ia mampu mentransformasikan total football ke arah lain. Ia merupakan sosok yang sempat memperagakan tiki taka dan orang yang menginisiasi berdirinya La Masia guna mengikuti sistem akademi yang diperagakan oleh Ajax Amsterdam.

Sebagai manajer, Cruyff pernah antarkan Barcelona memenangi berbagai gelar prestis bersama Barca macam empat LaLiga, satu Liga Champions dan sederet gelar lain. Catatan tersebut mungkin kalah dari pelatih lain namun warisan yang ditinggalkannya untuk Blaugrana masih terasa sampai hari ini.

Banyak jebolan terbaik La Masia yang hadir dan menjadi pesepakbola maupun manajer yang sukses sampai hari ini Pep Guardiola, Luis Enrique, Lionel Messi, Andres Iniesta hingga Xavi Hernandez menjadi bukti fenomenalnya akademi La Masia.


Baca Juga:


  1. Sir Alex Ferguson
Sumber: Republika

Tidak ada manajer yang bisa menandingi kesuksesan Sir Alex Ferguson sebagai pelatih Manchester United. Di awal kepelatihanya, ia mampu membawa Aberdeen mendepak duopoli Old Firm Glasgow Rangers dan Glasgwi Celtic. Ia juga sempat membantu tim memenangi piala Winners pasca mengalahkan Real Madrid di final.

Setelahnya, ia membesut Manchester United pada 1986 lalu hingga 26 tahun ke depan. Bersama United, ia mampu mendulang 38 gelar termasuk 13 Premier League, 5 Piala FA dan dua gelar Liga Champions.

Fergie pernah memberikan kesempatan pada akademi United, Class of 92 yang jebolannya kelak bakal menjadi sosok-sosok berpengaruh dalam dunia si kulit bundar macam David Beckham, Paul Scholes, Neville bersaudara, Nicky Butt hingga Ryan Giggs. Mereka bahkan menjadi poros kala United memenangi treble winners pada 1999 lalu.

Catatan Fergie menjadi manajer terlama yang pernah berkiprah di Premier League mungkin bakal sangat sulit dipecahkan manajer manapun lantaran masifnya pergantian pelatih yang terjadi di kasta teratas sepakbola Inggris setiap tahunnya.

  1. Arsene Wenger
Sumber: Goal

Sebelum menukangi Arsenal, Asene Wenger sempat menimba ilmu manajerial di Jepang. Namanya belum banyak dikenal saat itu. Namun kala datang ke London Utara, ia merubah kebiasaan buruk para pemain yang kerap mabuk-mabukan ke diet ketat

Metode tersebut perlahan namun pasti mulai memberikan dampak kepada Arsenal. Skema permainan dengan “Arsene Way” yakni dengan menekankan penguasaan bola dari kaki ke kaki dan pemain tak boleh kehilangan bola lebih dari lima detik.

Wenger juga memiliki intuisi yang tepat dalam menemukan pemain. Beberapa nama penting macam Thierry Henry, Dennis Bergkamp, Patrick Vieira, Sol Campbell sukses didatangkan. Nama-nama tersebut juga tergabung dalam tim invicible Arsenal kala mendulang Premier League musim 2003/04 silam.

  1. Arrigo Sacchi
Sumber: Liputan 6

Sacchi dianggap sebagai salah sautu pelatih terhebat yang pernah dilahirkan Italia. Kala berbagai tim memperagakan tembok grendel ketat dalam wujud Cattenacio, ia justru menghadirkan sepakbola menyerang bersama Milan.

Sacchi merupakan orang yang bertanggung jawab atas kesuksesan Scudetto awal Milan di akhir 80an dan sepasang gelar Liga Champions beruntun di 1989 dan 1990. Ia juga mendatangkan trio belanda dalam diri Marco van Basten, Ruud Gullit dan Frank Rijkaard. Ia juga mendaratkan Carlo Ancelotti dari AS Roma.

Untuk menggalang pertahanan, Sacchi mempercayakan poros tersebut pada Paolo Maldini dan Franco Baresi. Alih-alih memaksimalkan tiga bek di lini belakang seperti lazimnya tim-tim asal Italia, ia menggunakan empat palang pintu dengan skema pressing tinggi kepada lawan. Hal tersebut sampai hari ini masih diadaptasi dengan baik oleh Jurgen Klopp bersama Liverpool maupun Pep Guardiola di Manchester City.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version